.jpg)
Rabu, 30 Juni 2010
Gerhana Bulan Parsial 26 Juni 2010
Sabtu, 26 juni 2010 hampir di seluruh wilayan Indonesia dapat menyaksikan fenomena alam gerhana bulan parsial atau setengah. Fenomena astronomi ini akan terjadi di beberapa negara yang selintang dengan Indonesia mulai pukul 17.15 WIB sampai dengan puncak gerhana bulan parsial 18.45 WIB.
Berita terbaru terjadinya gerhana bulan parsial 26 Juni 2010 ini pertama kalinya di Indonesia di tahun 2010, karena peristiwa gerhana bulan parsial ini tergolong langka yaitu sekitar 18 tahun sekali, sementara di Indonesia akan terjadi 2 kali yaitu tanggal 26 juni 2010 dan tanggal 21 desember 2010 nanti.
Bagaimana teori terjadinya "gerhana bulan parsial" adalah ketika posisi diantara bulan dan matahari, sinar bulan yang dipantulkan terhalang bumi sehingga bayangan bumi akan menghalangi bulan. Namun karena posisi matahari, bumi, dan bulan tidak benar-benar satu garis, jadi hanya sebagian saja yang tertutup bayangan bumi. Klik link berikut untuk melihat foto gerhana bulan parsial, atau link untuk melihat video gerhana bulan parsial.
Sabtu, 26 juni 2010 hampir di seluruh wilayan Indonesia dapat menyaksikan fenomena alam gerhana bulan parsial atau setengah. Fenomena astronomi ini akan terjadi di beberapa negara yang selintang dengan Indonesia mulai pukul 17.15 WIB sampai dengan puncak gerhana bulan parsial 18.45 WIB.
Berita terbaru terjadinya gerhana bulan parsial 26 Juni 2010 ini pertama kalinya di Indonesia di tahun 2010, karena peristiwa gerhana bulan parsial ini tergolong langka yaitu sekitar 18 tahun sekali, sementara di Indonesia akan terjadi 2 kali yaitu tanggal 26 juni 2010 dan tanggal 21 desember 2010 nanti.
Bagaimana teori terjadinya "gerhana bulan parsial" adalah ketika posisi diantara bulan dan matahari, sinar bulan yang dipantulkan terhalang bumi sehingga bayangan bumi akan menghalangi bulan. Namun karena posisi matahari, bumi, dan bulan tidak benar-benar satu garis, jadi hanya sebagian saja yang tertutup bayangan bumi. Klik link berikut untuk melihat foto gerhana bulan parsial, atau link untuk melihat video gerhana bulan parsial.
KEBERADAAN ALLAH
Keberadaan Allah
Al-Qur`an menginformasikan kepada kita tentang kebenaran sifat-sifat Allah,
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur, Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” (al-Baqarah: 255)
“Allahlah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (ath-Thalaaq: 12)
Akan tetapi, banyak orang yang tidak menerima keberadaan Allah swt. seperti yang telah dijelaskan dalam ayat-ayat tersebut. Mereka tidak memahami kekuasaan dan kebesaran-Nya yang abadi. Mereka memercayai kebohongan bahwa merekalah yang mengatur diri mereka sendiri dan berpikir bahwa Allah berada di suatu tempat yang jauh di alam semesta dan jarang mencampuri “perkara keduniaan”. Pemahaman terbatas orang-orang ini disebutkan dalam Al-Qur`an, “Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya, Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahakuasa.” (al-Hajj: 74)
Memahami kekuasaan Allah swt. dengan baik merupakan ikatan awal dalam rantai keimanan. Sesungguhnya, seorang mukmin akan meninggalkan pandangan masyarakat yang menyimpang tentang kekuasaan Allah swt. dan menolak keyakinan sesat dengan mengatakan, “Dan bahwasanya Orang yang kurang akal dari kami dahulu selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah.” (al-Jin: 4)
Kaum muslimin memercayai Allah swt. sesuai dengan penjelasan Al-Qur`an. Mereka melihat tanda-tanda keberadaan Allah pada dunia nyata dan alam gaib, kemudian mulai memercayai keagungan seni dan kekuasaan Allah.
Akan tetapi, jika umat berpaling dari Allah serta gagal bertafakur kepada Allah dan ciptaan-Nya, mereka akan mudah terpengaruh oleh keyakinan-keyakinan yang menyesatkan pada saat ditimpa kesusahan. Allah menyebutnya sebagai bahaya yang potensial, dalam surah Ali Imran: 154, mengenai umat yang menyerah dalam berperang, “... sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah....”
Seorang muslim seharusnya tidak melakukan kesalahan seperti itu. Karena itu, dia harus membebaskan hatinya dari segala sesuatu yang dapat memunculkan sangkaan jahiliah dan menerima keimanan yang nyata dengan segenap jiwa sebagaimana penjelasan dalam Al-Qur`a
Al-Qur`an menginformasikan kepada kita tentang kebenaran sifat-sifat Allah,
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur, Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” (al-Baqarah: 255)
“Allahlah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (ath-Thalaaq: 12)
Akan tetapi, banyak orang yang tidak menerima keberadaan Allah swt. seperti yang telah dijelaskan dalam ayat-ayat tersebut. Mereka tidak memahami kekuasaan dan kebesaran-Nya yang abadi. Mereka memercayai kebohongan bahwa merekalah yang mengatur diri mereka sendiri dan berpikir bahwa Allah berada di suatu tempat yang jauh di alam semesta dan jarang mencampuri “perkara keduniaan”. Pemahaman terbatas orang-orang ini disebutkan dalam Al-Qur`an, “Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya, Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahakuasa.” (al-Hajj: 74)
Memahami kekuasaan Allah swt. dengan baik merupakan ikatan awal dalam rantai keimanan. Sesungguhnya, seorang mukmin akan meninggalkan pandangan masyarakat yang menyimpang tentang kekuasaan Allah swt. dan menolak keyakinan sesat dengan mengatakan, “Dan bahwasanya Orang yang kurang akal dari kami dahulu selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah.” (al-Jin: 4)
Kaum muslimin memercayai Allah swt. sesuai dengan penjelasan Al-Qur`an. Mereka melihat tanda-tanda keberadaan Allah pada dunia nyata dan alam gaib, kemudian mulai memercayai keagungan seni dan kekuasaan Allah.
Akan tetapi, jika umat berpaling dari Allah serta gagal bertafakur kepada Allah dan ciptaan-Nya, mereka akan mudah terpengaruh oleh keyakinan-keyakinan yang menyesatkan pada saat ditimpa kesusahan. Allah menyebutnya sebagai bahaya yang potensial, dalam surah Ali Imran: 154, mengenai umat yang menyerah dalam berperang, “... sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah....”
Seorang muslim seharusnya tidak melakukan kesalahan seperti itu. Karena itu, dia harus membebaskan hatinya dari segala sesuatu yang dapat memunculkan sangkaan jahiliah dan menerima keimanan yang nyata dengan segenap jiwa sebagaimana penjelasan dalam Al-Qur`a
KEMATIAN ITU DEKAT
Kematian Itu Dekat
Pada dasarnya, kaum yang mementingkan duniawi adalah bodoh, ceroboh, dan dangkal pikirannya. Hidup mereka tidak berdasarkan logika, tetapi mereka hidup dengan kesesatan dan keyakinan yang salah serta mengikuti sangkaan yang berakhir dengan kekeliruan. Salah satu kekeliruan ini adalah keyakinan mereka tentang kematian. Mereka percaya bahwa kematian adalah sesuatu yang tidak perlu dipikirkan.
Sebenarnya, yang mereka lakukan adalah lari dari kenyataan dengan cara mengabaikan kematian. Tanpa memikirkannya, mereka percaya bahwa mereka dapat menghindari peristiwa itu. Akan tetapi, hal ini seperti burung unta yang menenggelamkan kepalanya ke dalam pasir untuk mengindari bahaya. Mengabaikan bahaya tidak membuat bahaya itu hilang. Sebaliknya, orang tersebut berisiko menghadapi bahaya dengan tanpa memiliki persiapan. Akibatnya, ia akan menerima kejutan yang lebih besar lagi. Tidak seperti halnya orang beriman yang mentafakuri kematian dan menyiapkan dirinya terhadap kenyataan yang sangat penting ini, kebenaran yang akan dialami semua manusia yang hidup. Allah memperingatkan orang kafir dalam ayat-Nya,
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya, kematian yang kamu lari darinya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.’” (al-Jumu’ah: 8)
Kematian bukanlah “bencana” yang harus dilupakan, melainkan pelajaran penting yang mengajarkan kepada manusia arti hidup yang sebenarnya. Dengan demikian, kematian seharusnya menjadi bahan pemikiran yang mendalam. Seorang muslim akan benar-benar merenungi kenyataan penting ini dengan kesungguhan dan kearifan. Mengapa semua manusia hidup pada masa tertentu dan kemudian mati? Semua makhluk hidup tidak kekal. Ini menunjukkan bahwa manusia tidak memiliki kekuatan dan tidak mampu menandingi Kekuasaan Allah. Allahlah satu-satunya Pemilik kehidupan; semua makhluk hidup dengan kehendak Allah dan akan mati dengan kehendak-Nya pula, seperti dinyatakan, “Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (ar-Rahmaan: 26-27)
Setiap orang akan mati, namun tak seorang pun dapat memperkirakan di mana dan kapan kematian akan menghampiri. Tidak seorang pun dapat menjamin ia akan hidup pada saat berikutnya. Karena itu, seorang muslim harus bertindak seolah-olah mereka sebentar lagi akan didatangi kematian. Berpikir tentang kematian akan membantu seseorang meningkatkan keikhlasan dan rasa takut kepada Allah, dan mereka akan selalu menyadari akan apa yang sedang menunggunya.
“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (al-Anbiyaa’: 34-35)
Pada dasarnya, kaum yang mementingkan duniawi adalah bodoh, ceroboh, dan dangkal pikirannya. Hidup mereka tidak berdasarkan logika, tetapi mereka hidup dengan kesesatan dan keyakinan yang salah serta mengikuti sangkaan yang berakhir dengan kekeliruan. Salah satu kekeliruan ini adalah keyakinan mereka tentang kematian. Mereka percaya bahwa kematian adalah sesuatu yang tidak perlu dipikirkan.
Sebenarnya, yang mereka lakukan adalah lari dari kenyataan dengan cara mengabaikan kematian. Tanpa memikirkannya, mereka percaya bahwa mereka dapat menghindari peristiwa itu. Akan tetapi, hal ini seperti burung unta yang menenggelamkan kepalanya ke dalam pasir untuk mengindari bahaya. Mengabaikan bahaya tidak membuat bahaya itu hilang. Sebaliknya, orang tersebut berisiko menghadapi bahaya dengan tanpa memiliki persiapan. Akibatnya, ia akan menerima kejutan yang lebih besar lagi. Tidak seperti halnya orang beriman yang mentafakuri kematian dan menyiapkan dirinya terhadap kenyataan yang sangat penting ini, kebenaran yang akan dialami semua manusia yang hidup. Allah memperingatkan orang kafir dalam ayat-Nya,
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya, kematian yang kamu lari darinya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.’” (al-Jumu’ah: 8)
Kematian bukanlah “bencana” yang harus dilupakan, melainkan pelajaran penting yang mengajarkan kepada manusia arti hidup yang sebenarnya. Dengan demikian, kematian seharusnya menjadi bahan pemikiran yang mendalam. Seorang muslim akan benar-benar merenungi kenyataan penting ini dengan kesungguhan dan kearifan. Mengapa semua manusia hidup pada masa tertentu dan kemudian mati? Semua makhluk hidup tidak kekal. Ini menunjukkan bahwa manusia tidak memiliki kekuatan dan tidak mampu menandingi Kekuasaan Allah. Allahlah satu-satunya Pemilik kehidupan; semua makhluk hidup dengan kehendak Allah dan akan mati dengan kehendak-Nya pula, seperti dinyatakan, “Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (ar-Rahmaan: 26-27)
Setiap orang akan mati, namun tak seorang pun dapat memperkirakan di mana dan kapan kematian akan menghampiri. Tidak seorang pun dapat menjamin ia akan hidup pada saat berikutnya. Karena itu, seorang muslim harus bertindak seolah-olah mereka sebentar lagi akan didatangi kematian. Berpikir tentang kematian akan membantu seseorang meningkatkan keikhlasan dan rasa takut kepada Allah, dan mereka akan selalu menyadari akan apa yang sedang menunggunya.
“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (al-Anbiyaa’: 34-35)
wudlu
WUDHU
Wudhu adalah thaharah yang wajib dari hadats kecil, seperti buang air kecil, buang air besar, keluar angin dari dubur ( kentut ), dan tidur nyenyak, serta memakan daging onta.
Tata cara berwudhu :
1. Niat wudhu di dalam hati, tanpa diucapkan, karena Nabi tidak pernah melafadhkan niat dengan lisan dalam berwudhu, shalat, dan ibadah apapun. Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati tanpa pemberitaan kita.
2. membaca “ Basmallah”.
3. membasuh kedua telapak tangan ( 3x).
4. berkumur serta menghirup air ke hidung ( 3x).
5. membasuh seluruh muka ( sampai batasan muka dengan telinga) dan dari tempat pertumbuhan rambut kepala sampai jenggot bagian bawah ( 3x ).
6. membasuh kedua tangan, dari ujung jari sampai siku-siku. Di awali dengan tangan kanan, kemudian tangan kiri ( 3x ).
7. mengusap kepala, yaitu dengan membasahi tangan kemudian menjalankannya dari kepala bagian depan sampai bagian belakang, kemudian mengembalikannya ( mengembalikan tangan tersebut dari belakang sampai ke depan lagi ). (1x ).
8. mengusap kedua telinga dengan memasukkan jari telunjuk dalam lubang telinga, dan mengusap bagian luar ( belakang ) dengan jempol ( 1x ).
9. membasuh kedua kaki, yaitu dari ujung jari sampai mata kaki, di awali kaki kanan, kemudian kaki kiri ( 3x ).
2
MANDI
Mandi adalah thaharah (bersuci ) wajib dari hadats besar, seperti janabat dan haidh.
TATA CARA MANDI :
1. Niat mandi tanpa diucapkan.
2. membaca “ basmalah”.
3. wudhu dengan sempurna.
4. menciduk air untuk kepala, dan bila sudah merata, maka barulah mengguyurkannya ( 3x ).
5. membasuh seluruh badan.
3
TAYAMMUM
Tayammum adalah thaharah (sesuci) yang wajib dengan menggunakan tanah ( debu ) sebagai pengganti wudhu dan mandi bagi orang yang memang tidak memperoleh air atau sedang dalam kondisi berbahaya bila menggunakan air.
TATA CARA TAYAMMUM :
Niat bertayammum sebagai pengganti wudhu atau mandi. Kemudian menepukkan kedua telapak tangan pada tanah atau yang berhubungan dengannya seperti tembok, lalu mengusap wajah dan kedua telapak tangannya.
4
SHALAT
Shalat adalah ibadah yang terdiri dari ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Apabila seseorang hendak melakukan shalat, maka wajib berwudhu terlebih dahulu jika ia berhadats kecil, atau mandi dahulu jika ia berhadats besar, atau bertayammum jika ia tidak memperoleh air atau sedang dalam kondisi tidak diijinkan memakai air. Selain itu ia juga harus terlebih dahulu membersihkan badan, pakaian, dan shalat shalat dari najis.
TATA CARA SHALAT :
1. Menghadap kiblat dengan seluruh badan tanpa berpaling dan menoleh.
2. Niat shalat yang ingin dikerjakan ( di dalam hati, tanpa diucapkan ).
3. Takbiratul Ihram ( Takbir pembukaan) dengan mengucapkan “ Allahu Akbar” dan mengangkat kedua tangan ketika bertakbir.
4. Meletakkan telapak tangan kanan di atas punggung telapak tangan kiri di atas dada.
5. Membaca istiftah, yaitu :
" اللهم باعد بيني وبين خطاياي كما باعدت بين المشرق والمغرب اللهم نقني من خطاياي كما ينقى الثوب الأبيض من الدنس اللهـم اغسلني من خطاياي بالماء والثلج والبرد "
Artinya : “ Ya Allah, jauhkanlah aku dari segala dosa-dosaku, sebagaimana engkau telah menjauhkan timur dengan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari dosa-dosaku, sebagaimana di bersihkannya kain putih dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari dosa-dosaku dengan air, es, dan salju”.
6. Membaca : أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
7. Membaca basmalah, dan fatihah:
بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين , الرحمن الرحـيم، مالك يوم الدين إياك نعبد وإياك نسـتعين, اهدنا الصراط المستقيم, صراط الذين أنعمت عليهم, غير المغضوب عليهم ولا الضالين
Artinya : “ dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Robb semesta alam. Maha pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasahi hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. ( yaitu ) jalan orang-orang yang telah Engkau anugrahi nikmat kepada mereka; bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan ( pula ) jalan mereka yang sesat.” ( Al Fatihah : 1-7)
Kemudian mengucapkan “ Aamiin “, yang artinya: “ Ya Allah, kabulkanlah.”
8. membaca salah satu surat dari Al Qur’an ( yang biasa dibaca dan dihapal ), dan panjangkanlah bacaan surat dalam sholat subuh.
9. Ruku, yakni menundukkan punggung karena mengagungkan Allah ; membaca takbir ketika ruku, dan mengangkat kedua tangan setinggi pundak. Di sunnatkan menundukkan punggung serta menjadikan kepala lurus / sejajar dengan punggung, serta meletakkan kedua tangan di atas lutut dengan merenggangkan jari-jari.
10. ketika ruku mengucapkan :
سبحان ربي العظيم
Artinya : “ Mahasuci Robbku yang Mahaagung.” (3x )
Lebih baik kalau mau menambah dengan ucapan :
سبحانك اللهم وبحمدك اللهم اغفرلي
Artinya : “ Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji Engkau, ampunilah aku.”
11. Mengangkat kepala dari ruku’, seraya mengucapkan :
سمع الله لمن حمده
Artinya : “ Allah mendengar orang yang memuji-Nya.”Lalu mengangkat kedua tangan setinggi pundak.
Makmum tidak mengucapkan : ( سمع الله لمن حمده )
Tetapi mengucapkan : ربنا ولك الحمد ))
12. Setelah mengangkat kepala, mengucapkan :
ربنا ولك الحمد ملء السموات وملء الأرض وملء ما شئت من شيء بعد
Artinya : “ Ya Robb kami, bagi-Mu pujian dengan sepenuh langit, sepenuh bumi, dan sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki.”
13. Sujud yang pertama dengan khusyu, serta mengucapkan “ Allahu Akbar” dan bersujud di atas anggota sujud yang tujuh, yaitu kening bersama hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan jari-jari kedua kaki. Renggangkan kedua tangan dari lambung/perut, dan tidak meletakkan kedua lengan tangan di atas tanah, serta hadapkan jari-jari ke arah kiblat.
14. dalam bersujud mengucapkan : سبحان ربي الأعلى
lebih baik lagi jika menambah bacaan :
سبحانك اللهم ربنا وبحمدك اللهم اغفرلي
Artinya : “ Mahasuci Engkau, ya Allah, Robb kami dan dengan memuji Engkau, ya Allah, ampunilah aku.”
15. Mengangkat kepala dari sujud, seraya mengucapkan : “Allahu Akbar”
16.Duduk di antara dua sujud, di atas telapak kaki yang kiri dan menegakkan telapak kaki yang kanan; meletakkan tangan kanan di atas ujung paha kanan mendekati lutut; menggenggam jari kelingking dan jari manis, serta mengangkat jari telunjuk, lalu menggerak- nggerakkannya ketika berdoa. Ujung jari jempol letakkan dengan jari tengah seperti membentuk lingkaran, dan letakkan tangan kiri dengan jari-jari terbuka di atas ujung paha kiri yang dekat dengan lutut.
17. Dalam duduk antara dua sujud mengucapkan :
رب اغفرلي وارحمني واهدني وارزقني واجبرني وعافني
Artinya : “Ya Robbku, ampunilah aku, limpahkanlah rizki-Mu kepadaku, cukupkanlah kekuranganku, dan sehatkanlah aku.”
18. Kemudian sujud kedua dengan khusyu yang bacaan dan perbuatannya seperti pada waktu sujud pertama, dan bertakbirlah ketika hendak sujud.
19. Berdiri dari sujud kedua, seraya mengucapkan takbir, dan mengerjakan rakaat yang kedua yang bacaan serta perbuatannya seperti yang dilakukan pada rakaat pertama. Hanya saja pada rakaat ini tidak membaca istiftah.
20. Kemudian duduk setelah selesai rakaat kedua, seraya mengucapkam takbir dan duduk persis seperti duduk antara dua sujud.
21. Dalam duduk ini membaca tasyahud, yaitu :
" التحيات لله والصلوات والطيبات, السلام عليك أيها النبي ورحمة الله وبركاته, السلام علينا وعلى عباد الله الصالحين, أشـهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله, اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صـليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حمـيد مجيد, وبارك على محـمد وعلى آل محـمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد, أعوذ بالله من عـذاب جهنم ومن عذاب القبر ومن فتنة المحيا والممات ومن فتنة المسيح الدجال"
Artinya : Segala penghormatan, shalat dan kebaikan milik Allah. Keselamatan dan kesejahteraan semoga tercurahkan kepadamu, wahai Nabi, serta rahmat Allah dan berkah-Nya. Keselamatan dan kesejahteraan semoga tercurahkan kepada kami dan hamba-hamba-Nya yang shalih. Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah, dan bersaksi bahwa Muhammad adlah hamba dan rasul-Nya. Ya Allah berikanlah kerahmatan dan kesejahteraan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi keselamatan dan kesejahteraan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Terpuji dan Maha agung. Berkatilah Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana engkau telah memberkati Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Terpuji lagi Mahaagung. Aku berlindung kepada Allah dari siksa jahannam, siksa kubur, fitnah kehidupan dan kematian, dan fitnah Al Masih Ad Dajjal.”
Kemudian berdoa apa saja yang disukai dari kebaikan dunia dan akhirat.
22. Salam ke kanan dan ke kiri dengan mengucapkan :
السلام عليكم ورحمة الله
23. Apabila shalat itu tiga rakaat atau empat rakaat, maka bacaan tasyahud berhenti sampai batas tahiyat awal, yaitu :
أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
24. Kemudian bangkit dengan mengucapkam takbir, serta mengangkat tangan sampai setinggi pundak.
25. Meneruskan shalat seperti pada rakaat kedua, hanya saja dalam rakaat ketiga ini hanya membaca Al Fatihah.
26. Duduk tawaruk, yakni menegakkan telapak kaki kanan serta mengeluarkan telapak kaki kiri dari pada betis kaki kanan dan mendudukkan pantat di atas tanah serta meletakkan kedua tangan di atas paha, seperti cara meletakkan tangan pada tahiyat awal.
27. Dalam posisi duduk ini membaca tahiyat keseluruhannya.
28. Kemudian salam kekiri dan ke kanan dan mengucapkan
السلام عليكم ورحمة الله
Yang di makruhkan dalam shalat:
1. Menoleh dan melirik kesana-kemari, dan diharamkan mengangkat mata ke atas.
2. Memain-mainkan anggota tubuh dan bergerak tanpa ada keperluan.
3. Membawa sesutu yang dapat menyibukkan , seperti membawa benda yang berat, atau suatu benda yang berwarna- warni yang dapat nenarik perhatian.
4. Bertolak pinggang.
Yang membatalkan shalat:
1. Bicara dengan sengaja, walau hanya sedikit.
2. Memalingkan badan dari kiblat.
3. Keluar angin dari dubur ( kentut ) dan apa saja yang menyebabkan wajibnya wudhu dan mandi.
4. Melakukan banyak gerakan yang terus menerus tanpa ada keperluan.
5. Tertawa , walau hanya sedikit.
6. Menambah ruku, sujud, berdiri, atau duduk dengan sengaja.
7. Mendahului imam dengan sengaja.
Hal-hal yang mengharuskan sujud sahwi dalam shalat;
1. Jika ada kelupaan dalam shalat, misalnya menambah ruku, sujud, berdiri, atau duduk, maka hendaklah ia mengucapkan salam kemudian lakukan sujud sahwi dua kali kemudian salam lagi. Misalnya seseorang melakukam shalat Dhuhur, lalu pada waktu rakaat keempat dia lupa tidak mengakhirinya, melainkan berdiri kembali ( untuk rakaat kelima ) lalu dia ingat atau diingatkan, maka ia harus kembali tanpa takbir, duduk dan membaca tahiyat akhir, salam, kemudian sujud dua kali (sujud sahwi) dan salam lagi. Bila kealpaan menambah rakaat itu diketahuinya setelah selesai shalat, maka segera lakukan sujud sahwi dan salam.
2. jika shalat belum sempurna, ia sudah salam ( karena lupa ) maka setelah ingat atau diingatkan dalam tempo yang singkat, ia wajib menyempurnakan sisa shalatnya, kemudian salam, sujud dua kali dan salam lagi, misalnya, apabila seseorang shalat dhuhur, lalu lupa dan salam pada rekaat yang ketiga, kemudian ingat atau diingatkan, maka dia harus mengerjakan rakaat yang keempat dan salam, kemudian sujud dua kali dan salam lagi. Jika ingatnya setelah tempo yang lama, maka ia harus mengulangi shalat dari awal.
3. Jika meninggalkan tahiyat awal atau kewajiban shalat lainnya karena lupa, maka lakukanlah sujud sahwi sebelum salam, jika ingatnya setelah salam sebelum meninggalkan tempat shalat maka langsunglah ia mengerjakannya. Namun jika kealpaannya itu disadarinya setelah meninggalkan tempat shalat tetapi belum sampai melakukan perbuatan lain, maka ia harus kembali mengulanginya.
Misal, apabila ada seseorang lupa melakukan tahiyat awal,dan ia langsung berdiri untuk melakukan rakaat ketiga hingga sempurna berdiri, maka dia tidak harus mengulanginya (tahiyat awal ) hanya saja ia harus sujud sahwi sebelum salam. Dan apabila pada waktu duduk untuk tahayat kemudian lupa membaca tahiyat itu, tetapi sebelum berdiri ia ingat akan kealpaannya itu maka ia harus membaca tahiyat itu dan menyempurnakan shalat. Demikian juga apabila ia sudah berdiri sebelum duduk untuk tahiyat, lalu ia ingat akan kealpaannya itu sebelum sempurna berdiri, maka ia harus kembali duduk untuk membaca tahiyat dan menyempurnakan shalat. Namun sebagian ulama berpendapat harus dilakukan sujud sahwi, karena berdiri merupakan tambahan dalam shalat. Wallahu a’lam.
4. Apabila dalam shalat ia ragu, apakah di dalam mengerjakan shalat sudah dua rakaat atau tiga rakaat, dan dia sama sekali tidak memiliki keyakinan, maka pilihlah rakaat yang minimal ( dua rakaat ) , kemudian lakukan sujud sahwi sebelum salam.
Misalnya, apabila seseorang shalat Dhuhur, lalu pada rekaat kedua benar-benar ragu, apakah rakaat ini yang kedua atau ketiga. Dalam hal ini dia harus menjadikan rakaat itu sebagai rakaat kedua, selanjutnya ia menyempurnakan shalat dan melakukan sujud sahwi sebelum salam.
5. Apabila seseorang dalam shalatnya ragu, apakah sudah rakaat kedua atau ketiga, tetapi dia memiliki keyakinan kuat pada rakaatnya yang ketiga, maka ia harus bersandar pada keyakinannya itu, dan selanjutnya ia melakukan sujud sahwi dua kali setelah salam, kemudian salam kembali.
Misalnya, apabila seseorang shalat Dhuhur, lalu ragu-ragu pada rakaat yang kedua, apakah rakaat ini yang kedua atau ketiga, tetapi keyakinan hatinya lebih kuat mengatakan bahwa rakaat itu adalah yang ketiga, maka ia harus menjadikannya sebagai sandaran, selanjutnya ia menyempurnakan shalat, dan salam, kemudian sujud sahwi dan salam lagi.
Apabila rugu-ragunya setelah selesai shalat, maka ia tidak boleh menimbang-nimbang keraguannya itu, kecuali apabila dia memang yakin bahwa dia telah lupa. Tapi apabila orang itu memang sering ragu, maka ia tidak boleh menoleh pada keraguannya, karena itu adalah waswas. Wallahu a’lam.
5
THAHARAH BAGI ORANG SAKIT
1. Orang sakit wajib sesuci dengan air, wudhu untuk hadats kecil, dan mandi untuk hadats besar.
2. Apabila dia tidak dapat sesuci dengan air, karena sakit, atau khawatir sakitnya akan bertambah parah dan lama sembuhnya bila terkena air, maka dia boleh bertayammum.
3. Cara bertayammum adalah : menepuk tanah dengan kedua telapak tangan, lalu diusapkan keseluruh wajah, kemudian tangan yang satu mengusap tangan yang lain sampai pergelangan tangan.
4. Apabila orang yang sakit tidak bisa melakukan sesuci sendiri, maka dapat diwudhukan, dan ditayammumkan orang lain.
5. Apabila di beberapa bagian anggota yang mesti disucikan terdapat luka, maka cukup dibasuh dengan air, tapi apabila basuhan itu membahayakan, maka cukup diusap dengan tangan yang basah, apabila usapan itu juga membahayakan maka bertayammum.
6. Apabila pada bagian anggota badan ada yang patah, yang dibalut dengan kain pembalut atau digips, maka bagian tersebut cukup diusap dengan air ( tidak usah dibasuh ), dan tidak perlu tayammum, karena usapan itu pengganti dari basuhan.
7. Boleh bertayammum pada tembok, atau apa saja yang suci, yang berdebu, apabila tembok yang diusap itu dari sesuatu yang tidak sejenis tanah ( misalnya cat ), maka tidak boleh dijadikan sebagai alat tayammum. Kecuali tembok itu berdebu.
8. Jika tidak mungkin tayammum di atas tanah, tembok atau apapun yang berdebu, maka boleh meletakkan tangan di tempat atau di sapu tangan untuk tayammum.
9. Apabila tayammum untuk suatu shalat, dan tidak batal ( masih suci sampai waktu shalat yang lain ) maka tidak perlu bertayammum lagi untuk shalat yang keduanya, karena dia masih suci dan tidak ada yang membatalkan tayamumnya.
10. Orang sakit diwajibkan membersihkan badannya dari najis. Apa bila tidak mampu ( tidak mungkin ) maka shalatlah apa adanya. Shalatnya tersebut sah dan tidak perlu mengulanginya.
11. Orang sakit diwajibkan shalat dengan pakaian yang suci. Apabila pakaiannya terkena najis, maka pakaian tersebut wajib dicuci atau diganti dengan pakaian yang suci. Namun apabila tidak mampu, maka shalatlah apa adanya, shalatnya tersebut sah dan tida perlu mengulang.
12. Orang sakit diwajibkan shalat di atas tempat yang suci. Apabila tempatnya terkena najis, maka alas tempat shalat itu wajib dicuci atau di ganti dengan tempat lain atau digelari dengan sesuatu yang suci, namun apabila itu semuanya tidak memungkinkan, maka ia shalat apa adanya (sesuai dengan kemampuan ) shalatnya sah dan tidak harus mengulang.
13. Orang sakit tidak boleh mengakhirkan shalat dari waktunya hanya karena tidak mampu sesuci, ia harus melakukan sesuci sesuai dengan kemampuannya, kemudian shalat pada waktunya walaupun pada badannya, tempatnya, atau pakainnya terdapat najis yang tidak mampu dihilangkan.
6
SHALAT BAGI ORANG SAKIT
1. Orang sakit wajib mengerjakan shalat fardhu dengan berdiri, meskipun dengan membungkuk atau bersandar pada dinding, atau tongkat.
2. Apabila orang sakit tidak mampu berdiri, maka shalatlah dengan duduk, maka di utamakan duduk bersila di tempat berdiri dan ruku’.
3. Apabila tidak mampu duduk, maka shalatlah dengan berbaring miring dan dengan menghadap kiblat, apa bila tidak bisa menghadap kiblat, maka shalatlah dengan menghadap kemana saja, dan shalatnya dinyatakan sah dan tidak usah mengulang.
4. Apabila tidak mampu shalat dengan berbaring miring. Maka shalatlah dengan posisi terlentang dan kaki menghadap ke arah kiblat. Dan kalau tidak mampu menghadapkan kaki ke arah kiblat, maka shalatlah sesuai dengan kemampuan, dan tidak harus mengulang shalat.
5. Orang yang sakit wajib ruku’ dan sujud dalam shalat. Apabila tidak mampu, maka berisyarat dengan kepala, dan menjadikan sujud lebih menunduk dari pada ruku’. Apabila hanya bisa ruku tanpa sujud, maka harus ruku’ dan menggunakan isyarat untuk sujud. Apabila hanya bisa sujud tanpa ruku’, maka harus sujud dan menggunakan isyarat untuk ruku’.
6. Apabila tidak mampu menggunakan isyarat dengan kepala dalam ruku dan sujud, maka isyarat dengan mata, memejam sedikit untuk ruku’ dan lebih banyak untuk sujud. Adupun isyarat dengan jari sebagaimana yang dikerjakan selama ini oleh sebagian orang yang sakit, itu tidak benar, saya tidak dasarnya dari AlQur’an, sunnah maupun pendapat ulama.
7. Apabila tidak bisa isyarat dengan kepala atau mata, maka shalatnya dengan hati dan bagi seseorang dalam kondisi seperti ini yang terpenting adalah niatnya.
8. Orang yang sakit wajib shalat pada waktunya serta mengerjakan seluruh kewajiban yang mampu dilakukannya. Kalau ada kesulitan dalam mengerjakan setiap shalat pada waktunya maka boleh menjama’ antara Dhuhur dan Ashar, dan antara Maghrib dan Isya’, baik jama’ taqdim (melakukan shalat Ashar pada waktu shalat Dhuhur, atau Isya’ pada waktu shalat Maghrib ), maupun jama’ ta’khir (melakukan shalat Dhuhur pada waktu shalat Ashar, atau Maghrib pada waktu shalat Isya’ ) sesuai dengan kemampuan yang ada, sedangkan shalat Subuh tidak boleh dijama’.
9. Dalam keadaan di perjalanan ( untuk berobat ke negara lain ) Orang yang sakit boleh mengqashar shalat yang empat rakaat, yakni mengerjakan shalat Dhuhur, Ashar, dan Isya’ dua rakaat-dua rakaat sampai kepulangannya, baik perjalanannya itu untuk waktu lama maupun singkat.
Wudhu adalah thaharah yang wajib dari hadats kecil, seperti buang air kecil, buang air besar, keluar angin dari dubur ( kentut ), dan tidur nyenyak, serta memakan daging onta.
Tata cara berwudhu :
1. Niat wudhu di dalam hati, tanpa diucapkan, karena Nabi tidak pernah melafadhkan niat dengan lisan dalam berwudhu, shalat, dan ibadah apapun. Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati tanpa pemberitaan kita.
2. membaca “ Basmallah”.
3. membasuh kedua telapak tangan ( 3x).
4. berkumur serta menghirup air ke hidung ( 3x).
5. membasuh seluruh muka ( sampai batasan muka dengan telinga) dan dari tempat pertumbuhan rambut kepala sampai jenggot bagian bawah ( 3x ).
6. membasuh kedua tangan, dari ujung jari sampai siku-siku. Di awali dengan tangan kanan, kemudian tangan kiri ( 3x ).
7. mengusap kepala, yaitu dengan membasahi tangan kemudian menjalankannya dari kepala bagian depan sampai bagian belakang, kemudian mengembalikannya ( mengembalikan tangan tersebut dari belakang sampai ke depan lagi ). (1x ).
8. mengusap kedua telinga dengan memasukkan jari telunjuk dalam lubang telinga, dan mengusap bagian luar ( belakang ) dengan jempol ( 1x ).
9. membasuh kedua kaki, yaitu dari ujung jari sampai mata kaki, di awali kaki kanan, kemudian kaki kiri ( 3x ).
2
MANDI
Mandi adalah thaharah (bersuci ) wajib dari hadats besar, seperti janabat dan haidh.
TATA CARA MANDI :
1. Niat mandi tanpa diucapkan.
2. membaca “ basmalah”.
3. wudhu dengan sempurna.
4. menciduk air untuk kepala, dan bila sudah merata, maka barulah mengguyurkannya ( 3x ).
5. membasuh seluruh badan.
3
TAYAMMUM
Tayammum adalah thaharah (sesuci) yang wajib dengan menggunakan tanah ( debu ) sebagai pengganti wudhu dan mandi bagi orang yang memang tidak memperoleh air atau sedang dalam kondisi berbahaya bila menggunakan air.
TATA CARA TAYAMMUM :
Niat bertayammum sebagai pengganti wudhu atau mandi. Kemudian menepukkan kedua telapak tangan pada tanah atau yang berhubungan dengannya seperti tembok, lalu mengusap wajah dan kedua telapak tangannya.
4
SHALAT
Shalat adalah ibadah yang terdiri dari ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Apabila seseorang hendak melakukan shalat, maka wajib berwudhu terlebih dahulu jika ia berhadats kecil, atau mandi dahulu jika ia berhadats besar, atau bertayammum jika ia tidak memperoleh air atau sedang dalam kondisi tidak diijinkan memakai air. Selain itu ia juga harus terlebih dahulu membersihkan badan, pakaian, dan shalat shalat dari najis.
TATA CARA SHALAT :
1. Menghadap kiblat dengan seluruh badan tanpa berpaling dan menoleh.
2. Niat shalat yang ingin dikerjakan ( di dalam hati, tanpa diucapkan ).
3. Takbiratul Ihram ( Takbir pembukaan) dengan mengucapkan “ Allahu Akbar” dan mengangkat kedua tangan ketika bertakbir.
4. Meletakkan telapak tangan kanan di atas punggung telapak tangan kiri di atas dada.
5. Membaca istiftah, yaitu :
" اللهم باعد بيني وبين خطاياي كما باعدت بين المشرق والمغرب اللهم نقني من خطاياي كما ينقى الثوب الأبيض من الدنس اللهـم اغسلني من خطاياي بالماء والثلج والبرد "
Artinya : “ Ya Allah, jauhkanlah aku dari segala dosa-dosaku, sebagaimana engkau telah menjauhkan timur dengan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari dosa-dosaku, sebagaimana di bersihkannya kain putih dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari dosa-dosaku dengan air, es, dan salju”.
6. Membaca : أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
7. Membaca basmalah, dan fatihah:
بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين , الرحمن الرحـيم، مالك يوم الدين إياك نعبد وإياك نسـتعين, اهدنا الصراط المستقيم, صراط الذين أنعمت عليهم, غير المغضوب عليهم ولا الضالين
Artinya : “ dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Robb semesta alam. Maha pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasahi hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. ( yaitu ) jalan orang-orang yang telah Engkau anugrahi nikmat kepada mereka; bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan ( pula ) jalan mereka yang sesat.” ( Al Fatihah : 1-7)
Kemudian mengucapkan “ Aamiin “, yang artinya: “ Ya Allah, kabulkanlah.”
8. membaca salah satu surat dari Al Qur’an ( yang biasa dibaca dan dihapal ), dan panjangkanlah bacaan surat dalam sholat subuh.
9. Ruku, yakni menundukkan punggung karena mengagungkan Allah ; membaca takbir ketika ruku, dan mengangkat kedua tangan setinggi pundak. Di sunnatkan menundukkan punggung serta menjadikan kepala lurus / sejajar dengan punggung, serta meletakkan kedua tangan di atas lutut dengan merenggangkan jari-jari.
10. ketika ruku mengucapkan :
سبحان ربي العظيم
Artinya : “ Mahasuci Robbku yang Mahaagung.” (3x )
Lebih baik kalau mau menambah dengan ucapan :
سبحانك اللهم وبحمدك اللهم اغفرلي
Artinya : “ Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji Engkau, ampunilah aku.”
11. Mengangkat kepala dari ruku’, seraya mengucapkan :
سمع الله لمن حمده
Artinya : “ Allah mendengar orang yang memuji-Nya.”Lalu mengangkat kedua tangan setinggi pundak.
Makmum tidak mengucapkan : ( سمع الله لمن حمده )
Tetapi mengucapkan : ربنا ولك الحمد ))
12. Setelah mengangkat kepala, mengucapkan :
ربنا ولك الحمد ملء السموات وملء الأرض وملء ما شئت من شيء بعد
Artinya : “ Ya Robb kami, bagi-Mu pujian dengan sepenuh langit, sepenuh bumi, dan sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki.”
13. Sujud yang pertama dengan khusyu, serta mengucapkan “ Allahu Akbar” dan bersujud di atas anggota sujud yang tujuh, yaitu kening bersama hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan jari-jari kedua kaki. Renggangkan kedua tangan dari lambung/perut, dan tidak meletakkan kedua lengan tangan di atas tanah, serta hadapkan jari-jari ke arah kiblat.
14. dalam bersujud mengucapkan : سبحان ربي الأعلى
lebih baik lagi jika menambah bacaan :
سبحانك اللهم ربنا وبحمدك اللهم اغفرلي
Artinya : “ Mahasuci Engkau, ya Allah, Robb kami dan dengan memuji Engkau, ya Allah, ampunilah aku.”
15. Mengangkat kepala dari sujud, seraya mengucapkan : “Allahu Akbar”
16.Duduk di antara dua sujud, di atas telapak kaki yang kiri dan menegakkan telapak kaki yang kanan; meletakkan tangan kanan di atas ujung paha kanan mendekati lutut; menggenggam jari kelingking dan jari manis, serta mengangkat jari telunjuk, lalu menggerak- nggerakkannya ketika berdoa. Ujung jari jempol letakkan dengan jari tengah seperti membentuk lingkaran, dan letakkan tangan kiri dengan jari-jari terbuka di atas ujung paha kiri yang dekat dengan lutut.
17. Dalam duduk antara dua sujud mengucapkan :
رب اغفرلي وارحمني واهدني وارزقني واجبرني وعافني
Artinya : “Ya Robbku, ampunilah aku, limpahkanlah rizki-Mu kepadaku, cukupkanlah kekuranganku, dan sehatkanlah aku.”
18. Kemudian sujud kedua dengan khusyu yang bacaan dan perbuatannya seperti pada waktu sujud pertama, dan bertakbirlah ketika hendak sujud.
19. Berdiri dari sujud kedua, seraya mengucapkan takbir, dan mengerjakan rakaat yang kedua yang bacaan serta perbuatannya seperti yang dilakukan pada rakaat pertama. Hanya saja pada rakaat ini tidak membaca istiftah.
20. Kemudian duduk setelah selesai rakaat kedua, seraya mengucapkam takbir dan duduk persis seperti duduk antara dua sujud.
21. Dalam duduk ini membaca tasyahud, yaitu :
" التحيات لله والصلوات والطيبات, السلام عليك أيها النبي ورحمة الله وبركاته, السلام علينا وعلى عباد الله الصالحين, أشـهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله, اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صـليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حمـيد مجيد, وبارك على محـمد وعلى آل محـمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد, أعوذ بالله من عـذاب جهنم ومن عذاب القبر ومن فتنة المحيا والممات ومن فتنة المسيح الدجال"
Artinya : Segala penghormatan, shalat dan kebaikan milik Allah. Keselamatan dan kesejahteraan semoga tercurahkan kepadamu, wahai Nabi, serta rahmat Allah dan berkah-Nya. Keselamatan dan kesejahteraan semoga tercurahkan kepada kami dan hamba-hamba-Nya yang shalih. Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah, dan bersaksi bahwa Muhammad adlah hamba dan rasul-Nya. Ya Allah berikanlah kerahmatan dan kesejahteraan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi keselamatan dan kesejahteraan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Terpuji dan Maha agung. Berkatilah Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana engkau telah memberkati Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Terpuji lagi Mahaagung. Aku berlindung kepada Allah dari siksa jahannam, siksa kubur, fitnah kehidupan dan kematian, dan fitnah Al Masih Ad Dajjal.”
Kemudian berdoa apa saja yang disukai dari kebaikan dunia dan akhirat.
22. Salam ke kanan dan ke kiri dengan mengucapkan :
السلام عليكم ورحمة الله
23. Apabila shalat itu tiga rakaat atau empat rakaat, maka bacaan tasyahud berhenti sampai batas tahiyat awal, yaitu :
أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
24. Kemudian bangkit dengan mengucapkam takbir, serta mengangkat tangan sampai setinggi pundak.
25. Meneruskan shalat seperti pada rakaat kedua, hanya saja dalam rakaat ketiga ini hanya membaca Al Fatihah.
26. Duduk tawaruk, yakni menegakkan telapak kaki kanan serta mengeluarkan telapak kaki kiri dari pada betis kaki kanan dan mendudukkan pantat di atas tanah serta meletakkan kedua tangan di atas paha, seperti cara meletakkan tangan pada tahiyat awal.
27. Dalam posisi duduk ini membaca tahiyat keseluruhannya.
28. Kemudian salam kekiri dan ke kanan dan mengucapkan
السلام عليكم ورحمة الله
Yang di makruhkan dalam shalat:
1. Menoleh dan melirik kesana-kemari, dan diharamkan mengangkat mata ke atas.
2. Memain-mainkan anggota tubuh dan bergerak tanpa ada keperluan.
3. Membawa sesutu yang dapat menyibukkan , seperti membawa benda yang berat, atau suatu benda yang berwarna- warni yang dapat nenarik perhatian.
4. Bertolak pinggang.
Yang membatalkan shalat:
1. Bicara dengan sengaja, walau hanya sedikit.
2. Memalingkan badan dari kiblat.
3. Keluar angin dari dubur ( kentut ) dan apa saja yang menyebabkan wajibnya wudhu dan mandi.
4. Melakukan banyak gerakan yang terus menerus tanpa ada keperluan.
5. Tertawa , walau hanya sedikit.
6. Menambah ruku, sujud, berdiri, atau duduk dengan sengaja.
7. Mendahului imam dengan sengaja.
Hal-hal yang mengharuskan sujud sahwi dalam shalat;
1. Jika ada kelupaan dalam shalat, misalnya menambah ruku, sujud, berdiri, atau duduk, maka hendaklah ia mengucapkan salam kemudian lakukan sujud sahwi dua kali kemudian salam lagi. Misalnya seseorang melakukam shalat Dhuhur, lalu pada waktu rakaat keempat dia lupa tidak mengakhirinya, melainkan berdiri kembali ( untuk rakaat kelima ) lalu dia ingat atau diingatkan, maka ia harus kembali tanpa takbir, duduk dan membaca tahiyat akhir, salam, kemudian sujud dua kali (sujud sahwi) dan salam lagi. Bila kealpaan menambah rakaat itu diketahuinya setelah selesai shalat, maka segera lakukan sujud sahwi dan salam.
2. jika shalat belum sempurna, ia sudah salam ( karena lupa ) maka setelah ingat atau diingatkan dalam tempo yang singkat, ia wajib menyempurnakan sisa shalatnya, kemudian salam, sujud dua kali dan salam lagi, misalnya, apabila seseorang shalat dhuhur, lalu lupa dan salam pada rekaat yang ketiga, kemudian ingat atau diingatkan, maka dia harus mengerjakan rakaat yang keempat dan salam, kemudian sujud dua kali dan salam lagi. Jika ingatnya setelah tempo yang lama, maka ia harus mengulangi shalat dari awal.
3. Jika meninggalkan tahiyat awal atau kewajiban shalat lainnya karena lupa, maka lakukanlah sujud sahwi sebelum salam, jika ingatnya setelah salam sebelum meninggalkan tempat shalat maka langsunglah ia mengerjakannya. Namun jika kealpaannya itu disadarinya setelah meninggalkan tempat shalat tetapi belum sampai melakukan perbuatan lain, maka ia harus kembali mengulanginya.
Misal, apabila ada seseorang lupa melakukan tahiyat awal,dan ia langsung berdiri untuk melakukan rakaat ketiga hingga sempurna berdiri, maka dia tidak harus mengulanginya (tahiyat awal ) hanya saja ia harus sujud sahwi sebelum salam. Dan apabila pada waktu duduk untuk tahayat kemudian lupa membaca tahiyat itu, tetapi sebelum berdiri ia ingat akan kealpaannya itu maka ia harus membaca tahiyat itu dan menyempurnakan shalat. Demikian juga apabila ia sudah berdiri sebelum duduk untuk tahiyat, lalu ia ingat akan kealpaannya itu sebelum sempurna berdiri, maka ia harus kembali duduk untuk membaca tahiyat dan menyempurnakan shalat. Namun sebagian ulama berpendapat harus dilakukan sujud sahwi, karena berdiri merupakan tambahan dalam shalat. Wallahu a’lam.
4. Apabila dalam shalat ia ragu, apakah di dalam mengerjakan shalat sudah dua rakaat atau tiga rakaat, dan dia sama sekali tidak memiliki keyakinan, maka pilihlah rakaat yang minimal ( dua rakaat ) , kemudian lakukan sujud sahwi sebelum salam.
Misalnya, apabila seseorang shalat Dhuhur, lalu pada rekaat kedua benar-benar ragu, apakah rakaat ini yang kedua atau ketiga. Dalam hal ini dia harus menjadikan rakaat itu sebagai rakaat kedua, selanjutnya ia menyempurnakan shalat dan melakukan sujud sahwi sebelum salam.
5. Apabila seseorang dalam shalatnya ragu, apakah sudah rakaat kedua atau ketiga, tetapi dia memiliki keyakinan kuat pada rakaatnya yang ketiga, maka ia harus bersandar pada keyakinannya itu, dan selanjutnya ia melakukan sujud sahwi dua kali setelah salam, kemudian salam kembali.
Misalnya, apabila seseorang shalat Dhuhur, lalu ragu-ragu pada rakaat yang kedua, apakah rakaat ini yang kedua atau ketiga, tetapi keyakinan hatinya lebih kuat mengatakan bahwa rakaat itu adalah yang ketiga, maka ia harus menjadikannya sebagai sandaran, selanjutnya ia menyempurnakan shalat, dan salam, kemudian sujud sahwi dan salam lagi.
Apabila rugu-ragunya setelah selesai shalat, maka ia tidak boleh menimbang-nimbang keraguannya itu, kecuali apabila dia memang yakin bahwa dia telah lupa. Tapi apabila orang itu memang sering ragu, maka ia tidak boleh menoleh pada keraguannya, karena itu adalah waswas. Wallahu a’lam.
5
THAHARAH BAGI ORANG SAKIT
1. Orang sakit wajib sesuci dengan air, wudhu untuk hadats kecil, dan mandi untuk hadats besar.
2. Apabila dia tidak dapat sesuci dengan air, karena sakit, atau khawatir sakitnya akan bertambah parah dan lama sembuhnya bila terkena air, maka dia boleh bertayammum.
3. Cara bertayammum adalah : menepuk tanah dengan kedua telapak tangan, lalu diusapkan keseluruh wajah, kemudian tangan yang satu mengusap tangan yang lain sampai pergelangan tangan.
4. Apabila orang yang sakit tidak bisa melakukan sesuci sendiri, maka dapat diwudhukan, dan ditayammumkan orang lain.
5. Apabila di beberapa bagian anggota yang mesti disucikan terdapat luka, maka cukup dibasuh dengan air, tapi apabila basuhan itu membahayakan, maka cukup diusap dengan tangan yang basah, apabila usapan itu juga membahayakan maka bertayammum.
6. Apabila pada bagian anggota badan ada yang patah, yang dibalut dengan kain pembalut atau digips, maka bagian tersebut cukup diusap dengan air ( tidak usah dibasuh ), dan tidak perlu tayammum, karena usapan itu pengganti dari basuhan.
7. Boleh bertayammum pada tembok, atau apa saja yang suci, yang berdebu, apabila tembok yang diusap itu dari sesuatu yang tidak sejenis tanah ( misalnya cat ), maka tidak boleh dijadikan sebagai alat tayammum. Kecuali tembok itu berdebu.
8. Jika tidak mungkin tayammum di atas tanah, tembok atau apapun yang berdebu, maka boleh meletakkan tangan di tempat atau di sapu tangan untuk tayammum.
9. Apabila tayammum untuk suatu shalat, dan tidak batal ( masih suci sampai waktu shalat yang lain ) maka tidak perlu bertayammum lagi untuk shalat yang keduanya, karena dia masih suci dan tidak ada yang membatalkan tayamumnya.
10. Orang sakit diwajibkan membersihkan badannya dari najis. Apa bila tidak mampu ( tidak mungkin ) maka shalatlah apa adanya. Shalatnya tersebut sah dan tidak perlu mengulanginya.
11. Orang sakit diwajibkan shalat dengan pakaian yang suci. Apabila pakaiannya terkena najis, maka pakaian tersebut wajib dicuci atau diganti dengan pakaian yang suci. Namun apabila tidak mampu, maka shalatlah apa adanya, shalatnya tersebut sah dan tida perlu mengulang.
12. Orang sakit diwajibkan shalat di atas tempat yang suci. Apabila tempatnya terkena najis, maka alas tempat shalat itu wajib dicuci atau di ganti dengan tempat lain atau digelari dengan sesuatu yang suci, namun apabila itu semuanya tidak memungkinkan, maka ia shalat apa adanya (sesuai dengan kemampuan ) shalatnya sah dan tidak harus mengulang.
13. Orang sakit tidak boleh mengakhirkan shalat dari waktunya hanya karena tidak mampu sesuci, ia harus melakukan sesuci sesuai dengan kemampuannya, kemudian shalat pada waktunya walaupun pada badannya, tempatnya, atau pakainnya terdapat najis yang tidak mampu dihilangkan.
6
SHALAT BAGI ORANG SAKIT
1. Orang sakit wajib mengerjakan shalat fardhu dengan berdiri, meskipun dengan membungkuk atau bersandar pada dinding, atau tongkat.
2. Apabila orang sakit tidak mampu berdiri, maka shalatlah dengan duduk, maka di utamakan duduk bersila di tempat berdiri dan ruku’.
3. Apabila tidak mampu duduk, maka shalatlah dengan berbaring miring dan dengan menghadap kiblat, apa bila tidak bisa menghadap kiblat, maka shalatlah dengan menghadap kemana saja, dan shalatnya dinyatakan sah dan tidak usah mengulang.
4. Apabila tidak mampu shalat dengan berbaring miring. Maka shalatlah dengan posisi terlentang dan kaki menghadap ke arah kiblat. Dan kalau tidak mampu menghadapkan kaki ke arah kiblat, maka shalatlah sesuai dengan kemampuan, dan tidak harus mengulang shalat.
5. Orang yang sakit wajib ruku’ dan sujud dalam shalat. Apabila tidak mampu, maka berisyarat dengan kepala, dan menjadikan sujud lebih menunduk dari pada ruku’. Apabila hanya bisa ruku tanpa sujud, maka harus ruku’ dan menggunakan isyarat untuk sujud. Apabila hanya bisa sujud tanpa ruku’, maka harus sujud dan menggunakan isyarat untuk ruku’.
6. Apabila tidak mampu menggunakan isyarat dengan kepala dalam ruku dan sujud, maka isyarat dengan mata, memejam sedikit untuk ruku’ dan lebih banyak untuk sujud. Adupun isyarat dengan jari sebagaimana yang dikerjakan selama ini oleh sebagian orang yang sakit, itu tidak benar, saya tidak dasarnya dari AlQur’an, sunnah maupun pendapat ulama.
7. Apabila tidak bisa isyarat dengan kepala atau mata, maka shalatnya dengan hati dan bagi seseorang dalam kondisi seperti ini yang terpenting adalah niatnya.
8. Orang yang sakit wajib shalat pada waktunya serta mengerjakan seluruh kewajiban yang mampu dilakukannya. Kalau ada kesulitan dalam mengerjakan setiap shalat pada waktunya maka boleh menjama’ antara Dhuhur dan Ashar, dan antara Maghrib dan Isya’, baik jama’ taqdim (melakukan shalat Ashar pada waktu shalat Dhuhur, atau Isya’ pada waktu shalat Maghrib ), maupun jama’ ta’khir (melakukan shalat Dhuhur pada waktu shalat Ashar, atau Maghrib pada waktu shalat Isya’ ) sesuai dengan kemampuan yang ada, sedangkan shalat Subuh tidak boleh dijama’.
9. Dalam keadaan di perjalanan ( untuk berobat ke negara lain ) Orang yang sakit boleh mengqashar shalat yang empat rakaat, yakni mengerjakan shalat Dhuhur, Ashar, dan Isya’ dua rakaat-dua rakaat sampai kepulangannya, baik perjalanannya itu untuk waktu lama maupun singkat.
PRAKTEK SOLAT
PRAKTEK SHALAT NABI
Dari Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz, ditujukan kepada setiap orang yang menginginkan shalatnya sebagaimana yang dilakukan Rasulullah , sesuai dengan sabdanya :
" صلوا كما رأيتموني أصلي "
Artinya : “ shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR. Al-Bukhari)
Rincian praktek shalat nabi yang harus kita ikuti adalah :
1. Menyempurnakan wudhu, yakni berwudhu seperti yang diperintahkan Allah dalam firmanNya:
يا أيها الذين آمنوا إذا قمتم إلى الصلاة فاغسلوا وجوهكم وأيديكم إلى المرافق وامسحوا برءوسكم وأرجلكم إلى الكعبين
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, apa bila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku-siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai kedua mata kaki ..”( Al Maidah : 6)
Rasulullah bersabda :
" لا تقبل صلاة بغير طهور "
Artinya : “ shalat tidak diterima (tidak sah) bila tanpa bersuci”
2. menghadap ke kiblat ( Ka’bah ) dimanapun berada, dengan seluruh badan, dengan niat dalam hati melakukan shalat yang hendak dikerjakan, baik shalat fardhu maupun shalat sunnat.
Niat tidak perlu diucapkan dengan lisan karena hal itu tidak dianjurkan dan tidak pernah dicontahkan nabi , dan para shahabat pun tidak pernah melafalkan dengan lisan mereka.
Nabi Muhammad mensunahkan agar ketika hendak shalat kita membuat sutrah (batasan) sebagai tempat shalat, baik ketika ia sebagai imam maupun shalat sendiri.
3. Takbiratul ihram dengan mengucapkan “ Allahu Akbar” dengan menatap ke tempat sujud.
4. mengangkat tangan ketika takbir setinggi pundak atau setinggi telinga.
5. meletakkan kedua tangan di atas dada. Telapak tangan kanan berada di atas telapak tangan kiri. Ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan Wail bin Hujr dan Qubaishah bin Halab At Thai dari bapaknya .
6. disunnatkan membaca do’a istiftah ( pembukaan ) yaitu :
" اللـهمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْـرِبِ, للهُـمَّ نَقِّنِي مِنَ خَطَايَاي كمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ, اللهمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَد"
Artinya : “ ya Allah, jauhkanlah aku dari segala dosa, sebagaimana Engkau menjauhkan timur dan barat. Ya Allah , bersihkanlah aku dari segala dosa seperti dibersihkannya kain putih dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari segala dosa dengan air, es dan salju.”
Selain do’a di atas, bisa juga membaca do’a :
" سُبْحَانَك اللهمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ "
Artinya : “ Maha suci Engkau, ya Allah. Aku memuji-Mu dengan pujian-Mu, Maha berkah asma-Mu, Maha tinggi kebesaran-Mu, dan tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Engkau.”
Kemudian membaca ta’awwudz :
( أعوذ بالله من الشيطان الرجيم )
Dan basmalah ( بسم الله الرحمن الرحيم ) serta surat Al-Fatihah, karena Rasulullah telah bersabda :
" لا صلاة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب "
Artinya : “Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca fatihatul Kitab.”
Setelah membaca fatihah, ucapkan “ Aamiin” dengan suara keras dalam shalat jahriah ( shalat yang bacaannya dikeraskan / di suarakan. Setelah itu bacalah salah satu surat dari Al Qur’an yang dihafal.
7. Ruku’ dengan membaca takbir serta mengangkat kedua tangan setinggi pundak atau setinggi telinga. Lalu sejajarkan kepala dengan punggung, dan letakkan kedua tangan di atas kedua lutut, dan renggangkan jari-jari, dan berada pada posisi tuma’ninah (menenangkan badan) dalam ruku’, dan mengucapkan :
سبحان ربّي العظيم
Artinya: “ Maha suci Allah yang Maha agung .”
Diutamakan ucapan itu diulang-ulang tiga kali atau lebih. Dan disunnatkan juga menambahkan bacaan :
سُبْحانكَ اللهمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللّهُمَّ اغْفِرْ ليِ
Artinya : “ Maha suci Allah, Robb kami, dan dengan memuji Engkau, ya Allah, ampunilah aku.”
8. mengangkat kepala setelah ruku’ dengan mengangkat kedua tangan setinggi pundak atau telinga, seraya mengucapkan :
" سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَه "
Artinya : “ Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya.”
Dibaca oleh imam, juga ketika dalam shalat sendirian.
Ketika berdiri ucapkan :
" رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ مِلْءُ السَّمَوَاتِ وَمِلْءُ الأَرْضِ وَمِلْءُ مَا بَيْنَهُمَا وَمِلْءً مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ "
Artinya : ya Robb kami, bagi Engkau-lah segala puji dengan pujian yang banyak, yang baik dan diberkati, yang memenuhi langit, bumi, antara langit dan bumi, dan memenuhi apa saja yang Engkau kehendaki.”
Lebih baik lagi apa bila setelah mengucapkan do’a tersebut, membaca :
" أَهْلُ الثَّنَاءِ وَالمَجْدِ أَحَقُّ مَا قَالَ العَبْدُ, وَكُلُّنَا لَكَ عبدُ, اللَهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ, وَلاَ يَنْفَعُ ذاَ الجدِّ مِنْكَ الجَدُّ"
Artinya : “ Yang memiliki pujian dan keagungan, Yang berhak menerima apa yang dikatakan hamba-Nya. Kami semua milik-Mu, ya Allah. Tidak ada yang dapat menolak apa yang telah Engkau berikan, tidak ada yang dapat memberikan apa yang telah Engkau tolak; dan tidak ada gunanya bagi Engkau kekayaan dunia.”
Menambah do’a di atas merupakan kebaikan, karena do’a di atas terdapat dalam beberapa hadits yang shahih.
Ketika berdiri dari ruku’, makmum mengucapkan “ Rabbanaa wa lakal hamdu ….” Dan seterusnya.
Baik imam, munfarid ( orang yang shalat sendirian ) dan makmum disunnatkan meletakkan kedua tangan di atas dada seperti ketika berdiri sebelum ruku’. Ini berdasarkan petunjuk dari Rasulullah dari hadits yang diriwayatkan oleh wail bin hujr dan Sahal bin Saad Ra.
9. Sujud dengan mengucapkan takbir serta meletakkan kedua lutut sebelum kedua tangan ( kalau bisa/ mampu).
Bila tidak bisa / tidak mampu, maka boleh mendahulukan tangan sebelum lutut. Dan jari-jari kedua kaki dan kedua tangan dihadapkan ke arah kiblat, dan jari-jari tangan dirapatkan.
Sujud di atas hendaknya dengan menggunakan anggota sujud yang tujuh, yakni kening bersama hidung, kedua tangan, kedua lutut, dan jari-jari kedua kaki, serta mengucapkan :
" سبحان ربّي الأعلى "
Artinya: “ Mahasuci Allah yang Mahatinggi.” ( 3x atau lebih)
Disunnatkan lagi membaca :
" سبحانك اللهم ربّنا وبحمدك اللهم اغفر لي "
Artinya: “ Mahasuci Engkau, ya Allah, Robb kami, dengan memuji Engkau, ya Allah, ampunilah aku.”
Disunnatkan pula memperbanyak do’a. Rasulullah bersabda :
" أما الركوع فعظموا فيه الرب، وأما السجود فاجتهدوا في الدعاء فقمن أن يستجاب لكم "
Artinya : “ ketika ruku’ maka agungkanlah ( nama )Robbmu. Dan ketika sujud, maka bersungguh-sungguhlah dalam berdo’a, karena do’a kalian layak untuk dikabulkan.” ( HR. Muslim)
" أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد فأكثروا من الدعاء "
Artinya: “ kondisi dimana seorang hamba paling dekat dengan Robbnya adalah di saat ia sedang sujud, karena itu perbanyaklah do’a.” ( HR. Muslim )
Disunnatkan pula berdo’a untuk diri sendiri dan mendoakan umat Islam lainnya untuk kebaikan di dunia dan di akhirat.
Ketentuan lainnya adalah merenggangkan kedua lengan dari kedua lambung, tidak merapatkan perut dengan paha, merenggangkan kedua paha dari kedua betis dan mengangkat kedua lengan dari tanah tanah (dasar/ tempat sujud ) . hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah :
" اعدلوا في السجود, ولا يبسط أحدكم ذراعيه انبساط الكلب"
Artinya : “ tegaklah dalam sujud kalian, jangan ada seseorang dari kalian yang meletakkan kedua lengannya seperti anjing.”
10. mengangkat kepala dari sujud ( bangun dari sujud ) dengan mengucapkan takbir, meletakkan telapak kaki yang kiri dan mendudukinya , menegakkan kaki yang kanan, meletakkan kedua tangan di atas kedua paha atau lutut, dan mengucapkan :
" رَبِّ اغْفِرْ لِي رَبِّ اغْفِرْ ليِ رَبِّ اغْفِرْ ليِ, اللَّهُمَّ اغْفِرْ ليِ وَارْحَمْنِي وَارْزُقْنِي وَعَافِنِي وَاهْدِنِي وَاجْبُرْنِي "
Artinya : “ ya Robb, ampunilah aku ( 3x). ya Allah, ampunilah aku, berikanlan rizki-Mu kepadaku, sehatkanlah aku, tunjukilah aku, dan cukupkanlah segala kekuranganku.
Tuma’nina ( menenangkan badan ) ketika duduk sehingga tulang-tulangnya kembali lagi ke tempat asalnya, seperti I’tidal setelah ruku’ . Nabi Muhammad memanjangkan I’tidal dan antara kedua sujud.
11. Sujud kedua dengan mengucapkan takbir, dan mengerjakan seperti yang dikerjakan pada sujud pertama.
12. Mengangkat kepala dengan mengucapkan takbir; lalu duduk sebentar seperti duduk antara dua sujud, yang ini disebut duduk istirahat. Menurut salah satu pendapat ulama ini merupakan amalan yang disunnatkan. Karena itu apabila ini ditinggalkan tidak apa-apa dan di situ tidak ada dzikir maupun do’a yang harus di ucapkan.
Kemudian bangkit ke rokaat yang kedua dengan bersandar pada kedua lutut ( bila kondisi memungkinkan ). Bila tidak mampu, maka boleh bersandar pada alas ( dasar/ tempat sujud )
Lalu membaca surat Al Fatihah, dan selanjutnya membaca salah satu surat dari Al-Qur’an. Baru setelah itu mengerjakan seperti yang dilakukan pada rokaat pertama.
Makmum tidak diperkenankan mendahului imam, karena Nabi telah memperingatkan hal itu kepada umatnya. Hukumnya makruh apabila makmum gerakannya bersamaan dengan imam. Yang disunnatkan adalah semua perbuatan dilakukan setelah imam tanpa menunggu-nunggu dan setelah terhentinya suara imam. Hal ini berdasarkan sabda Nabi :
" إنما جعل الإمام ليؤتم به، فلا تختلفوا عليه فإذا كبر فكبروا, وإذا قال سمع الله لمن حمده, فقولوا : ربنا ولك الحمد, فإذا سجد فاسجدوا "
Artinya : “ Imam hanya dijadikan untuk diikuti, karenanya janganlah kalian berbeda dengan imam, apabila imam takbir, maka takbirlah, apabila imam mengucapkan “ sami’allaahu liman hamidah” maka ucapkanlah : “Rabbanaa wa lakal hamd.” Apabila imam sujud, maka sujudlah ( HR. Al- Bukhari- Muslim)
13. Apa bila shalat terdiri dari dua rekaat, seperti shalat Subuh, shalat Jum’at dan shalat Ied, maka setelah sujud yang kedua, duduk dengan menegakkan kaki yang kanan, dan duduk di atas kaki yang kiri, meletakkan tangan kanan di atas paha kanan, menggenggam semua jari-jari kecuali jari telunjuk yang mengisyaratkan pengesaan Allah , atau menggenggam jari kelingking dan jari manis saja sedangkan jari tengah beserta ibu jari membentuk lingkaran, lalu mengisyaratkan jari telunjuk, ini juga baik bila di lakukan. Kedua cara ini berdasarkan hadits Nabi . Dan tangan kiri diletakkan di atas paha atau lutut yang kiri juga. Dalam duduk ini kemudian membaca tasyahud, yaitu:
" التَحِيَاتُ للهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَيِّبَاتُ, السَّلامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ, السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَالِحِيْنَ, أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, اللهم صلِّ علَى محمدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَآَلِ إِبْرَاهِيم إِنَّكَ حميـد مجيدُ , وَبَارِكْ عَلَى مُحَـمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَـمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْـمَ وآل إبراهيمَ إنك حميـدٌ مجيـدٌ, اللهمَّ إِنِّي أَعُـوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَـذَابِ القَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ وَمِنْ فِتْـنَةِ المسيحِ الدَّجَّال "
Artinya : “ segala puja dan puji, shalawat dan kebaikan milik Allah, keselamatan dari Allah, rahmatNya dan keberkahanNya kepadamu wahai Nabi , keselamatan kepada kami dan hamba-hamba Allah yang baik. Aku bersaksi tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah. Aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba dan utusanNya. Ya Allah sampaikan keselamatan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan keselamatan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Mahaagung, berkatilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberkati Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Terpuji dan Mahaagung. Ya Allah aku memohon perlindunganMu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari fitnah Al Masih Ad-Dajjal.”
Kemudian berdoa apa saja meminta kebaikan di dunia dan akhirat, dan jika mendoakan orang tua atau sesama kaum muslimin, maka tidak apa-apa, baik dilakukan dalam shalat wajib maupun dalam shalat sunnat.
Selanjutnya salam ke kanan dan ke kiri, seraya mengucapkan:
" السلام عليكم ورحمة الله, السلام عليكم ورحمة الله"
14. apabila shalat terdiri dari tiga rakaat, seperti shalat Maghrib, atau empat rakaat, seperti shalat Dhuhur,Ashar dan shalat Isya’. Maka setelah membaca tasyahud dan shalawat kepada Nabi , berdiri lagi dengan bersandar pada lutut, mengangkat kedua tangan setinggi pundak dengan mengucapkan “ Allahu Akbar” dan meletakkan kedua tangan di atas dada, lalu membaca Al Fatihah saja.
Apabila dalam rakaat ketiga dan keempat dari shalat Dhuhur sesekali menambah bacaan ayat sesudah Fatihah, maka tidak apa-apa, karena ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan Abi Sa’id .
Kemudian melakukan tahiyat rakaat ketiga dari shalat Maghrib dan setelah rakaat keempat dari shalat Dhuhur,Ashar atau Isya’; membaca shalawat kepada Nabi , memohon perlindungan dari siksa neraka Jahannam, siksa kubur, dan fitnah Dajjal, memperbanyak doa sebagaimana pada shalat yang dua rakaat. Pada saat ini duduknya “ tawarruk” , yakni meletakkan kaki kiri di bawah kaki kanan, pantat di atas lantai/ alas dengan menegakkan kaki kanan. Ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan Abi Humaid.
Setelah itu melakukan salam ke kiri dan ke kanan, seraya mengucapkan :
" السلام عليكم ورحمة الله ، السلام عليكم ورحمة الله "
Kemudian beristighfar ( 3x) dan mengucapkan :
اللهم أنت السلام ومنك السلام تباركت يا ذا الجلال والإكرام، لا إله إلا الله وحده لا شريك له, له الملك وله الحمد, وهو على كل شيء قدير, اللهم لا مانع لما أعطيت ولا معطي لما منـعت ولا ينفع ذا الجد منك الجد, لا حول ولا قوة إلا بالله ولا نعـبد إلا إياه, له النعمة وله الفـضل وله الثناء الحسـن لا إله إلا الله مخلصين له الدين ولو كره الكافرون.
Artinya : “ Ya Allah , Engkau Mahasejahtera, dari Engkaulah datangnya kesejahteraan, Engkau Mahaberkah, wahai yang mempunyai keagungan dan kemuliaan, tiada ilah yang berhak disembah selain Allah yang Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala pujian. Dia mampu atas segala sesuatu. Ya Allah tidak ada yang mampu menghalangi apa yang Engkau berikan, tidak ada yang mampu memberi sesutu yang Engkau tolak, dan tidak ada gunanya bagi Engkau kekayaan manusia, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Engkau, ya Allah. Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah. Kami tidak menyembah selain Dia. Bagi-Nya kenikmatan, bagi-Nya anugrah, dan bagi-Nya pujian yang baik. Tidak ada Tuhan selain Allah. Kami mengikhlaskan dien ini ( agama ini ) karena-Nya, meskipun orang-orang kafir membenci.”
Kemudian membaca tasbih ( subhanallah) 33x, membaca hamdalah ( Alhamdulillaah ) 33x, dan takbir ( Allahu Akbar ) 33x, dan untuk kesempurnaan bacalah :
" لا إله إلا الله وحده لا شريك له, له الملك وله الحمد, وهو على كل شيء قدير"
Artinya : “ Tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala pujian. Dia mampu atas segala sesuatu.”
Lalu membaca ayat kursi, surat Al Ikhlash ( qul Huwallahu Ahad ), surat Al Falaq ( qul A’uudzu bi Rabbil Falaq ) dan surat An Naas ( qul A’uudzu bi Rabbinnaas ) sehabis shalat.
Disunnatkan mengulangi tiga surat tersebut sebanyak tiga kali setelah shalat Maghrib dan Shubuh. Ini berdasarkan hadits yang shahih. Setelah melakukan shalat Maghrib dan Subuh juga disunnatkan membaca dzikir di bawah ini sepuluh kali setelah membaca dzikir-dzikir yang telah disebutkan di atas:
" لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد يحيي ويميت وهو على كل شيء قدير"
Berdasarkan hadits Nabi tentang hal ini.
Seorang imam, setelah mengucapkan istighfar (3x) dan mengucapkan :
اللهم أنت السلام ومنك السلام, تباركت يا ذا الجلال والإكرام
Ia berpaling menghadap makmumnya, kemudian berdzikir ( dzikir seperti dijelaskan di atas). Amalan ini sebagaimana telah ditunjukkan beberapa hadits Nabi , antara lain hadits yang diriwayatkan Aisyah dalam shahih Muslim. Dan yang perlu diketahui dzikir hukumnya sunnat bukan wajib.
Setiap muslim dan muslimah disunnatkan untuk senantiasa berusaha melaksanakan shalat dua belas rakaat disaat tidak bebergian yaitu empat rakaat sebelum Dhuhur, dua rakaat setelah Dhuhur, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat setelah Isya’ dan dua rakaat sebelum Shubuh, karena Nabi selalu menjaga shalat-shalat sunnat ini. Shalat shalat sunnat ini disebut Rawatib.
Ummi Habibah Ra meriwayatkan bahwa Nabi bersabda :
" من صلى اثنتي عشرة في يومه وليلته تطوعا بني له بيتا في الجنة "
Artinya : “ barang siapa shalat sunnat 12 rakaat setiap hari, maka akan disediakan untuknya rumah di surga.” ( HR. Muslim)
Jika tengah bepergian atau dalam perjalanan, Nabi meninggalkan shalat sunnat sebelum dan sesudah Dhuhur, shalat sunnat ba’da Maghrib, dan shalat sunnat ba’da Isya’. Tetapi beliau masih tetap memelihari shalat sunnat sebelum Subuh, dan witir. Oleh kerena itu kita perlu meneladaninya, karena Allah telah berfirman :
لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا
Artinya : “ sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu ( yaitu ) bagi orang yang mengharap ( rahmat) Allah dan ( kedatangan ) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” QS Al -Ahzab : 21)
Rasulullah pun telah bersabda :
" صلوا كما رأيتموني أصلي"
Artinya : “ Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat.”
Allah pemberi taufiq.
Salam sejahtera semoga melimpah kepada Nabi kita, Muhammad bin Abdullah, kepada keluarganya, para shahabatnya, dan para pengikutnya sampai hari kiamat.
2
KEWAJIBAN MELAKSANAKAM
SHALAT BERJAMAAH
Banyak orang yang meremehkan shalat berjamaah. Yang dijadikan alasan mereka adalah sikap tak acuh sebagian ulama terhadap masalah ini. Oleh karenanya, dalam tulisan ini saya merasa berkewajiban menjelaskannya karena sebenarnya masalah ini teramat penting.
Setiap muslim tidak dibenarkan meremehkan masalah yang dianggap penting oleh Allah ( dalam Kitab suciNya) dan RasulNya.
Allah telah banyak menyebut kata “shalat” dalam Al Qur’anul Karim. Ini menandakan begitu penting perkara ini. Allah telah memerintahkan kita untuk memelihara dan melaksanakan shalat dengan berjamaah.
Allah juga mengatakan bahwa meremehkan dan malas mengerjakan shalat berjamaah termasuk sifat orang munafik.dalam salah satu firmanNya :
حافظوا على الصلوات والصلاة الوسطى وقوموا لله قانتين
Artinya : “ Peliharalah segala shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah(dalam shalatmu) dengan khusyu’.” ( Al Baqarah : 238)
Bagaimana seorang muslim dapat dikatakan orang yang memelihara dan mengagungkan shalat, bila ia tidak melakukan ( bahkan meremehkan) shalat berjamaah bersama rekan-rekannya.
Allah berfirman:
وأقيموا الصلاة وأتوا الزكاة واركعوا مع الراكعين
Artinya : “ Dirikanlah shalat, tunaikan zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’( Al Baqarah : 43)
Ayat yang mulia ini merupakan nash tentang kewajiban shalat berjamaah. Pada awal ayat tersebut Allah sudah memerintahkan kita untuk mendirikan shalat, ini berarti kita diperintahkan Allah untuk memelihara shalat berjamaah, bukan sekedar mengerjakan saja.
Dalam surat An Nisaa’, Allah berfirman yang artinya :
“ Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka( shahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri ( shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka ( yang shalat besertamu ) sujud ( telah menyempurnakan serakaat ), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu ( untuk menghadapi musuh ) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum shalat , lalu bershalatlah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata …” ( An Nisaa’ : 102)
Pada ayat di atas Allah mewajibkan kaum muslimin untuk mengerjakan shalat berjamaah dalam keadaan perang. Bagaimana bila dalam keadaan damai?!
Jika seorang muslim diperbolehkan meninggalkan shalat berjamaah ( oleh Allah ), tentu kaum muslimin lain yang tengah berbaris menghadapi serangan musuh dan yang paling terancam dibolehkan meninggalkan shalat berjamaah. Tetapi di dalam ayat di atas perintah Allah tidaklah demikian. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa shalat berjamaah merupakan kewajiban utama. Oleh karenanya tidak dibenarkan seorang muslim meninggalkan kewajiban tersebut.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi telah bersabda :
" لقد هممت أن آمر بالصلاة, فتقام ثم آمر رجلا أن يصلي بالناس، ثم أنطلق برجال معهم حزم من حطب إلى قوم لا يشهدون الصلاة، فأحرق عليهم بيوتهم "
Artinya : “ Aku berniat memerintahkan kaum muslimin untuk mendirikan shalat. Maka aku perintahkan seseorang untuk menjadi imam dan shalat bersama manusia. Kemudian aku berangkat dengan kaum muslimin yang membawa seikat kayu bakar menuju orang-orang yang tidak mau ikut shalat berjamaah, dan aku bakar rumah-rumah mereka.(HR. Bukhari Muslim)
Abdullah bin Mas’ud Ra berkata : “ Engkau telah melihat kami, tidaklah seseorang yang meninggalkan shalat berjamaah, kecuali ia seorang munafik yang diketahui nifaknya, atau seseorang yang sakit, bahkan seorang yang sakitpun berjalan ( dengan dipapah ) antara dua orang untuk mendatangi shalat ( shalat berjamaah di masjid ).” Abdullah bin Mas’ud lalu menegaskan, “ Rasulullah mengajarkan kita jalan-jalan hidayah, dan salah satu jalan hidayah itu adalah shalat di masjid ( shalat yang dikerjakan di masjid ).”( shahih muslim)
Abdullah bin Mas’ud Ra berkata : “ Barang siapa ingin bertemu Allah di hari akhir nanti dalam keadaan muslim, maka hendaklah memelihara semua shalat yang diserukanNya. Allah telah menetapkan kepada Nabi kalian jalan-jalan hidayah dan shalat itu termasuk jalan hidayah. Kalau kalian shalat di rumah berarti kalian telah meninggalkan jalan nabi kalian. Jika kalian meninggalkan jalan nabi kalian, maka pasti kalian akan sesat. Seorang lelaki yang bersuci dengan baik, kemudian menuju ke masjid, maka Allah menulis setiap langkahnya satu kebaikan, mengangkatnya satu derajad, dan menghapus satu kejahatannya. Engkau telah melihat di kalangan kami, tidak pernah ada yang meninggalkan shalat ( berjamaah ). kecuali orang munafik yang sudah nyata dan jelas nifaknya. Perlu diketahui pernah ada seorang lelaki hadir dengan dituntun antara dua orang untuk didirikan di shaf.”
Dari Abu Hurairah Ra dikisahkan bahwa pernah ada seorang lelaki buta bertanya kepada Rasulullah , “ Wahai Rasul Allah, aku tidak punya penuntun yang menggandengku ke masjid. Apakah aku mendapatkan kemurahan( dispensasi ) untuk shalat di rumah saja?” Rasulullah bertanya kepadanya : “ Apakah kamu mendengarkan adzan (seruan ) untuk shalat?” “ ya” jawab lelaki buta itu. Rasulullah lalu berkata dengan tegas, “ kalau begitu datangilah masjid untuk shalat berjamaah !”
Hadits yang menunjukkan wajibnya shalat berjamaah dan kewajiban melaksanakannya di rumah Allah sangat banyak.oleh karena itu setiap muslim wajib memperhatikan dan bersegera melaksanakannya. Juga wajib untuk memberitahukan hal ini kepada anak-anaknya, keluarga, tetangga, dan seluruh teman-teman seaqidah agar mereka mengerjakan perintah Allah dan perintah Rasul Nya agar mereka takut terhadap larangan Allah dan Rasul-Nya, dan agar mereka menjauhkan diri dari sifat-sifat orang munafik yang tercela, di antaranya sifat malas mengerjakan shalat. Allah telah berfirman yang artinya :
“ sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah , dan Allah akan membalas tipuan mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas, mereka bermaksud untuk riya’( dengan shalat ) di hadapan manusia, dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali . mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian ( iman atau kafir ). Tidak masuk dalam galongan ini ( orang-orang yang beriman ) dan tidak ( pula ) kepada golongan itu ( orang-orang kafir ). Barang siapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan ( untuk memberi petunjuk) baginya.” ( An Nisaa’ : 142-143)
meninggalkan shalat berjamaah merupakan salah satu penyebab untuk meninggalkan shalat sama sekali. Dan perlu diketahui bahwa meninggalkan shalat adalah kekafiran dan keluar dari Islam. Ini berdasarkan sabda Nabi :
" بين الرجل وبين الكفر والشرك ترك الصلاة "
Artinya : “ batas antara seseorang dengan kekafiran dan kemusyrikan adalah meninggalkan shalat.” ( HR. Muslim)
Rasulullah bersabda :
قال رسول الله : العهد الذي بيننا وبينهم الصلاة فمن تركها فقد كفر.
Artinya : “ janji yang membatasi antara kita dan orang-orang kafir adalah shalat. Barang siapa meninggalkannya maka ia kafir.”
Setiap muslim wajib memelihara shalat pada waktunya, mengerjakan shalat sesuai dengan yang disyariatkan Allah, dan mengerjakannya secara berjamaah di rumah-rumah Allah. Seorang muslim wajib taat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta takut akan murka dan siksa-Nya.
Apabila kebenaran telah tampak dan dalil-dalilnyapun jelas, maka siapapun tidak dibenarkan menyeleweng serta mengingkari dengan alasan menurut perkataan si fulan ini atau si fulan itu, karena Allah telah berfirman :
فإن تنازعتم في شيء فردوه إلى الله والرسول إن كنتم تؤمنون بالله واليوم الآخر, ذلك خير وأحسن تأويلا
Artinya : “ jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah ( Al Qur’an ) dan Rasul ( sunnahnya ), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama ( bagimu ) dan lebih baik akibatnya.” ( An Nisaa’: 59)
“ … maka hendaklah orang-orang yang menyalahi kehendaknya (Rasul ) takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih.” (An- Nuur : 63)
tidak diragukan lagi,shalat berjamaah mempunyai beberapa hikmah serta kemaslahatan. Hikmah yang paling tampak adalah akan timbul di antara sesama muslim saling mengenal dan saling membantu untuk kebaikan, ketaqwaan, dan saling berwasiat dengan kebenaran dan kesabaran.
Hikmah lainnya adalah untuk memberi dorongan kepada orang yang meninggalkannya, dan memberi pengajaran kepada orang yang tidak tahu. Juga untuk menumbuhkan rasa tidak suka / membenci kemunafikan, untuk memperlihatkan syiar-syiar Allah di tengah-tengah hamba-hamba-Nya, dan sebagai dakwah lewat kata-kata serta perbuatan.
Semoga Allah melimpahkan taufiq-Nya kepada saya dan anda sekalian untuk mencapai ridha-nya serta perbaikan masalah dunia dan akhirat. Kami juga memohon perlindungan dari kejahatan-kejahatan diri serta amalan-amalan kami dan dari sifat-sifat yang menyerupai orang-orang kafir dan munafik. Sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Maha Mulia.
Dari Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz, ditujukan kepada setiap orang yang menginginkan shalatnya sebagaimana yang dilakukan Rasulullah , sesuai dengan sabdanya :
" صلوا كما رأيتموني أصلي "
Artinya : “ shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR. Al-Bukhari)
Rincian praktek shalat nabi yang harus kita ikuti adalah :
1. Menyempurnakan wudhu, yakni berwudhu seperti yang diperintahkan Allah dalam firmanNya:
يا أيها الذين آمنوا إذا قمتم إلى الصلاة فاغسلوا وجوهكم وأيديكم إلى المرافق وامسحوا برءوسكم وأرجلكم إلى الكعبين
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, apa bila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku-siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai kedua mata kaki ..”( Al Maidah : 6)
Rasulullah bersabda :
" لا تقبل صلاة بغير طهور "
Artinya : “ shalat tidak diterima (tidak sah) bila tanpa bersuci”
2. menghadap ke kiblat ( Ka’bah ) dimanapun berada, dengan seluruh badan, dengan niat dalam hati melakukan shalat yang hendak dikerjakan, baik shalat fardhu maupun shalat sunnat.
Niat tidak perlu diucapkan dengan lisan karena hal itu tidak dianjurkan dan tidak pernah dicontahkan nabi , dan para shahabat pun tidak pernah melafalkan dengan lisan mereka.
Nabi Muhammad mensunahkan agar ketika hendak shalat kita membuat sutrah (batasan) sebagai tempat shalat, baik ketika ia sebagai imam maupun shalat sendiri.
3. Takbiratul ihram dengan mengucapkan “ Allahu Akbar” dengan menatap ke tempat sujud.
4. mengangkat tangan ketika takbir setinggi pundak atau setinggi telinga.
5. meletakkan kedua tangan di atas dada. Telapak tangan kanan berada di atas telapak tangan kiri. Ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan Wail bin Hujr dan Qubaishah bin Halab At Thai dari bapaknya .
6. disunnatkan membaca do’a istiftah ( pembukaan ) yaitu :
" اللـهمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْـرِبِ, للهُـمَّ نَقِّنِي مِنَ خَطَايَاي كمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ, اللهمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَد"
Artinya : “ ya Allah, jauhkanlah aku dari segala dosa, sebagaimana Engkau menjauhkan timur dan barat. Ya Allah , bersihkanlah aku dari segala dosa seperti dibersihkannya kain putih dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari segala dosa dengan air, es dan salju.”
Selain do’a di atas, bisa juga membaca do’a :
" سُبْحَانَك اللهمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ "
Artinya : “ Maha suci Engkau, ya Allah. Aku memuji-Mu dengan pujian-Mu, Maha berkah asma-Mu, Maha tinggi kebesaran-Mu, dan tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Engkau.”
Kemudian membaca ta’awwudz :
( أعوذ بالله من الشيطان الرجيم )
Dan basmalah ( بسم الله الرحمن الرحيم ) serta surat Al-Fatihah, karena Rasulullah telah bersabda :
" لا صلاة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب "
Artinya : “Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca fatihatul Kitab.”
Setelah membaca fatihah, ucapkan “ Aamiin” dengan suara keras dalam shalat jahriah ( shalat yang bacaannya dikeraskan / di suarakan. Setelah itu bacalah salah satu surat dari Al Qur’an yang dihafal.
7. Ruku’ dengan membaca takbir serta mengangkat kedua tangan setinggi pundak atau setinggi telinga. Lalu sejajarkan kepala dengan punggung, dan letakkan kedua tangan di atas kedua lutut, dan renggangkan jari-jari, dan berada pada posisi tuma’ninah (menenangkan badan) dalam ruku’, dan mengucapkan :
سبحان ربّي العظيم
Artinya: “ Maha suci Allah yang Maha agung .”
Diutamakan ucapan itu diulang-ulang tiga kali atau lebih. Dan disunnatkan juga menambahkan bacaan :
سُبْحانكَ اللهمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللّهُمَّ اغْفِرْ ليِ
Artinya : “ Maha suci Allah, Robb kami, dan dengan memuji Engkau, ya Allah, ampunilah aku.”
8. mengangkat kepala setelah ruku’ dengan mengangkat kedua tangan setinggi pundak atau telinga, seraya mengucapkan :
" سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَه "
Artinya : “ Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya.”
Dibaca oleh imam, juga ketika dalam shalat sendirian.
Ketika berdiri ucapkan :
" رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ مِلْءُ السَّمَوَاتِ وَمِلْءُ الأَرْضِ وَمِلْءُ مَا بَيْنَهُمَا وَمِلْءً مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ "
Artinya : ya Robb kami, bagi Engkau-lah segala puji dengan pujian yang banyak, yang baik dan diberkati, yang memenuhi langit, bumi, antara langit dan bumi, dan memenuhi apa saja yang Engkau kehendaki.”
Lebih baik lagi apa bila setelah mengucapkan do’a tersebut, membaca :
" أَهْلُ الثَّنَاءِ وَالمَجْدِ أَحَقُّ مَا قَالَ العَبْدُ, وَكُلُّنَا لَكَ عبدُ, اللَهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ, وَلاَ يَنْفَعُ ذاَ الجدِّ مِنْكَ الجَدُّ"
Artinya : “ Yang memiliki pujian dan keagungan, Yang berhak menerima apa yang dikatakan hamba-Nya. Kami semua milik-Mu, ya Allah. Tidak ada yang dapat menolak apa yang telah Engkau berikan, tidak ada yang dapat memberikan apa yang telah Engkau tolak; dan tidak ada gunanya bagi Engkau kekayaan dunia.”
Menambah do’a di atas merupakan kebaikan, karena do’a di atas terdapat dalam beberapa hadits yang shahih.
Ketika berdiri dari ruku’, makmum mengucapkan “ Rabbanaa wa lakal hamdu ….” Dan seterusnya.
Baik imam, munfarid ( orang yang shalat sendirian ) dan makmum disunnatkan meletakkan kedua tangan di atas dada seperti ketika berdiri sebelum ruku’. Ini berdasarkan petunjuk dari Rasulullah dari hadits yang diriwayatkan oleh wail bin hujr dan Sahal bin Saad Ra.
9. Sujud dengan mengucapkan takbir serta meletakkan kedua lutut sebelum kedua tangan ( kalau bisa/ mampu).
Bila tidak bisa / tidak mampu, maka boleh mendahulukan tangan sebelum lutut. Dan jari-jari kedua kaki dan kedua tangan dihadapkan ke arah kiblat, dan jari-jari tangan dirapatkan.
Sujud di atas hendaknya dengan menggunakan anggota sujud yang tujuh, yakni kening bersama hidung, kedua tangan, kedua lutut, dan jari-jari kedua kaki, serta mengucapkan :
" سبحان ربّي الأعلى "
Artinya: “ Mahasuci Allah yang Mahatinggi.” ( 3x atau lebih)
Disunnatkan lagi membaca :
" سبحانك اللهم ربّنا وبحمدك اللهم اغفر لي "
Artinya: “ Mahasuci Engkau, ya Allah, Robb kami, dengan memuji Engkau, ya Allah, ampunilah aku.”
Disunnatkan pula memperbanyak do’a. Rasulullah bersabda :
" أما الركوع فعظموا فيه الرب، وأما السجود فاجتهدوا في الدعاء فقمن أن يستجاب لكم "
Artinya : “ ketika ruku’ maka agungkanlah ( nama )Robbmu. Dan ketika sujud, maka bersungguh-sungguhlah dalam berdo’a, karena do’a kalian layak untuk dikabulkan.” ( HR. Muslim)
" أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد فأكثروا من الدعاء "
Artinya: “ kondisi dimana seorang hamba paling dekat dengan Robbnya adalah di saat ia sedang sujud, karena itu perbanyaklah do’a.” ( HR. Muslim )
Disunnatkan pula berdo’a untuk diri sendiri dan mendoakan umat Islam lainnya untuk kebaikan di dunia dan di akhirat.
Ketentuan lainnya adalah merenggangkan kedua lengan dari kedua lambung, tidak merapatkan perut dengan paha, merenggangkan kedua paha dari kedua betis dan mengangkat kedua lengan dari tanah tanah (dasar/ tempat sujud ) . hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah :
" اعدلوا في السجود, ولا يبسط أحدكم ذراعيه انبساط الكلب"
Artinya : “ tegaklah dalam sujud kalian, jangan ada seseorang dari kalian yang meletakkan kedua lengannya seperti anjing.”
10. mengangkat kepala dari sujud ( bangun dari sujud ) dengan mengucapkan takbir, meletakkan telapak kaki yang kiri dan mendudukinya , menegakkan kaki yang kanan, meletakkan kedua tangan di atas kedua paha atau lutut, dan mengucapkan :
" رَبِّ اغْفِرْ لِي رَبِّ اغْفِرْ ليِ رَبِّ اغْفِرْ ليِ, اللَّهُمَّ اغْفِرْ ليِ وَارْحَمْنِي وَارْزُقْنِي وَعَافِنِي وَاهْدِنِي وَاجْبُرْنِي "
Artinya : “ ya Robb, ampunilah aku ( 3x). ya Allah, ampunilah aku, berikanlan rizki-Mu kepadaku, sehatkanlah aku, tunjukilah aku, dan cukupkanlah segala kekuranganku.
Tuma’nina ( menenangkan badan ) ketika duduk sehingga tulang-tulangnya kembali lagi ke tempat asalnya, seperti I’tidal setelah ruku’ . Nabi Muhammad memanjangkan I’tidal dan antara kedua sujud.
11. Sujud kedua dengan mengucapkan takbir, dan mengerjakan seperti yang dikerjakan pada sujud pertama.
12. Mengangkat kepala dengan mengucapkan takbir; lalu duduk sebentar seperti duduk antara dua sujud, yang ini disebut duduk istirahat. Menurut salah satu pendapat ulama ini merupakan amalan yang disunnatkan. Karena itu apabila ini ditinggalkan tidak apa-apa dan di situ tidak ada dzikir maupun do’a yang harus di ucapkan.
Kemudian bangkit ke rokaat yang kedua dengan bersandar pada kedua lutut ( bila kondisi memungkinkan ). Bila tidak mampu, maka boleh bersandar pada alas ( dasar/ tempat sujud )
Lalu membaca surat Al Fatihah, dan selanjutnya membaca salah satu surat dari Al-Qur’an. Baru setelah itu mengerjakan seperti yang dilakukan pada rokaat pertama.
Makmum tidak diperkenankan mendahului imam, karena Nabi telah memperingatkan hal itu kepada umatnya. Hukumnya makruh apabila makmum gerakannya bersamaan dengan imam. Yang disunnatkan adalah semua perbuatan dilakukan setelah imam tanpa menunggu-nunggu dan setelah terhentinya suara imam. Hal ini berdasarkan sabda Nabi :
" إنما جعل الإمام ليؤتم به، فلا تختلفوا عليه فإذا كبر فكبروا, وإذا قال سمع الله لمن حمده, فقولوا : ربنا ولك الحمد, فإذا سجد فاسجدوا "
Artinya : “ Imam hanya dijadikan untuk diikuti, karenanya janganlah kalian berbeda dengan imam, apabila imam takbir, maka takbirlah, apabila imam mengucapkan “ sami’allaahu liman hamidah” maka ucapkanlah : “Rabbanaa wa lakal hamd.” Apabila imam sujud, maka sujudlah ( HR. Al- Bukhari- Muslim)
13. Apa bila shalat terdiri dari dua rekaat, seperti shalat Subuh, shalat Jum’at dan shalat Ied, maka setelah sujud yang kedua, duduk dengan menegakkan kaki yang kanan, dan duduk di atas kaki yang kiri, meletakkan tangan kanan di atas paha kanan, menggenggam semua jari-jari kecuali jari telunjuk yang mengisyaratkan pengesaan Allah , atau menggenggam jari kelingking dan jari manis saja sedangkan jari tengah beserta ibu jari membentuk lingkaran, lalu mengisyaratkan jari telunjuk, ini juga baik bila di lakukan. Kedua cara ini berdasarkan hadits Nabi . Dan tangan kiri diletakkan di atas paha atau lutut yang kiri juga. Dalam duduk ini kemudian membaca tasyahud, yaitu:
" التَحِيَاتُ للهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَيِّبَاتُ, السَّلامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ, السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَالِحِيْنَ, أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, اللهم صلِّ علَى محمدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَآَلِ إِبْرَاهِيم إِنَّكَ حميـد مجيدُ , وَبَارِكْ عَلَى مُحَـمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَـمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْـمَ وآل إبراهيمَ إنك حميـدٌ مجيـدٌ, اللهمَّ إِنِّي أَعُـوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَـذَابِ القَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ وَمِنْ فِتْـنَةِ المسيحِ الدَّجَّال "
Artinya : “ segala puja dan puji, shalawat dan kebaikan milik Allah, keselamatan dari Allah, rahmatNya dan keberkahanNya kepadamu wahai Nabi , keselamatan kepada kami dan hamba-hamba Allah yang baik. Aku bersaksi tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah. Aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba dan utusanNya. Ya Allah sampaikan keselamatan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan keselamatan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Mahaagung, berkatilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberkati Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Terpuji dan Mahaagung. Ya Allah aku memohon perlindunganMu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari fitnah Al Masih Ad-Dajjal.”
Kemudian berdoa apa saja meminta kebaikan di dunia dan akhirat, dan jika mendoakan orang tua atau sesama kaum muslimin, maka tidak apa-apa, baik dilakukan dalam shalat wajib maupun dalam shalat sunnat.
Selanjutnya salam ke kanan dan ke kiri, seraya mengucapkan:
" السلام عليكم ورحمة الله, السلام عليكم ورحمة الله"
14. apabila shalat terdiri dari tiga rakaat, seperti shalat Maghrib, atau empat rakaat, seperti shalat Dhuhur,Ashar dan shalat Isya’. Maka setelah membaca tasyahud dan shalawat kepada Nabi , berdiri lagi dengan bersandar pada lutut, mengangkat kedua tangan setinggi pundak dengan mengucapkan “ Allahu Akbar” dan meletakkan kedua tangan di atas dada, lalu membaca Al Fatihah saja.
Apabila dalam rakaat ketiga dan keempat dari shalat Dhuhur sesekali menambah bacaan ayat sesudah Fatihah, maka tidak apa-apa, karena ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan Abi Sa’id .
Kemudian melakukan tahiyat rakaat ketiga dari shalat Maghrib dan setelah rakaat keempat dari shalat Dhuhur,Ashar atau Isya’; membaca shalawat kepada Nabi , memohon perlindungan dari siksa neraka Jahannam, siksa kubur, dan fitnah Dajjal, memperbanyak doa sebagaimana pada shalat yang dua rakaat. Pada saat ini duduknya “ tawarruk” , yakni meletakkan kaki kiri di bawah kaki kanan, pantat di atas lantai/ alas dengan menegakkan kaki kanan. Ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan Abi Humaid.
Setelah itu melakukan salam ke kiri dan ke kanan, seraya mengucapkan :
" السلام عليكم ورحمة الله ، السلام عليكم ورحمة الله "
Kemudian beristighfar ( 3x) dan mengucapkan :
اللهم أنت السلام ومنك السلام تباركت يا ذا الجلال والإكرام، لا إله إلا الله وحده لا شريك له, له الملك وله الحمد, وهو على كل شيء قدير, اللهم لا مانع لما أعطيت ولا معطي لما منـعت ولا ينفع ذا الجد منك الجد, لا حول ولا قوة إلا بالله ولا نعـبد إلا إياه, له النعمة وله الفـضل وله الثناء الحسـن لا إله إلا الله مخلصين له الدين ولو كره الكافرون.
Artinya : “ Ya Allah , Engkau Mahasejahtera, dari Engkaulah datangnya kesejahteraan, Engkau Mahaberkah, wahai yang mempunyai keagungan dan kemuliaan, tiada ilah yang berhak disembah selain Allah yang Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala pujian. Dia mampu atas segala sesuatu. Ya Allah tidak ada yang mampu menghalangi apa yang Engkau berikan, tidak ada yang mampu memberi sesutu yang Engkau tolak, dan tidak ada gunanya bagi Engkau kekayaan manusia, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Engkau, ya Allah. Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah. Kami tidak menyembah selain Dia. Bagi-Nya kenikmatan, bagi-Nya anugrah, dan bagi-Nya pujian yang baik. Tidak ada Tuhan selain Allah. Kami mengikhlaskan dien ini ( agama ini ) karena-Nya, meskipun orang-orang kafir membenci.”
Kemudian membaca tasbih ( subhanallah) 33x, membaca hamdalah ( Alhamdulillaah ) 33x, dan takbir ( Allahu Akbar ) 33x, dan untuk kesempurnaan bacalah :
" لا إله إلا الله وحده لا شريك له, له الملك وله الحمد, وهو على كل شيء قدير"
Artinya : “ Tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala pujian. Dia mampu atas segala sesuatu.”
Lalu membaca ayat kursi, surat Al Ikhlash ( qul Huwallahu Ahad ), surat Al Falaq ( qul A’uudzu bi Rabbil Falaq ) dan surat An Naas ( qul A’uudzu bi Rabbinnaas ) sehabis shalat.
Disunnatkan mengulangi tiga surat tersebut sebanyak tiga kali setelah shalat Maghrib dan Shubuh. Ini berdasarkan hadits yang shahih. Setelah melakukan shalat Maghrib dan Subuh juga disunnatkan membaca dzikir di bawah ini sepuluh kali setelah membaca dzikir-dzikir yang telah disebutkan di atas:
" لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد يحيي ويميت وهو على كل شيء قدير"
Berdasarkan hadits Nabi tentang hal ini.
Seorang imam, setelah mengucapkan istighfar (3x) dan mengucapkan :
اللهم أنت السلام ومنك السلام, تباركت يا ذا الجلال والإكرام
Ia berpaling menghadap makmumnya, kemudian berdzikir ( dzikir seperti dijelaskan di atas). Amalan ini sebagaimana telah ditunjukkan beberapa hadits Nabi , antara lain hadits yang diriwayatkan Aisyah dalam shahih Muslim. Dan yang perlu diketahui dzikir hukumnya sunnat bukan wajib.
Setiap muslim dan muslimah disunnatkan untuk senantiasa berusaha melaksanakan shalat dua belas rakaat disaat tidak bebergian yaitu empat rakaat sebelum Dhuhur, dua rakaat setelah Dhuhur, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat setelah Isya’ dan dua rakaat sebelum Shubuh, karena Nabi selalu menjaga shalat-shalat sunnat ini. Shalat shalat sunnat ini disebut Rawatib.
Ummi Habibah Ra meriwayatkan bahwa Nabi bersabda :
" من صلى اثنتي عشرة في يومه وليلته تطوعا بني له بيتا في الجنة "
Artinya : “ barang siapa shalat sunnat 12 rakaat setiap hari, maka akan disediakan untuknya rumah di surga.” ( HR. Muslim)
Jika tengah bepergian atau dalam perjalanan, Nabi meninggalkan shalat sunnat sebelum dan sesudah Dhuhur, shalat sunnat ba’da Maghrib, dan shalat sunnat ba’da Isya’. Tetapi beliau masih tetap memelihari shalat sunnat sebelum Subuh, dan witir. Oleh kerena itu kita perlu meneladaninya, karena Allah telah berfirman :
لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا
Artinya : “ sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu ( yaitu ) bagi orang yang mengharap ( rahmat) Allah dan ( kedatangan ) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” QS Al -Ahzab : 21)
Rasulullah pun telah bersabda :
" صلوا كما رأيتموني أصلي"
Artinya : “ Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat.”
Allah pemberi taufiq.
Salam sejahtera semoga melimpah kepada Nabi kita, Muhammad bin Abdullah, kepada keluarganya, para shahabatnya, dan para pengikutnya sampai hari kiamat.
2
KEWAJIBAN MELAKSANAKAM
SHALAT BERJAMAAH
Banyak orang yang meremehkan shalat berjamaah. Yang dijadikan alasan mereka adalah sikap tak acuh sebagian ulama terhadap masalah ini. Oleh karenanya, dalam tulisan ini saya merasa berkewajiban menjelaskannya karena sebenarnya masalah ini teramat penting.
Setiap muslim tidak dibenarkan meremehkan masalah yang dianggap penting oleh Allah ( dalam Kitab suciNya) dan RasulNya.
Allah telah banyak menyebut kata “shalat” dalam Al Qur’anul Karim. Ini menandakan begitu penting perkara ini. Allah telah memerintahkan kita untuk memelihara dan melaksanakan shalat dengan berjamaah.
Allah juga mengatakan bahwa meremehkan dan malas mengerjakan shalat berjamaah termasuk sifat orang munafik.dalam salah satu firmanNya :
حافظوا على الصلوات والصلاة الوسطى وقوموا لله قانتين
Artinya : “ Peliharalah segala shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah(dalam shalatmu) dengan khusyu’.” ( Al Baqarah : 238)
Bagaimana seorang muslim dapat dikatakan orang yang memelihara dan mengagungkan shalat, bila ia tidak melakukan ( bahkan meremehkan) shalat berjamaah bersama rekan-rekannya.
Allah berfirman:
وأقيموا الصلاة وأتوا الزكاة واركعوا مع الراكعين
Artinya : “ Dirikanlah shalat, tunaikan zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’( Al Baqarah : 43)
Ayat yang mulia ini merupakan nash tentang kewajiban shalat berjamaah. Pada awal ayat tersebut Allah sudah memerintahkan kita untuk mendirikan shalat, ini berarti kita diperintahkan Allah untuk memelihara shalat berjamaah, bukan sekedar mengerjakan saja.
Dalam surat An Nisaa’, Allah berfirman yang artinya :
“ Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka( shahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri ( shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka ( yang shalat besertamu ) sujud ( telah menyempurnakan serakaat ), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu ( untuk menghadapi musuh ) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum shalat , lalu bershalatlah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata …” ( An Nisaa’ : 102)
Pada ayat di atas Allah mewajibkan kaum muslimin untuk mengerjakan shalat berjamaah dalam keadaan perang. Bagaimana bila dalam keadaan damai?!
Jika seorang muslim diperbolehkan meninggalkan shalat berjamaah ( oleh Allah ), tentu kaum muslimin lain yang tengah berbaris menghadapi serangan musuh dan yang paling terancam dibolehkan meninggalkan shalat berjamaah. Tetapi di dalam ayat di atas perintah Allah tidaklah demikian. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa shalat berjamaah merupakan kewajiban utama. Oleh karenanya tidak dibenarkan seorang muslim meninggalkan kewajiban tersebut.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi telah bersabda :
" لقد هممت أن آمر بالصلاة, فتقام ثم آمر رجلا أن يصلي بالناس، ثم أنطلق برجال معهم حزم من حطب إلى قوم لا يشهدون الصلاة، فأحرق عليهم بيوتهم "
Artinya : “ Aku berniat memerintahkan kaum muslimin untuk mendirikan shalat. Maka aku perintahkan seseorang untuk menjadi imam dan shalat bersama manusia. Kemudian aku berangkat dengan kaum muslimin yang membawa seikat kayu bakar menuju orang-orang yang tidak mau ikut shalat berjamaah, dan aku bakar rumah-rumah mereka.(HR. Bukhari Muslim)
Abdullah bin Mas’ud Ra berkata : “ Engkau telah melihat kami, tidaklah seseorang yang meninggalkan shalat berjamaah, kecuali ia seorang munafik yang diketahui nifaknya, atau seseorang yang sakit, bahkan seorang yang sakitpun berjalan ( dengan dipapah ) antara dua orang untuk mendatangi shalat ( shalat berjamaah di masjid ).” Abdullah bin Mas’ud lalu menegaskan, “ Rasulullah mengajarkan kita jalan-jalan hidayah, dan salah satu jalan hidayah itu adalah shalat di masjid ( shalat yang dikerjakan di masjid ).”( shahih muslim)
Abdullah bin Mas’ud Ra berkata : “ Barang siapa ingin bertemu Allah di hari akhir nanti dalam keadaan muslim, maka hendaklah memelihara semua shalat yang diserukanNya. Allah telah menetapkan kepada Nabi kalian jalan-jalan hidayah dan shalat itu termasuk jalan hidayah. Kalau kalian shalat di rumah berarti kalian telah meninggalkan jalan nabi kalian. Jika kalian meninggalkan jalan nabi kalian, maka pasti kalian akan sesat. Seorang lelaki yang bersuci dengan baik, kemudian menuju ke masjid, maka Allah menulis setiap langkahnya satu kebaikan, mengangkatnya satu derajad, dan menghapus satu kejahatannya. Engkau telah melihat di kalangan kami, tidak pernah ada yang meninggalkan shalat ( berjamaah ). kecuali orang munafik yang sudah nyata dan jelas nifaknya. Perlu diketahui pernah ada seorang lelaki hadir dengan dituntun antara dua orang untuk didirikan di shaf.”
Dari Abu Hurairah Ra dikisahkan bahwa pernah ada seorang lelaki buta bertanya kepada Rasulullah , “ Wahai Rasul Allah, aku tidak punya penuntun yang menggandengku ke masjid. Apakah aku mendapatkan kemurahan( dispensasi ) untuk shalat di rumah saja?” Rasulullah bertanya kepadanya : “ Apakah kamu mendengarkan adzan (seruan ) untuk shalat?” “ ya” jawab lelaki buta itu. Rasulullah lalu berkata dengan tegas, “ kalau begitu datangilah masjid untuk shalat berjamaah !”
Hadits yang menunjukkan wajibnya shalat berjamaah dan kewajiban melaksanakannya di rumah Allah sangat banyak.oleh karena itu setiap muslim wajib memperhatikan dan bersegera melaksanakannya. Juga wajib untuk memberitahukan hal ini kepada anak-anaknya, keluarga, tetangga, dan seluruh teman-teman seaqidah agar mereka mengerjakan perintah Allah dan perintah Rasul Nya agar mereka takut terhadap larangan Allah dan Rasul-Nya, dan agar mereka menjauhkan diri dari sifat-sifat orang munafik yang tercela, di antaranya sifat malas mengerjakan shalat. Allah telah berfirman yang artinya :
“ sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah , dan Allah akan membalas tipuan mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas, mereka bermaksud untuk riya’( dengan shalat ) di hadapan manusia, dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali . mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian ( iman atau kafir ). Tidak masuk dalam galongan ini ( orang-orang yang beriman ) dan tidak ( pula ) kepada golongan itu ( orang-orang kafir ). Barang siapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan ( untuk memberi petunjuk) baginya.” ( An Nisaa’ : 142-143)
meninggalkan shalat berjamaah merupakan salah satu penyebab untuk meninggalkan shalat sama sekali. Dan perlu diketahui bahwa meninggalkan shalat adalah kekafiran dan keluar dari Islam. Ini berdasarkan sabda Nabi :
" بين الرجل وبين الكفر والشرك ترك الصلاة "
Artinya : “ batas antara seseorang dengan kekafiran dan kemusyrikan adalah meninggalkan shalat.” ( HR. Muslim)
Rasulullah bersabda :
قال رسول الله : العهد الذي بيننا وبينهم الصلاة فمن تركها فقد كفر.
Artinya : “ janji yang membatasi antara kita dan orang-orang kafir adalah shalat. Barang siapa meninggalkannya maka ia kafir.”
Setiap muslim wajib memelihara shalat pada waktunya, mengerjakan shalat sesuai dengan yang disyariatkan Allah, dan mengerjakannya secara berjamaah di rumah-rumah Allah. Seorang muslim wajib taat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta takut akan murka dan siksa-Nya.
Apabila kebenaran telah tampak dan dalil-dalilnyapun jelas, maka siapapun tidak dibenarkan menyeleweng serta mengingkari dengan alasan menurut perkataan si fulan ini atau si fulan itu, karena Allah telah berfirman :
فإن تنازعتم في شيء فردوه إلى الله والرسول إن كنتم تؤمنون بالله واليوم الآخر, ذلك خير وأحسن تأويلا
Artinya : “ jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah ( Al Qur’an ) dan Rasul ( sunnahnya ), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama ( bagimu ) dan lebih baik akibatnya.” ( An Nisaa’: 59)
“ … maka hendaklah orang-orang yang menyalahi kehendaknya (Rasul ) takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih.” (An- Nuur : 63)
tidak diragukan lagi,shalat berjamaah mempunyai beberapa hikmah serta kemaslahatan. Hikmah yang paling tampak adalah akan timbul di antara sesama muslim saling mengenal dan saling membantu untuk kebaikan, ketaqwaan, dan saling berwasiat dengan kebenaran dan kesabaran.
Hikmah lainnya adalah untuk memberi dorongan kepada orang yang meninggalkannya, dan memberi pengajaran kepada orang yang tidak tahu. Juga untuk menumbuhkan rasa tidak suka / membenci kemunafikan, untuk memperlihatkan syiar-syiar Allah di tengah-tengah hamba-hamba-Nya, dan sebagai dakwah lewat kata-kata serta perbuatan.
Semoga Allah melimpahkan taufiq-Nya kepada saya dan anda sekalian untuk mencapai ridha-nya serta perbaikan masalah dunia dan akhirat. Kami juga memohon perlindungan dari kejahatan-kejahatan diri serta amalan-amalan kami dan dari sifat-sifat yang menyerupai orang-orang kafir dan munafik. Sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Maha Mulia.
JENIS TARBIYAH
Jenis Tarbiyah
sembilan aspek pendidikan bagi Muslim Unggulan
Tak ada guru sehebat Nabi Muhammad shalallahu 'Alaihi Wa sallam, dan tak ada murid sehebat para sahabat Radhiallahy'anhum. Umat ini tak akan menjadi baik kecuali dengan apa yang membuat menjadi baik generasi pertama itu. Nabi sebagai guru terbaik tidak berkata-kata, bersikap, dan bertindak kecuali dengna bimbingan dari Allah Subhaanahu wa ta'ala. Sedangkan para sahabat mengisi hari2nya selama lebih dari 20 tahun dengan semua keteladanan gurunya itu secara kreatif dan independen.
berbagai usaha dilakukan para ulama dari berbagai zaman untuk menggali dan merumuskan manhaj Rasulullah serta tahap-tahapnya mandidik muslim generasi pertama menjadi manusia-manusia unggulan sepanjang masa. diantara para ulama agung itu adalah Ibnu Qayyim al-Jauziyah (lahir di Damaskus 691 H) Hasan bin Ali Hasan al-Hijasy merangkum pemikiran Ibnu Qayyim yang tersebar itu dalam sebuah disertasi doktornya di fakultas ilmu-ilmu sosial jurusan tarbiyah Universitas Imam Muhammad bin Su'ud, arab Saudi (manhaj Tarbiyah Ibnu Qayyim, penerbit al-kautsar, jakarta februari 2001)
Dibawah ini adalah tips untuk melakukan 9 jenis tarbiyah yang digali ibnu Qayyim rangkuman DR Hasan al-Hijazy itu.
1. tarbiyah Imaniyah (mendidik iman)
ada tiga sarana (wasilah) untuk mendidik iman. pertama, selalu mentadaburi (mengamati, mempelajari, menghayati) tanda-tanda kekuasaan Allah Dzat Pencipta serta keluasan rahmat dan hikmah perbuatan-Nya. Tadabur itu bisa dilakukan dengan penglihatan biasa (bashirah), bisa juga denga penalaran akal sehat, dengan mentadabur kekuasaan Allah, hasil-hasil ciptaan-Nya, gejala-gejala alam, kesempurnaan manusia, juga ayat-ayat al-qur'an.
kedua, selalu mengingat kematian yang penuh kepastian. ketiga, mendalami fungsi semua jenis ibadah sebagai salah satu cara mendidik iman. caranya denga banyak mengerjakan amal shalih yagn sendi utamanya adalah keikhlasan; juag memperbanyak do'a dan harapan kepada Allah semata; menghindari riya' dalam berbakti dan bertindak;mencintai firman Allah; berkeyakinan bahwa kelak akan berjumpa langsung dengan Allah; terakhir melanggengkan rasa syukur dalam keadaan apapun.
2 Trabiyah Ruhiyah (mendidik ruhani)
Ibnu Qayyim mencatat 7 cara melakukan tarbiyah ruhiyah, yaitu: memperdalam iman kepada hal-hal (ghaib) yang dikabarkan Allah seperti azab kubur, alam barzah, akhirat, hari perhitungan; memperbanyak dzikir dan sholat; melakukan muhasabah (intropeksi diri) setiap hari sebelum tidur; mentadaburi makhluk Allah yang banyak menyimpan bukti-bukti kekuasaan, ketauhidan, dan kesempurnaan sifat Allah; serta mengagungkan, menghormati, dan mengindahkan seluruh perintah dan larangan Allah.
3. Tarbiyah Fikriyah (mendidik pikiran)
kegiatan tafakur (merenung/berkonsentrasi) menurut ibnu Qayyim adalah menyingkap beberapa perkara da membedakan tingkatannya dalam timbangan kebaikan dan keburukan. dengan tafakur, seseorang bisa memebedakan antara yang hina dan yagn mulia, dan antara yg lebih buruk dari yang buruk. kata imam syafi'i "minta tolonglah atas pembicaraan mu dengan diam dan atas analisamu dengan tafakur ." ibnu Qayyim mengomentari kalimat itu dengan berkata "yang demikian itu dikarenakan tafakur adalah amalan hati, dan ibadah adalah amalan juwariyah(fisik), sedang kedudukan hati itu lebih muia daripada jawariyah, maka amal hati lebih mulia dari pada jawariya. disamping itu, tafakur bisa membawa seseorang pada keimanan yagn tak bisa diraih oleh amal semata." sebaik-baik tafakur adalah saat membaca Al-qur'an, yang akan mengantar manusia kepada ma'rifatullah (menganal Allah).
4 Tarbiyah 'Athifiyah (mendidik perasaan)
naluri (insting), kesediahan, kegambiraan, kemarahan, ketakutan, dan cinta merupakan perasaan-perasaan utama yagn selalu mendera manusia. sedangkan cinta adalah perasaan yang bisa menjadi motivasi paling kuat untuk menggerakkan manusia malakukan apapun. Maka Ibnu Qayyim memberi 11 resep menundukan perasaan cinta, yaitu: menanamkan perasaan yang kuat bahwa seorang hamba sangat buth Allah, bukan yagn lain; meyakinkan diri sendiri bahwa satu hati yang menjadi milik manusia harus dipenuhi hanya oleh satu cinta; mengokohkan perasaan bahwapemilik segala sesuatu di dunia ini hanya Allah semata; beribadah kepada Allah dengan nama-nama Yang Maha Awal, Maha Akhir, Maha Zhahir, dan Maha Batin demi menumbuhkan rasa fakir (butuh) kepada Allah; bersikap tegas bahwa tak ada yang lebih tinggi dan mulia kedudukannya sesudah Allah; menanamkan ma'rifat tentang betapa banyak nikmat Allah dan batapa banyak kelemahan kita; menanamkan ma'rifat bahwa Allah lah yang telah yang telah menciptakan semua perbuatan hambanya dan telah menanamkan iman didalam hatinya; menanamkan perasaan butuh pada hidayah Allah dalam setiap detik kehidupannya; serius memanjatkaqn do'a-do'a yagn meminta pertolongan Allah dalam menghadapi apapun; mananakan kesadaran penuh akan nikmat dan karunia-Nya yagn begitu banyak; serta, menanamkan ilmu bahwa cinta kepada Allah merupakan tuntutan iman.
5. Tarbiyah Khuluqiyah (mendidik akhlaq0
Misi utama Rasulullah dimuka bumi untuk menyempurnakan akhlaq manusia. contoh-contoh utama akhlak mulia yang diharapkan dari seorang manusia adalah sabar, syaja'ah(keberanian), al-itsar (mendahulukan kepentingan orang lain), syukur, jujur, dan amanah. cara mendidikkan akhlaq yang muia itu adalah: pertama, mengosongkan hati dari itikad dan kecintaan kepada segala hal yang bathil; kedua mengaktifkandan menyertakan seseorang dalam perbuatan baik (al-birr); ketiga, melatih dan membiasakan seseorang dalam perbuatan baik itu; keempat, memberi gambaran yagn buruk tentang akhlaq tercela; dan kelima, menunjukan bukti-bukti nyata sebagai buah dari akhlaq yang mulia.
6. Tarbiyah Ijtimaiyah (mendidik bermasyarakat)
Pendidikan kemasyarakatan yagn baik adalah yang selalu memperhatikan perasaan orang lain. seorang muslim dalam masyarakat tidak dibenarkan menyakiti saudaranya walaupun hanya dengan menebar bau yang tidak enak. Ibnu Qayyim berpendapat, tidak cukup hanya tidak menyakiti perasaan, seorang muslim harus mampu membahagiakan dan menyenangkan hati saudara-saudara di sekiarnya.
7. tarbiyah Iradiyah (mendidik cita-cita)
Tarbiyah Iradiyah berfungsi mendidik setiap muslim untuk memiliku kecintaan terhadap sesuatu yang dicita-citakan, tegar menanggung erita di jalanny, sabar dalam menempuhnya mengingat hasil yang kelak akan diraihnya serta melatih jiwa dengan kesungguhan dalam beramal. Tanda-tanda iradah yang sehat adalah kegelisahan hati dalam mencari keridhaan Allah dan persiapan untuk bertemu dengan-Nya. seseorang yang iradahnya sehat juga aka bersedih karena menghabiskan waktu untuk sesuatu yang tidak diRidhai Allah. sedangkan iradah yang rusak akan lahir dalam bentuk penyakit ilmu, pengetahuan, dan keahlian yang berlawanan dengan syari'at Allah.
8. Tarbiyah badaniyah (mendidik jasmani)
Seorang muslim harus secara terprogram memeperhatikan unsur badan menjaganya dan memnuhi hak-haknya secara sempurna. Perhatikan yag demikian akan mengantarkan seseorang pada ketaatan penuh dan kesempurnaan dalam menjalankan semua yang diwajibkan Allah kepadanya. Tarbiyah badaniyah ini meliputi: pembinaan badan di waktu sehat; pengobatan di waktu sakit; pemenuhan kebutuhan gizi; serta olah raga (Tarbiyah riyadhah).
9. Tarbiyah Jinsiyah (pendidikan seks)
Insting seks merupakan sesuatu yang diciptakan Allah, yan gsegera diwadahi ielh satu-satunya lembaga halal yaitu pernikahan. Faedah dari seks (jima') menurut Ibnu Qayyim adalah: pertama, menjaga dan melestarikan kehidupan manusia; kedua, mengeluarkan sperma yang jika tertimbun terlalu lama dalam tubuh akan membahayakan kesehatan manusia; ketiga, wasilah untuk memenuhi hajat seksual dan untuk meraih kenikmatan batin dan biologis.
Tarbiyah Jinsiyah bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: memperbanyak pembicaraan tentang bahaya zinaq dan berbagai kerusakan yang ditimbulkan nya, termasuk ancaman terhadap dosa zina; menyebarluaskan peringatan dan penjelasan tentang bahaya serta kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan perilaku homoseksual; menjadikan kebiasaan untuk membatasi pandangan mata sebagai kebudayaan di tengah masyarakat; tidak berkata-kata maupun melangkahkan kaki kecuali kepada hal-hal yang pasti mendapat pahala Allah; menyatakan perang terhadap semua bentuk nafsu dan keinginan yang buruk; meniadakan waktu yang kosong; memerbanyak ibadah sunnah; melarang anak-anak bergaul dengan teman yang buruk akhlaknya; melarang anak-anak dengan keras untuk mendekati khamr (minuman keras); serta melindungi anak-anak dari penyimpangan fitrah kelaminnya.
sembilan aspek pendidikan bagi Muslim Unggulan
Tak ada guru sehebat Nabi Muhammad shalallahu 'Alaihi Wa sallam, dan tak ada murid sehebat para sahabat Radhiallahy'anhum. Umat ini tak akan menjadi baik kecuali dengan apa yang membuat menjadi baik generasi pertama itu. Nabi sebagai guru terbaik tidak berkata-kata, bersikap, dan bertindak kecuali dengna bimbingan dari Allah Subhaanahu wa ta'ala. Sedangkan para sahabat mengisi hari2nya selama lebih dari 20 tahun dengan semua keteladanan gurunya itu secara kreatif dan independen.
berbagai usaha dilakukan para ulama dari berbagai zaman untuk menggali dan merumuskan manhaj Rasulullah serta tahap-tahapnya mandidik muslim generasi pertama menjadi manusia-manusia unggulan sepanjang masa. diantara para ulama agung itu adalah Ibnu Qayyim al-Jauziyah (lahir di Damaskus 691 H) Hasan bin Ali Hasan al-Hijasy merangkum pemikiran Ibnu Qayyim yang tersebar itu dalam sebuah disertasi doktornya di fakultas ilmu-ilmu sosial jurusan tarbiyah Universitas Imam Muhammad bin Su'ud, arab Saudi (manhaj Tarbiyah Ibnu Qayyim, penerbit al-kautsar, jakarta februari 2001)
Dibawah ini adalah tips untuk melakukan 9 jenis tarbiyah yang digali ibnu Qayyim rangkuman DR Hasan al-Hijazy itu.
1. tarbiyah Imaniyah (mendidik iman)
ada tiga sarana (wasilah) untuk mendidik iman. pertama, selalu mentadaburi (mengamati, mempelajari, menghayati) tanda-tanda kekuasaan Allah Dzat Pencipta serta keluasan rahmat dan hikmah perbuatan-Nya. Tadabur itu bisa dilakukan dengan penglihatan biasa (bashirah), bisa juga denga penalaran akal sehat, dengan mentadabur kekuasaan Allah, hasil-hasil ciptaan-Nya, gejala-gejala alam, kesempurnaan manusia, juga ayat-ayat al-qur'an.
kedua, selalu mengingat kematian yang penuh kepastian. ketiga, mendalami fungsi semua jenis ibadah sebagai salah satu cara mendidik iman. caranya denga banyak mengerjakan amal shalih yagn sendi utamanya adalah keikhlasan; juag memperbanyak do'a dan harapan kepada Allah semata; menghindari riya' dalam berbakti dan bertindak;mencintai firman Allah; berkeyakinan bahwa kelak akan berjumpa langsung dengan Allah; terakhir melanggengkan rasa syukur dalam keadaan apapun.
2 Trabiyah Ruhiyah (mendidik ruhani)
Ibnu Qayyim mencatat 7 cara melakukan tarbiyah ruhiyah, yaitu: memperdalam iman kepada hal-hal (ghaib) yang dikabarkan Allah seperti azab kubur, alam barzah, akhirat, hari perhitungan; memperbanyak dzikir dan sholat; melakukan muhasabah (intropeksi diri) setiap hari sebelum tidur; mentadaburi makhluk Allah yang banyak menyimpan bukti-bukti kekuasaan, ketauhidan, dan kesempurnaan sifat Allah; serta mengagungkan, menghormati, dan mengindahkan seluruh perintah dan larangan Allah.
3. Tarbiyah Fikriyah (mendidik pikiran)
kegiatan tafakur (merenung/berkonsentrasi) menurut ibnu Qayyim adalah menyingkap beberapa perkara da membedakan tingkatannya dalam timbangan kebaikan dan keburukan. dengan tafakur, seseorang bisa memebedakan antara yang hina dan yagn mulia, dan antara yg lebih buruk dari yang buruk. kata imam syafi'i "minta tolonglah atas pembicaraan mu dengan diam dan atas analisamu dengan tafakur ." ibnu Qayyim mengomentari kalimat itu dengan berkata "yang demikian itu dikarenakan tafakur adalah amalan hati, dan ibadah adalah amalan juwariyah(fisik), sedang kedudukan hati itu lebih muia daripada jawariyah, maka amal hati lebih mulia dari pada jawariya. disamping itu, tafakur bisa membawa seseorang pada keimanan yagn tak bisa diraih oleh amal semata." sebaik-baik tafakur adalah saat membaca Al-qur'an, yang akan mengantar manusia kepada ma'rifatullah (menganal Allah).
4 Tarbiyah 'Athifiyah (mendidik perasaan)
naluri (insting), kesediahan, kegambiraan, kemarahan, ketakutan, dan cinta merupakan perasaan-perasaan utama yagn selalu mendera manusia. sedangkan cinta adalah perasaan yang bisa menjadi motivasi paling kuat untuk menggerakkan manusia malakukan apapun. Maka Ibnu Qayyim memberi 11 resep menundukan perasaan cinta, yaitu: menanamkan perasaan yang kuat bahwa seorang hamba sangat buth Allah, bukan yagn lain; meyakinkan diri sendiri bahwa satu hati yang menjadi milik manusia harus dipenuhi hanya oleh satu cinta; mengokohkan perasaan bahwapemilik segala sesuatu di dunia ini hanya Allah semata; beribadah kepada Allah dengan nama-nama Yang Maha Awal, Maha Akhir, Maha Zhahir, dan Maha Batin demi menumbuhkan rasa fakir (butuh) kepada Allah; bersikap tegas bahwa tak ada yang lebih tinggi dan mulia kedudukannya sesudah Allah; menanamkan ma'rifat tentang betapa banyak nikmat Allah dan batapa banyak kelemahan kita; menanamkan ma'rifat bahwa Allah lah yang telah yang telah menciptakan semua perbuatan hambanya dan telah menanamkan iman didalam hatinya; menanamkan perasaan butuh pada hidayah Allah dalam setiap detik kehidupannya; serius memanjatkaqn do'a-do'a yagn meminta pertolongan Allah dalam menghadapi apapun; mananakan kesadaran penuh akan nikmat dan karunia-Nya yagn begitu banyak; serta, menanamkan ilmu bahwa cinta kepada Allah merupakan tuntutan iman.
5. Tarbiyah Khuluqiyah (mendidik akhlaq0
Misi utama Rasulullah dimuka bumi untuk menyempurnakan akhlaq manusia. contoh-contoh utama akhlak mulia yang diharapkan dari seorang manusia adalah sabar, syaja'ah(keberanian), al-itsar (mendahulukan kepentingan orang lain), syukur, jujur, dan amanah. cara mendidikkan akhlaq yang muia itu adalah: pertama, mengosongkan hati dari itikad dan kecintaan kepada segala hal yang bathil; kedua mengaktifkandan menyertakan seseorang dalam perbuatan baik (al-birr); ketiga, melatih dan membiasakan seseorang dalam perbuatan baik itu; keempat, memberi gambaran yagn buruk tentang akhlaq tercela; dan kelima, menunjukan bukti-bukti nyata sebagai buah dari akhlaq yang mulia.
6. Tarbiyah Ijtimaiyah (mendidik bermasyarakat)
Pendidikan kemasyarakatan yagn baik adalah yang selalu memperhatikan perasaan orang lain. seorang muslim dalam masyarakat tidak dibenarkan menyakiti saudaranya walaupun hanya dengan menebar bau yang tidak enak. Ibnu Qayyim berpendapat, tidak cukup hanya tidak menyakiti perasaan, seorang muslim harus mampu membahagiakan dan menyenangkan hati saudara-saudara di sekiarnya.
7. tarbiyah Iradiyah (mendidik cita-cita)
Tarbiyah Iradiyah berfungsi mendidik setiap muslim untuk memiliku kecintaan terhadap sesuatu yang dicita-citakan, tegar menanggung erita di jalanny, sabar dalam menempuhnya mengingat hasil yang kelak akan diraihnya serta melatih jiwa dengan kesungguhan dalam beramal. Tanda-tanda iradah yang sehat adalah kegelisahan hati dalam mencari keridhaan Allah dan persiapan untuk bertemu dengan-Nya. seseorang yang iradahnya sehat juga aka bersedih karena menghabiskan waktu untuk sesuatu yang tidak diRidhai Allah. sedangkan iradah yang rusak akan lahir dalam bentuk penyakit ilmu, pengetahuan, dan keahlian yang berlawanan dengan syari'at Allah.
8. Tarbiyah badaniyah (mendidik jasmani)
Seorang muslim harus secara terprogram memeperhatikan unsur badan menjaganya dan memnuhi hak-haknya secara sempurna. Perhatikan yag demikian akan mengantarkan seseorang pada ketaatan penuh dan kesempurnaan dalam menjalankan semua yang diwajibkan Allah kepadanya. Tarbiyah badaniyah ini meliputi: pembinaan badan di waktu sehat; pengobatan di waktu sakit; pemenuhan kebutuhan gizi; serta olah raga (Tarbiyah riyadhah).
9. Tarbiyah Jinsiyah (pendidikan seks)
Insting seks merupakan sesuatu yang diciptakan Allah, yan gsegera diwadahi ielh satu-satunya lembaga halal yaitu pernikahan. Faedah dari seks (jima') menurut Ibnu Qayyim adalah: pertama, menjaga dan melestarikan kehidupan manusia; kedua, mengeluarkan sperma yang jika tertimbun terlalu lama dalam tubuh akan membahayakan kesehatan manusia; ketiga, wasilah untuk memenuhi hajat seksual dan untuk meraih kenikmatan batin dan biologis.
Tarbiyah Jinsiyah bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: memperbanyak pembicaraan tentang bahaya zinaq dan berbagai kerusakan yang ditimbulkan nya, termasuk ancaman terhadap dosa zina; menyebarluaskan peringatan dan penjelasan tentang bahaya serta kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan perilaku homoseksual; menjadikan kebiasaan untuk membatasi pandangan mata sebagai kebudayaan di tengah masyarakat; tidak berkata-kata maupun melangkahkan kaki kecuali kepada hal-hal yang pasti mendapat pahala Allah; menyatakan perang terhadap semua bentuk nafsu dan keinginan yang buruk; meniadakan waktu yang kosong; memerbanyak ibadah sunnah; melarang anak-anak bergaul dengan teman yang buruk akhlaknya; melarang anak-anak dengan keras untuk mendekati khamr (minuman keras); serta melindungi anak-anak dari penyimpangan fitrah kelaminnya.
MENYAMBUT RAMADLAN
Menyambut Ramadhan
Ya ALLAH...
Tak sabar hati ini menunggu detik demi detik kedatangan bulanMU
Bulan yang penuh Barokah, Rahmah serta MaghfirahMU
Ramadhan begitulah ENGKAU menyebutnya dalam wahyuMU
Ya ALLAH... Rak sabar hati ini Sekaligus aku juga takut
Takut tidak bertemu dengan RamadhanMU
Walau hanya tinggal sejengkal dari penantianku
Aku takut ya ALLAH...
Takut jika ENGKAU memanggilku disaat penantianku
Sementara aku masih berlumur dosa dan nista
Ya ALLAH...
Aku sangat berharap bertemu dengan RamadhanMU
Supaya aku bisa melebur seluruh dosa dan nistaku
AstaghfiruLLAH al'adziim...
AstaghfiruLLAH al'adziim...
AstaghfiruLLAH al'adziim...
Berilah aku kesempatan ya ALLAH...
Aku masih malu bertemu dengan ENGKAU
Malu akan dosa dan nistaku
Diriku masih kotor
Aku masih kurang bersyukur
Aku masih banyak menyakiti hati orang lain
Ya ALLAH...
Walau aku telah memohon
Bermunajat
Meminta ampun pada ENGKAU
Disetiap saat aku berkomunikasi denganMU
Disetiap shalatku
Namun aku sungguh ingin melebur dosa dan nistaku
Dalam bulanMU yang sangat ENGKAU agungkan
SubhanaLLAH....
Saudara-saudaraku yang aku cintai karena ALLAH
Aku ini hanyalah manusia biasa
Yang masih harus menempuh perjalanan yang sangat panjang
Untuk memiliki akhlak semulia Muhammad SAW bin Abdullah
Aku ini masih sering terbuai bisikan syetan laknatuLLAHI'alayhiim
Sehingga tak sengaja atau pun sengaja
Mungkin atau bahkan pasti telah menggoreskan
Sedikit luka atau pun mungkin meninggalkan jejak hitam
Pada hati saudara-saudaraku
AstaghfiruLLAH al'adziim...
AstaghfiruLLAH al'adziim...
AstaghfiruLLAH al'adziiim...
Aku sungguh menyesal
Saudaraku tercinta...
Hawa Ramadhan makin merasuk dalam diriku
Aku makin menghanyutkan kerinduanku padanya
Oohhhh segarnya jiwa ini, jika bertemu dengannya
Namun, aku malu untuk bertemu dengannya
Dandananku belum lagi rapi
Badanku masih penuh daki
Bau tak sedap tubuhku sangat menyengat
Itu semua akibat kesalahanku padamu saudaraku
Dengan segala kerendahan hatiku
Dengan segala penyesalanku
Aku mohon maaf atas semua kekhilafanku
Atas semua kesalahanku
Yang mungkin sangat panjang jika aku ketik dalam sebuah buku
Aku dan keluargaku mohon dimaafkan dengan ikhlas
Saudaraku...
Maafkanlah aku
Agar ringan langkahku
Agar muncul percaya diriku untuk bertemu dengan Ramadhan
Percaya diri karena aku telah berdandan rapi
Karena tak ada lagi daki
Apatah lagi jika disiram dengan parfum yang sangat wangi
Parfum keikhlasanmu saudaraku
SubhanaLLAH...
AlhamduliLLAH...
Aku juga telah memaafkanmu saudaraku
Itu pun kalau ada kesalahan
Namun setelah aku balik buku catatan kami
Aku hanya menemukan kertas kosong
Kertas kosong dan tak ingin sedikit pun aku isi
Tak ada sedikit pun goresan kesalahanmu dihatiku ya saudaraku
Insya ALLAH... Pintu maafku selalu terbuka lebar
Aku buka dengan hawa keikhlasan
Saudaraku...
Aku coba buka lagi catatan sebelahnya
SubhanaLLAH walhamduliLLAH...
Aku takjub rupanya banyak catatan penuh bunga
Catatan keindahan dan kebaikanmu saudaraku
Untuk itu aku berterimakasih atas segala kebaikanmu
Terutama atas telah dimaafkannya kesalahanku pada Idul Fitri yang lalu
Apatah lagi untuk maaf nan ikhlas yang akan aku terima
Hanya tetes airmata kebahagian yang bisa keluar
Lidahku kelu karena bahagia
Hanya hatiku yang bisa bicara
JazakmuLLAH khair atas semua kebaikanmu ya ikhwannul muslimin wa muslimat
Aamiin ya RABBAL 'alamiin...
WalhamduliLLAHI RABBIL 'alamiin...
Ya ALLAH...
Tak sabar hati ini menunggu detik demi detik kedatangan bulanMU
Bulan yang penuh Barokah, Rahmah serta MaghfirahMU
Ramadhan begitulah ENGKAU menyebutnya dalam wahyuMU
Ya ALLAH... Rak sabar hati ini Sekaligus aku juga takut
Takut tidak bertemu dengan RamadhanMU
Walau hanya tinggal sejengkal dari penantianku
Aku takut ya ALLAH...
Takut jika ENGKAU memanggilku disaat penantianku
Sementara aku masih berlumur dosa dan nista
Ya ALLAH...
Aku sangat berharap bertemu dengan RamadhanMU
Supaya aku bisa melebur seluruh dosa dan nistaku
AstaghfiruLLAH al'adziim...
AstaghfiruLLAH al'adziim...
AstaghfiruLLAH al'adziim...
Berilah aku kesempatan ya ALLAH...
Aku masih malu bertemu dengan ENGKAU
Malu akan dosa dan nistaku
Diriku masih kotor
Aku masih kurang bersyukur
Aku masih banyak menyakiti hati orang lain
Ya ALLAH...
Walau aku telah memohon
Bermunajat
Meminta ampun pada ENGKAU
Disetiap saat aku berkomunikasi denganMU
Disetiap shalatku
Namun aku sungguh ingin melebur dosa dan nistaku
Dalam bulanMU yang sangat ENGKAU agungkan
SubhanaLLAH....
Saudara-saudaraku yang aku cintai karena ALLAH
Aku ini hanyalah manusia biasa
Yang masih harus menempuh perjalanan yang sangat panjang
Untuk memiliki akhlak semulia Muhammad SAW bin Abdullah
Aku ini masih sering terbuai bisikan syetan laknatuLLAHI'alayhiim
Sehingga tak sengaja atau pun sengaja
Mungkin atau bahkan pasti telah menggoreskan
Sedikit luka atau pun mungkin meninggalkan jejak hitam
Pada hati saudara-saudaraku
AstaghfiruLLAH al'adziim...
AstaghfiruLLAH al'adziim...
AstaghfiruLLAH al'adziiim...
Aku sungguh menyesal
Saudaraku tercinta...
Hawa Ramadhan makin merasuk dalam diriku
Aku makin menghanyutkan kerinduanku padanya
Oohhhh segarnya jiwa ini, jika bertemu dengannya
Namun, aku malu untuk bertemu dengannya
Dandananku belum lagi rapi
Badanku masih penuh daki
Bau tak sedap tubuhku sangat menyengat
Itu semua akibat kesalahanku padamu saudaraku
Dengan segala kerendahan hatiku
Dengan segala penyesalanku
Aku mohon maaf atas semua kekhilafanku
Atas semua kesalahanku
Yang mungkin sangat panjang jika aku ketik dalam sebuah buku
Aku dan keluargaku mohon dimaafkan dengan ikhlas
Saudaraku...
Maafkanlah aku
Agar ringan langkahku
Agar muncul percaya diriku untuk bertemu dengan Ramadhan
Percaya diri karena aku telah berdandan rapi
Karena tak ada lagi daki
Apatah lagi jika disiram dengan parfum yang sangat wangi
Parfum keikhlasanmu saudaraku
SubhanaLLAH...
AlhamduliLLAH...
Aku juga telah memaafkanmu saudaraku
Itu pun kalau ada kesalahan
Namun setelah aku balik buku catatan kami
Aku hanya menemukan kertas kosong
Kertas kosong dan tak ingin sedikit pun aku isi
Tak ada sedikit pun goresan kesalahanmu dihatiku ya saudaraku
Insya ALLAH... Pintu maafku selalu terbuka lebar
Aku buka dengan hawa keikhlasan
Saudaraku...
Aku coba buka lagi catatan sebelahnya
SubhanaLLAH walhamduliLLAH...
Aku takjub rupanya banyak catatan penuh bunga
Catatan keindahan dan kebaikanmu saudaraku
Untuk itu aku berterimakasih atas segala kebaikanmu
Terutama atas telah dimaafkannya kesalahanku pada Idul Fitri yang lalu
Apatah lagi untuk maaf nan ikhlas yang akan aku terima
Hanya tetes airmata kebahagian yang bisa keluar
Lidahku kelu karena bahagia
Hanya hatiku yang bisa bicara
JazakmuLLAH khair atas semua kebaikanmu ya ikhwannul muslimin wa muslimat
Aamiin ya RABBAL 'alamiin...
WalhamduliLLAHI RABBIL 'alamiin...
SOLAWAT NARIYYAH
اللهم صل صلاة كاملة، وسلم سلاما تاما على سيدنا محمد الذى تنحل به العقد، وتنفرج به الكرب، وتقضى به الحوائج، وتنال به الرغائب، وحسن الخواتم وسيتشقى الغمام بوجهه الكريم، وعلى أله وصحبه فى كل لمحة ونفس بعدد كل معلوم لك
Allohumma sholli ‘sholaatan kaamilatan wa sallim salaaman taaamman ‘ala sayyidina Muhammadinilladzi tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil qurobu wa tuqdho bihil hawaaiju wa tunalu bihir roghooibu wa husnul khowaatimu wa yustasqol ghomamu biwajhihil kariem wa ‘ala aalihi wa shohbihi fie kulli lamhatin wa nafasim bi’adadi kulli ma’lumin laka
Artinya : Ya Alloh berilah sholawat dengan sholawat yang sempurna dan berilah salam dengan salam yang sempurna atas penghulu kami Muhammad yang dengannya terlepas segala ikatan, lenyap segala kesedihan, terpenuhi segala kebutuhan, tercapai segala kesenangan, semua diakhiri dengan kebaikan, hujan diturunkan, berkat dirinya yang pemurah, juga atas keluarga dan sahabat-sahabatnya dalam setiap kedipan mata dan hembusan nafas sebanyak hitungan segala yang ada dalam pengetahuanMU
Allohumma sholli ‘sholaatan kaamilatan wa sallim salaaman taaamman ‘ala sayyidina Muhammadinilladzi tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil qurobu wa tuqdho bihil hawaaiju wa tunalu bihir roghooibu wa husnul khowaatimu wa yustasqol ghomamu biwajhihil kariem wa ‘ala aalihi wa shohbihi fie kulli lamhatin wa nafasim bi’adadi kulli ma’lumin laka
Artinya : Ya Alloh berilah sholawat dengan sholawat yang sempurna dan berilah salam dengan salam yang sempurna atas penghulu kami Muhammad yang dengannya terlepas segala ikatan, lenyap segala kesedihan, terpenuhi segala kebutuhan, tercapai segala kesenangan, semua diakhiri dengan kebaikan, hujan diturunkan, berkat dirinya yang pemurah, juga atas keluarga dan sahabat-sahabatnya dalam setiap kedipan mata dan hembusan nafas sebanyak hitungan segala yang ada dalam pengetahuanMU
Imam Besar Ahlusunnah Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki:Jangan Kafirkan Sesama Muslim!
Abuya Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki:
Jangan Kafirkan Sesama Muslim!
Menyikapi maraknya aksi adu domba antara sesama Muslim yang dipropagandakan musuh-musuh Islam wal Muslimin, Guru Besar; Sayyid Muhammad Alawi Al- Maliki-rahimahullah- telah jauh-jauh mengingatkan umat Islam agar tidak tertipu dengan tipu muslihat mereka.
Musuh-musuh Islam wal Muslimin selalu mendapatkan kesempatan untuk mengadu domba dan memecah belah kesatuan barisan Umat Islam melalui sekelompok orang/ulama/penulis yang hanya pandai menyebarkan fitnah di tengah-tengah Umat Islam.
Beliau -rahimahullah- berkata:
لَقَدْ ابْتٌلِيْنا بِجماعَةٍ تَخَصَّصَتْ في تَوْزِيْعِ الْكُفْرِ و الشِرْكِ وَ إِصْدارِ الأحكامِ بِأَلْقابٍ وَ أوْصافٍ لا يَصِحُّ ولا يَلِيْقُ أَنْ تُطْلَقَ على مًسْلِمٍ يَشْهَدُ أنْ لآإلَهَ إِلاَّ الله، وَ أَنَّ محمَّدًا رسولُ اللهِ، كقولِ بَعْضِهِمْ ِفيْمَنْ يَخْتَلِفُ في الرَّأْيِو الْمَذْهَبِ مَعَهُ: مُخَرِّفٌ… دجالٌ…مُشَعْوِذٌ… مُبْتَدِعٌ.. وَ فِيْ النهايَةِ مُشْرِكٌ… و كافِرٌ.وَلَقَدْ سَمِعْنا كَثْيْرًا مِنْ السُّفَهاءِ الذيْنَ يَنْسِبُونَ أَنْفُسَهُمْ إلى العقِيْدَةِ يَكِيْلُونَ مثْلَ هَذِهِ الألْفاظِ جُزافًا، و يزِيْدُ بَعْضُ جَهَلَتِهِمْ بقَوْلِهِ: داعِيَةُ الشرْكِ و الضلالِ في هذهِ الأزْمانِ، مُجَدِّدُ مِلَّةِ عمْرِو بْنِ لُحَيْ الْمَدْعُو بِفُلان.
هكذا نَسْمَعُ بَعْضَ السُفَهاءِ يَكسلُ مثلَ هذا السَّبِّ و الشَّتْمِ ، و بِمِثْلِ هذه الألْفاظِ القَبِيْحَةِ التِيْ لا تَصْدُرُ إلاَّ عنِ
السُوْقَةِ الذيْنَ لَمْ يُجِيْدُوا أسْلُوبَ الدعْوَةِ و طَرِيْقَةَ الأَدَبِ في النِّقاشِ.بِ في النِّقاشِ.
“Kita benar-benar telah ditimpa bencana dengan sekelompok orang yang kerjanya khusus membagi-bagi tuduhan kafir dan syirik, dan mengeluarkan vonis dengan julukan-julukan dan sifat-sifat yang tidak layak untuk dituduhkan kepada seorang Muslim yang bersyahadah bahwa ‘Tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah’, seperti ucapan sebagian dari mereka untuk orang yang berbeda pendapat atau berlainan madzhab‘ ‘ rusak akalnya… dajjâl/penipu… tukang sihir… ahli bid’ah… dan akhirnya musyrik … kafir.. .! Kita telah sering mendengar sebagian orang dungu yang mengaku-ngaku pembela akidah melontarkan tuduhan seperti itu dengan tanpa tanggung jawab, dan kaum bodoh dari mereka menambahkan dengan mengatakan: Penganjur kepada syikir dan kesesatan di zaman ini, pembaharu agama Amr bin Luhay yang bernama fulan!
Begitulah kita mendengar dari sebagian orang dungu melontarkan caci-maki dan cercaan dengan kata-kata yang jelek yang tidak selayaknya muncul kecuali dari orang pasaran yang tidak pandai menjalankan metode da’wah dan sopan santun dalam berdialoq.” (At Tahdzîr Min al Mujâzafah Bi at Takfîr:8)
Beliau -rahimahullah- juga menukil fatwa ad Dâ’i Ilallah, al Habib Ahmad Masyhûr al Haddâd yang mengingatkan kita agar menjauhkan diri dari mengafirkan Ahli Kiblah (kaum Muslimin): “Ijma’ telah tetap atas dilarangnya mengafirkan seorangpun dari Ahli Kiblah kecuali disebabkan mengingkari Allah, Dzat Maha Pencipta, atau kemusyrikan yang nyata yang tidak bias dita’wil, atau mengingkari kenabian atau mengingkari hal yang diketahui pasti dari agama, atau mengingkari yang pasti mutawâtir dari agama…”.(At Tahdzîr Min al Mujâzafah Bi at Takfîr:32 dari Syarh Asâs al Aqîdah al Islamiyah)
Jadi pengkafiran sesama kaum Muslimin dari berbagai Mazdahib Islamiyah adalah hasil kerjaan musuh-musuh Islam!
Dari madzhab manapun mereka adalah saudara kita, madzhab mereka adalah madzhab Islamiy.
Belaiu-rahimahullah- memperkenalkan kepada kita madzhab nama saja yang masih tergolong madzhab Islamiy:
فَإِنَّ كُتُبَ فِقْهِ الْمَذَاهِبِ الإسْلامِيَّةِ جَمْيْعَهَا مَشْحُوْنَةٌ و مَمْلُوءَةٌ ِهَذِهِ الْمَسْأَلَةِ، فَانْظُرْ إِنْ شِئْتَ كُتُبَ الفِقْهِ الحَنَفِيْ، وانْظُرْ إِنْ شِئْتَ كُتُبَ الفِقْهِ المالِكِيْ، وَ كُتُبَ الفِقْهِ الشَّافِعِيْ و الْحَنْبَلِيْ، وَ انْظُرْ إِنْ شِئْتَ كُتُبَ الفِقْهِ الزَيْدِيْ و ألأباضِيْ و الجَعْفََرِيْ فَإِنَّكَ تَجِدْهُمْ قَدْ عَقَدُوا بابًا مَخْصُوْصًا في الزِّيارَةِ بَعْدَ أَبْوابِ الْمناسِكِ.
“Maka sebenarnya seluruh buku-buku fikih mazhab-mazhab Islamiyah penuh dengan masalah ini. Perhatikan, jika engkau mau buku-buku fikih (mazhab) Hanafi! Perhatikan, jika engkau mau buku-buku fikih (mazhab) Maliki, dan buku-buku fikih (mazhab) Syafi’i dan Hanbali! Perhatikan, jika engkau mau buku-buku fikih (mazhab) Zaidi, Abadhi atau mazhab Ja’fari, engkau pasti temukan mereka menyusun sebuah bab khusus tentang ziarah (makam Nabi saw.) setelah bab-bab manasik (haji).” (Mafâhim Yajibu An Tushahhah:186)
Inilah madzhab-madzhab Islamiyah menurut beliau, dan seluruh penganut madzhab-madzhab ini adalah saudara kita sesama Muslimin.
Abuya Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki:
Jangan Kafirkan Sesama Muslim!
Menyikapi maraknya aksi adu domba antara sesama Muslim yang dipropagandakan musuh-musuh Islam wal Muslimin, Guru Besar; Sayyid Muhammad Alawi Al- Maliki-rahimahullah- telah jauh-jauh mengingatkan umat Islam agar tidak tertipu dengan tipu muslihat mereka.
Musuh-musuh Islam wal Muslimin selalu mendapatkan kesempatan untuk mengadu domba dan memecah belah kesatuan barisan Umat Islam melalui sekelompok orang/ulama/penulis yang hanya pandai menyebarkan fitnah di tengah-tengah Umat Islam.
Beliau -rahimahullah- berkata:
لَقَدْ ابْتٌلِيْنا بِجماعَةٍ تَخَصَّصَتْ في تَوْزِيْعِ الْكُفْرِ و الشِرْكِ وَ إِصْدارِ الأحكامِ بِأَلْقابٍ وَ أوْصافٍ لا يَصِحُّ ولا يَلِيْقُ أَنْ تُطْلَقَ على مًسْلِمٍ يَشْهَدُ أنْ لآإلَهَ إِلاَّ الله، وَ أَنَّ محمَّدًا رسولُ اللهِ، كقولِ بَعْضِهِمْ ِفيْمَنْ يَخْتَلِفُ في الرَّأْيِو الْمَذْهَبِ مَعَهُ: مُخَرِّفٌ… دجالٌ…مُشَعْوِذٌ… مُبْتَدِعٌ.. وَ فِيْ النهايَةِ مُشْرِكٌ… و كافِرٌ.وَلَقَدْ سَمِعْنا كَثْيْرًا مِنْ السُّفَهاءِ الذيْنَ يَنْسِبُونَ أَنْفُسَهُمْ إلى العقِيْدَةِ يَكِيْلُونَ مثْلَ هَذِهِ الألْفاظِ جُزافًا، و يزِيْدُ بَعْضُ جَهَلَتِهِمْ بقَوْلِهِ: داعِيَةُ الشرْكِ و الضلالِ في هذهِ الأزْمانِ، مُجَدِّدُ مِلَّةِ عمْرِو بْنِ لُحَيْ الْمَدْعُو بِفُلان.
هكذا نَسْمَعُ بَعْضَ السُفَهاءِ يَكسلُ مثلَ هذا السَّبِّ و الشَّتْمِ ، و بِمِثْلِ هذه الألْفاظِ القَبِيْحَةِ التِيْ لا تَصْدُرُ إلاَّ عنِ
السُوْقَةِ الذيْنَ لَمْ يُجِيْدُوا أسْلُوبَ الدعْوَةِ و طَرِيْقَةَ الأَدَبِ في النِّقاشِ.بِ في النِّقاشِ.
“Kita benar-benar telah ditimpa bencana dengan sekelompok orang yang kerjanya khusus membagi-bagi tuduhan kafir dan syirik, dan mengeluarkan vonis dengan julukan-julukan dan sifat-sifat yang tidak layak untuk dituduhkan kepada seorang Muslim yang bersyahadah bahwa ‘Tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah’, seperti ucapan sebagian dari mereka untuk orang yang berbeda pendapat atau berlainan madzhab‘ ‘ rusak akalnya… dajjâl/penipu… tukang sihir… ahli bid’ah… dan akhirnya musyrik … kafir.. .! Kita telah sering mendengar sebagian orang dungu yang mengaku-ngaku pembela akidah melontarkan tuduhan seperti itu dengan tanpa tanggung jawab, dan kaum bodoh dari mereka menambahkan dengan mengatakan: Penganjur kepada syikir dan kesesatan di zaman ini, pembaharu agama Amr bin Luhay yang bernama fulan!
Begitulah kita mendengar dari sebagian orang dungu melontarkan caci-maki dan cercaan dengan kata-kata yang jelek yang tidak selayaknya muncul kecuali dari orang pasaran yang tidak pandai menjalankan metode da’wah dan sopan santun dalam berdialoq.” (At Tahdzîr Min al Mujâzafah Bi at Takfîr:8)
Beliau -rahimahullah- juga menukil fatwa ad Dâ’i Ilallah, al Habib Ahmad Masyhûr al Haddâd yang mengingatkan kita agar menjauhkan diri dari mengafirkan Ahli Kiblah (kaum Muslimin): “Ijma’ telah tetap atas dilarangnya mengafirkan seorangpun dari Ahli Kiblah kecuali disebabkan mengingkari Allah, Dzat Maha Pencipta, atau kemusyrikan yang nyata yang tidak bias dita’wil, atau mengingkari kenabian atau mengingkari hal yang diketahui pasti dari agama, atau mengingkari yang pasti mutawâtir dari agama…”.(At Tahdzîr Min al Mujâzafah Bi at Takfîr:32 dari Syarh Asâs al Aqîdah al Islamiyah)
Jadi pengkafiran sesama kaum Muslimin dari berbagai Mazdahib Islamiyah adalah hasil kerjaan musuh-musuh Islam!
Dari madzhab manapun mereka adalah saudara kita, madzhab mereka adalah madzhab Islamiy.
Belaiu-rahimahullah- memperkenalkan kepada kita madzhab nama saja yang masih tergolong madzhab Islamiy:
فَإِنَّ كُتُبَ فِقْهِ الْمَذَاهِبِ الإسْلامِيَّةِ جَمْيْعَهَا مَشْحُوْنَةٌ و مَمْلُوءَةٌ ِهَذِهِ الْمَسْأَلَةِ، فَانْظُرْ إِنْ شِئْتَ كُتُبَ الفِقْهِ الحَنَفِيْ، وانْظُرْ إِنْ شِئْتَ كُتُبَ الفِقْهِ المالِكِيْ، وَ كُتُبَ الفِقْهِ الشَّافِعِيْ و الْحَنْبَلِيْ، وَ انْظُرْ إِنْ شِئْتَ كُتُبَ الفِقْهِ الزَيْدِيْ و ألأباضِيْ و الجَعْفََرِيْ فَإِنَّكَ تَجِدْهُمْ قَدْ عَقَدُوا بابًا مَخْصُوْصًا في الزِّيارَةِ بَعْدَ أَبْوابِ الْمناسِكِ.
“Maka sebenarnya seluruh buku-buku fikih mazhab-mazhab Islamiyah penuh dengan masalah ini. Perhatikan, jika engkau mau buku-buku fikih (mazhab) Hanafi! Perhatikan, jika engkau mau buku-buku fikih (mazhab) Maliki, dan buku-buku fikih (mazhab) Syafi’i dan Hanbali! Perhatikan, jika engkau mau buku-buku fikih (mazhab) Zaidi, Abadhi atau mazhab Ja’fari, engkau pasti temukan mereka menyusun sebuah bab khusus tentang ziarah (makam Nabi saw.) setelah bab-bab manasik (haji).” (Mafâhim Yajibu An Tushahhah:186)
Inilah madzhab-madzhab Islamiyah menurut beliau, dan seluruh penganut madzhab-madzhab ini adalah saudara kita sesama Muslimin.
Sholawat Nariyah adalah sebuah sholawat yang disusun oleh Syekh Nariyah. Syekh yang satu ini hidup pada jaman Nabi Muhammad sehingga termasuk salah satu sahabat nabi. Beliau lebih menekuni bidang ketauhidan. Syekh Nariyah selalu melihat kerja keras nabi dalam menyampaikan wahyu Allah, mengajarkan tentang Islam, amal saleh dan akhlaqul karimah sehingga syekh selalu berdoa kepada Allah memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk nabi. Doa-doa yang menyertakan nabi biasa disebut sholawat dan syekh nariyah adalah salah satu penyusun sholawat nabi yang disebut sholawat nariyah.
Suatu malam syekh nariyah membaca sholawatnya sebanyak 4444 kali. Setelah membacanya, beliau mendapat karomah dari Allah. Maka dalam suatu majelis beliau mendekati Nabi Muhammad dan minta dimasukan surga pertama kali bersama nabi. Dan Nabi pun mengiyakan. Ada seseorang sahabat yang cemburu dan lantas minta didoakan yang sama seperti syekh nariyah. Namun nabi mengatakan tidak bisa karena syekh nariyah sudah minta terlebih dahulu.
Mengapa sahabat itu ditolak nabi? dan justru syekh nariyah yang bisa? Para sahabat itu tidak mengetahui mengenai amalan yang setiap malam diamalkan oleh syekh nariyah yaitu mendoakan keselamatan dan kesejahteraan nabinya. Orang yang mendoakan Nabi Muhammad pada hakekatnya adalah mendoakan untuk dirinya sendiri karena Allah sudah menjamin nabi-nabiNya sehingga doa itu akan berbalik kepada si pengamalnya dengan keberkahan yang sangat kuat.
Jadi nabi berperan sebagai wasilah yang bisa melancarkan doa umat yang bersholawat kepadanya. Inilah salah satu rahasia doa/sholawat yang tidak banyak orang tahu sehingga banyak yang bertanya kenapa nabi malah didoakan umatnya? untuk itulah jika kita berdoa kepada Allah jangan lupa terlebih dahulu bersholawat kepada Nabi SAW karena doa kita akan lebih terkabul daripada tidak berwasilah melalui bersholawat.
Inilah riwayat singkat sholawat nariyah. Hingga kini banyak orang yang mengamalkan sholawat ini, tak lain karena meniru yang dilakukan syekh nariyah. Dan ada baiknya sholawat ini dibaca 4444 kali karena syekh nariyah memperoleh karomah setelah membaca 4444 kali. Jadi jumlah amalan itu tak lebih dari itba' (mengikuti) ajaran syekh.
Agar bermanfaat, membacanya harus disertai keyakinan yang kuat, sebab Allah itu berada dalam prasangka hambanya. Inilah pentingnya punya pemikiran yang positif agar doa kita pun terkabul. Meski kita berdoa tapi tidak yakin (pikiran negatif) maka bisa dipastikan doanya tertolak.
Inilah bacaan sholawat nariyah yang terkenal itu :
"Allohumma sholli shollatan kamilah wa sallim salaman. Taman 'ala sayyidina Muhammadiladzi tanhallu bihil 'uqodu wa tanfariju bihil kurobu. Wa tuqdhobihil hawa iju wa tunna lu bihiro 'ibu wa husnul khowatim wa yustaqol ghomawu biwaj hihil kariim wa 'ala aalihi washosbihi fii kulli lamhatin wa hafasim bi'adadi kulli ma'luu mi laka ya robbal 'aalamiin"
Artinya :
"Ya Allah Tuhan Kami, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW. Semoga terurai dengan berkahnya segala macam buhulan dilepaskan dari segala kesusahan, ditunaikan segala macam hajat, tercapai segala keinginan dan khusnul khotimah, dicurahkan rahmat dengan berkah pribadinya yang mulia. Kesejahteraan dan keselamatan yang sempurnah itu semoga Engkau limpahkan juga kepada para keluarga dan sahabatnya setiap kedipan mata dan hembusan nafas, bahkan sebanyak pengetahuan Engkau, Ya Tuhan semesta alam"
Suatu malam syekh nariyah membaca sholawatnya sebanyak 4444 kali. Setelah membacanya, beliau mendapat karomah dari Allah. Maka dalam suatu majelis beliau mendekati Nabi Muhammad dan minta dimasukan surga pertama kali bersama nabi. Dan Nabi pun mengiyakan. Ada seseorang sahabat yang cemburu dan lantas minta didoakan yang sama seperti syekh nariyah. Namun nabi mengatakan tidak bisa karena syekh nariyah sudah minta terlebih dahulu.
Mengapa sahabat itu ditolak nabi? dan justru syekh nariyah yang bisa? Para sahabat itu tidak mengetahui mengenai amalan yang setiap malam diamalkan oleh syekh nariyah yaitu mendoakan keselamatan dan kesejahteraan nabinya. Orang yang mendoakan Nabi Muhammad pada hakekatnya adalah mendoakan untuk dirinya sendiri karena Allah sudah menjamin nabi-nabiNya sehingga doa itu akan berbalik kepada si pengamalnya dengan keberkahan yang sangat kuat.
Jadi nabi berperan sebagai wasilah yang bisa melancarkan doa umat yang bersholawat kepadanya. Inilah salah satu rahasia doa/sholawat yang tidak banyak orang tahu sehingga banyak yang bertanya kenapa nabi malah didoakan umatnya? untuk itulah jika kita berdoa kepada Allah jangan lupa terlebih dahulu bersholawat kepada Nabi SAW karena doa kita akan lebih terkabul daripada tidak berwasilah melalui bersholawat.
Inilah riwayat singkat sholawat nariyah. Hingga kini banyak orang yang mengamalkan sholawat ini, tak lain karena meniru yang dilakukan syekh nariyah. Dan ada baiknya sholawat ini dibaca 4444 kali karena syekh nariyah memperoleh karomah setelah membaca 4444 kali. Jadi jumlah amalan itu tak lebih dari itba' (mengikuti) ajaran syekh.
Agar bermanfaat, membacanya harus disertai keyakinan yang kuat, sebab Allah itu berada dalam prasangka hambanya. Inilah pentingnya punya pemikiran yang positif agar doa kita pun terkabul. Meski kita berdoa tapi tidak yakin (pikiran negatif) maka bisa dipastikan doanya tertolak.
Inilah bacaan sholawat nariyah yang terkenal itu :
"Allohumma sholli shollatan kamilah wa sallim salaman. Taman 'ala sayyidina Muhammadiladzi tanhallu bihil 'uqodu wa tanfariju bihil kurobu. Wa tuqdhobihil hawa iju wa tunna lu bihiro 'ibu wa husnul khowatim wa yustaqol ghomawu biwaj hihil kariim wa 'ala aalihi washosbihi fii kulli lamhatin wa hafasim bi'adadi kulli ma'luu mi laka ya robbal 'aalamiin"
Artinya :
"Ya Allah Tuhan Kami, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW. Semoga terurai dengan berkahnya segala macam buhulan dilepaskan dari segala kesusahan, ditunaikan segala macam hajat, tercapai segala keinginan dan khusnul khotimah, dicurahkan rahmat dengan berkah pribadinya yang mulia. Kesejahteraan dan keselamatan yang sempurnah itu semoga Engkau limpahkan juga kepada para keluarga dan sahabatnya setiap kedipan mata dan hembusan nafas, bahkan sebanyak pengetahuan Engkau, Ya Tuhan semesta alam"
Shalawat Nuridzati
Posted on J Juni 2008 by masjamal
Artinya: “Ya Allah limpahkan shalawat, salam, dan berkah, kepada Muhammad– cahaya zat dan rahasia yang berjalan di malam hari–di dalam seluruh asma dan sifat.”
Betul mas Shalawat inipun dinisbahkankepada Syeck Syadzili…
Penjelasan:
Shalawat di atas bersumber dari Sayyidina Abu Al-Hasan Al-Syadzili r.a. ia berbanding dengan seratus ribu shalawat lainnya. Ada yang mengatakan bahwa shalawat ini berguna untuk melepaskan kesulitan.
Untuk shalawat Nuridzati…
Untuk memenuhi hajat dunia dan kerejekian cukup minimal dibaca 3x bada shalat
Untuk benteng dan perisai diri,
Puasa sunah 3 hari dari mulai hari selasa sampai kamis,
lalu selama puasa dibaca sebanyak banyaknya…
Sesudah puasa cukup dibaca 14x secara istiqomah..
sumber :
http://kaskus.us/showthread.php?s=493d84ff13e1cf741d868f3dd72d094a&t=926490&page=2
DIarsipkan di bawah: Dzikir, Sholawat
Posted on J Juni 2008 by masjamal
Artinya: “Ya Allah limpahkan shalawat, salam, dan berkah, kepada Muhammad– cahaya zat dan rahasia yang berjalan di malam hari–di dalam seluruh asma dan sifat.”
Betul mas Shalawat inipun dinisbahkankepada Syeck Syadzili…
Penjelasan:
Shalawat di atas bersumber dari Sayyidina Abu Al-Hasan Al-Syadzili r.a. ia berbanding dengan seratus ribu shalawat lainnya. Ada yang mengatakan bahwa shalawat ini berguna untuk melepaskan kesulitan.
Untuk shalawat Nuridzati…
Untuk memenuhi hajat dunia dan kerejekian cukup minimal dibaca 3x bada shalat
Untuk benteng dan perisai diri,
Puasa sunah 3 hari dari mulai hari selasa sampai kamis,
lalu selama puasa dibaca sebanyak banyaknya…
Sesudah puasa cukup dibaca 14x secara istiqomah..
sumber :
http://kaskus.us/showthread.php?s=493d84ff13e1cf741d868f3dd72d094a&t=926490&page=2
DIarsipkan di bawah: Dzikir, Sholawat
Betapa banyak mata menangis
Karena melihat mata yang bengis
Betapa banyak hati terhampar
Karena tajam ucapan terlontar
Betapa banyak kawan menjauh
Enggan menatap wajah nan angkuh
Sungguh tak terkira banyaknya dosa
Seakan aku berada disamudra dosa tak bertepi
Mukaku hitam pekat penuh Lumpur kemunafikan
Langkahku lelah dan wajah ku sayu
Karena aku selalu menjauh dari-Mu
Ulurkan tali kasihMu ya Rabbi….
Agar aku dapat menepi kepantai ampunanMu
Berikan air hidayahMu ,untuk membasuh muka yang hina ini
Karena...aku takut...sungguh ku takut pedihnya azabMu
ku rindu….sungguh kurindu indahnya surgaMu
Seiring belaian angina malam
Kini ku datang penuh kepasrahan
Ku ketuk pintu ampunan penuh harap
Membawa berjuta doa dan pengakuan.
By:X-
Ah………..aku tak biza lagi buat puisi
Bagiku kata-kataku sudah tak ada lagi
Bagai air yang terserap oleh tanah
Otakku sudah terlalu kacau
Tak ada yang menarik
Hanya kebisingan ,kegaduhan para srikandi** mantenan yang terdengar
Ah….aku yang disini,di dalam tembok persegi
Masih kusaksikan kitab**Q berjajar dingin tak tersentuh…
Aku yang hanya berteman sepi mencoba mencari inspirasi
Sementara malam semakin larut…
Hening yang seharusnya sunyi masih tak bisa kudapati
Oh…dimana inspirasi…?
Mengapa tak jua menghampiri
Jangan biarkan tintaku dingin dan beku…
Aku yang dikejar pelajaran
Aku yang dikejar hafalan
Aku yang dikejar tanggungjawab
Aku yang dikejar waktu…
Kemanakah aku bisa bersembunyi
Sekedar tuk berkonsentrasi…
Mengapa tak da yang bisa menjawab
Ah….biarlah ini semua kujalani
Meski berat tuk melangkah lebih past
By:V!3ro0 4 ever
Seperti sebatang sungai yang mengalir
Hidupku di perputaran bumi terus mengukir
Ruang dan waktu langit Tuhanku
Mengutusku menjadi mahluk seribu Satu
Seperti karang yang berdiri kokoh hidupku
Menghadapi berjuta ombak kehidupan yang tak henti menerjang……
Seperti perahu nelayan pula hidupku
Yang selalu terombang ambing dilautan kebimbangan
Bahkan seperti ranting pohon hidupku
Yang mudah patah jika terluka oleh mahluk yang durjana………
Namun seperti padang rerumputan luas hidupku yang selalu lapang danbersabar meski terinjak-injak oleh mahluk yang bertebaran.
By:V!3ro0 lagi kasmaran!
Sejak lama aku berdiri dalam sepinya rongga hati
Tak satupun guru mampu menjawab
Hanya padamu aku bertanya
Lewat setiap sujudku ini
Siapakah nanti cinta untukku
Wahai pemikat hati lihat batinku……
Nyaris bernanah karena luka tersayat
Merana menantikan cinta dan kasih hidupku….
Rahasia itu hanya kau yang tau
Namun aku tak mau jadi tuna cinta
Tuntun hatiku dalam sabar menanti jodohku……
By:KD
Bagai refleksi yang baru terbentuk
Esensi yang menjajaki hatiku
Ketika adam pertama kali melihat hawa
Tertarik……!!begitu juga aku
Oh……
Haruskah aku labuhkan rinduku pada Sang bintang??
Haruskah kupanahkan auraku pada sang dewa malam??
Atau mungkin ku biarkan kerinduan yang tiada berujung??
Ya……mungkin hanya pada bulan yang setia pada malam
Pada bintang yang setia pada malam
Bintang….!!! apakah ku bisa tambatkan kembara rinduku??
Entah sampai kapan…
Aku tak biza berkata
Sedang aturan dan syari’at mengikat
Yang tak mungkin aku langgar
Yach…..
Karena melihat mata yang bengis
Betapa banyak hati terhampar
Karena tajam ucapan terlontar
Betapa banyak kawan menjauh
Enggan menatap wajah nan angkuh
Sungguh tak terkira banyaknya dosa
Seakan aku berada disamudra dosa tak bertepi
Mukaku hitam pekat penuh Lumpur kemunafikan
Langkahku lelah dan wajah ku sayu
Karena aku selalu menjauh dari-Mu
Ulurkan tali kasihMu ya Rabbi….
Agar aku dapat menepi kepantai ampunanMu
Berikan air hidayahMu ,untuk membasuh muka yang hina ini
Karena...aku takut...sungguh ku takut pedihnya azabMu
ku rindu….sungguh kurindu indahnya surgaMu
Seiring belaian angina malam
Kini ku datang penuh kepasrahan
Ku ketuk pintu ampunan penuh harap
Membawa berjuta doa dan pengakuan.
By:X-
Ah………..aku tak biza lagi buat puisi
Bagiku kata-kataku sudah tak ada lagi
Bagai air yang terserap oleh tanah
Otakku sudah terlalu kacau
Tak ada yang menarik
Hanya kebisingan ,kegaduhan para srikandi** mantenan yang terdengar
Ah….aku yang disini,di dalam tembok persegi
Masih kusaksikan kitab**Q berjajar dingin tak tersentuh…
Aku yang hanya berteman sepi mencoba mencari inspirasi
Sementara malam semakin larut…
Hening yang seharusnya sunyi masih tak bisa kudapati
Oh…dimana inspirasi…?
Mengapa tak jua menghampiri
Jangan biarkan tintaku dingin dan beku…
Aku yang dikejar pelajaran
Aku yang dikejar hafalan
Aku yang dikejar tanggungjawab
Aku yang dikejar waktu…
Kemanakah aku bisa bersembunyi
Sekedar tuk berkonsentrasi…
Mengapa tak da yang bisa menjawab
Ah….biarlah ini semua kujalani
Meski berat tuk melangkah lebih past
By:V!3ro0 4 ever
Seperti sebatang sungai yang mengalir
Hidupku di perputaran bumi terus mengukir
Ruang dan waktu langit Tuhanku
Mengutusku menjadi mahluk seribu Satu
Seperti karang yang berdiri kokoh hidupku
Menghadapi berjuta ombak kehidupan yang tak henti menerjang……
Seperti perahu nelayan pula hidupku
Yang selalu terombang ambing dilautan kebimbangan
Bahkan seperti ranting pohon hidupku
Yang mudah patah jika terluka oleh mahluk yang durjana………
Namun seperti padang rerumputan luas hidupku yang selalu lapang danbersabar meski terinjak-injak oleh mahluk yang bertebaran.
By:V!3ro0 lagi kasmaran!
Sejak lama aku berdiri dalam sepinya rongga hati
Tak satupun guru mampu menjawab
Hanya padamu aku bertanya
Lewat setiap sujudku ini
Siapakah nanti cinta untukku
Wahai pemikat hati lihat batinku……
Nyaris bernanah karena luka tersayat
Merana menantikan cinta dan kasih hidupku….
Rahasia itu hanya kau yang tau
Namun aku tak mau jadi tuna cinta
Tuntun hatiku dalam sabar menanti jodohku……
By:KD
Bagai refleksi yang baru terbentuk
Esensi yang menjajaki hatiku
Ketika adam pertama kali melihat hawa
Tertarik……!!begitu juga aku
Oh……
Haruskah aku labuhkan rinduku pada Sang bintang??
Haruskah kupanahkan auraku pada sang dewa malam??
Atau mungkin ku biarkan kerinduan yang tiada berujung??
Ya……mungkin hanya pada bulan yang setia pada malam
Pada bintang yang setia pada malam
Bintang….!!! apakah ku bisa tambatkan kembara rinduku??
Entah sampai kapan…
Aku tak biza berkata
Sedang aturan dan syari’at mengikat
Yang tak mungkin aku langgar
Yach…..
TOP HAHAAAAAAA!!!!!!!
SOPIR TAKSI & BIARAWATI
Menjelang subuh, dipinggir taman yang sepi, seorang so[pir taksi sedang istirahat dalam mobilnya. Tiba-tiba seorang perempuan berpakaian birawati dating menghampiri. Sang birawati mengku belum pernah berhubungan intim dan ingin sekali mencobanya. Tapi birawati syarat hanya mau melakukannya asal si sopir belum punya istri, sebab berhubungan intim dengan lelaki beristri dosanya lebih gede, katanya. Si sopir bilang, jangan khawatir saya masih bujangan. Ternyata birawati kembali mengajukan syarat lain, yaitu ia ingin tetap perawan, makanya ia ingin mencoba anal seks. Si sopir dengan mantap menyetuju syarat tersebut.
Maka dimulailah adegan kuda-kudaan lewat lubang belakang. Selesai melepas hajat, si sopir mengaku bahwa dirinya sebenarnya telah beristri.Ma’af ya”.kata si sopir sambil tertawa terkekeh-kekeh. Mendengar pengakuan tersebut, birawati berkata ”Oh , enggak apa-apa. Lagi pula aku juga sudah bohong padamu.saya bukan birawati …. Dan nama saya …..Mulyono.Hahahahahhaaaaaaaaa……….
SALAH FAHAM NGEMUT PERMEN
Di suatu daerah lokalisasi pelacuran, terlihat puluhan wanita sedang berbaris.ternyata mereka adalah PSK yang sedang antri untuk diperiksa kesehatannya oleh dokter Puskesmas. Melihat ada antrian panjang, si nenek tertarik untuk mendekati.
Lalu ia bertanya pada PSK yang berdiri pada barisan paling belakang,”Ada apaan sich?” Tanya si nenek. Si PSK yang sedang kesal karena capek mengantri sejak sejak pagi berkata dengan ketus “Ada pembagian permen,kalau nenek mau permen ,antri aja!” si nenek yang merasa rugi kalau nggak kebagian jatah permen lantas ikut mengantri, setelah sampai giliran si nenek untuk di periksa,dokter kebingungan,
Dokter : “Wah, nenek sudah tua sekali,badannya saja sudah bongkok, apa masih bisa?”
Nenek : Ya, kalau sekedar ngemut-ngemut saja bisa!!!
Dokter : Ahhhh@#$%!!!!!!!
BILA MANTAN PACAR TEMAN, JADI KEKASIHKU
Hmmmmm! Gimana nich kalai gebetanmu adalah mantan pacar temenmu sendiri?? Yang jelas kita bakal risih bila ketemu temen itu,apa lagi ketemunya pas bareng bertiga, nggak bisa dibayangin dech..!
Tapi kenapa yach,bisa tertarik dengan matan pacar temen? Apa perasaan suka itu muncul ketika temen kamu masih status pacaran dengannya atau udah putus? Boleh jadi perasaan itu muncul udah lama, tapi pas doi putus jadi kesempatan yang bagus untuk masuk.
Kalo menurut kamu nggak salah, maka coba deh perhatiin saran-saran berikut :
1. perhatikan mimik wajah temenmu, apa ada kesan cemburu bila melihat kamu sedang berduaan dengan mantan pacarnya. Bila ada kesa cemburu, maka usahakan sebisa mungkin untuk tidak ngeliatin ekspresi kebahagiaan secara berlebihan. Jadi, jangan gandengan tangan apa lagi rangkul-rangkulan di depan matanya.
2. jangan terlalu banyak cerita pada orang lain mengenai kebahagiaanmu. Jadi, jangan bilang – bilang kalau semalam kamu dan pacarmu habis kencan dan makan diwarung sate. Akan menyakitkan hati temanmu bila orang yang kamu ceritai kembali bercerita pada temenmu itu.apa lagi kalau temenmu itu sampe ngeliat ada daging sate yang nyempit di gigimu. Itu bukti kebahagiaan yang tidak bisa dibantah,saking bahagianya sampe lupa gosok gigi.hehehhe…..
3. sering-seriglah telfon atau SMS ke temenmu itu ,supaya temenmu nggak merasa dilupain setelah mantannya kamu gebet.
4. jangan meladeni bila pacarmu membicarakan kejelekan mantannya yang notabene sahabatmu sendiri. Sebaiknya, kamu jangan menceritakan kejelekan sahabatmu pada mantan pacarnya yang sekaran udah jadi pacarmu. Sebab hal tersebut bisa membuat hati kamu kotor dan menjadi benih untuk membenci sahabatmu itu.
5. sering berdo’alah untuk temenmu supaya temenmu segera mandapatkan gebetan baru. Sebab namanyamanusia susah sekali untuk ditebak perasaanya. Bisa saja temenmu itu masih memendam rasa cinta dan menggunakan segala macam cara untuk merebut kembali mantan pacarnya dari sisimu.kalo temenmu udah punya gebetan baru, maka kemungkinan macam itu bisa dihindari. ( by : Cintia Rohaida)
SOPIR TAKSI & BIARAWATI
Menjelang subuh, dipinggir taman yang sepi, seorang so[pir taksi sedang istirahat dalam mobilnya. Tiba-tiba seorang perempuan berpakaian birawati dating menghampiri. Sang birawati mengku belum pernah berhubungan intim dan ingin sekali mencobanya. Tapi birawati syarat hanya mau melakukannya asal si sopir belum punya istri, sebab berhubungan intim dengan lelaki beristri dosanya lebih gede, katanya. Si sopir bilang, jangan khawatir saya masih bujangan. Ternyata birawati kembali mengajukan syarat lain, yaitu ia ingin tetap perawan, makanya ia ingin mencoba anal seks. Si sopir dengan mantap menyetuju syarat tersebut.
Maka dimulailah adegan kuda-kudaan lewat lubang belakang. Selesai melepas hajat, si sopir mengaku bahwa dirinya sebenarnya telah beristri.Ma’af ya”.kata si sopir sambil tertawa terkekeh-kekeh. Mendengar pengakuan tersebut, birawati berkata ”Oh , enggak apa-apa. Lagi pula aku juga sudah bohong padamu.saya bukan birawati …. Dan nama saya …..Mulyono.Hahahahahhaaaaaaaaa……….
SALAH FAHAM NGEMUT PERMEN
Di suatu daerah lokalisasi pelacuran, terlihat puluhan wanita sedang berbaris.ternyata mereka adalah PSK yang sedang antri untuk diperiksa kesehatannya oleh dokter Puskesmas. Melihat ada antrian panjang, si nenek tertarik untuk mendekati.
Lalu ia bertanya pada PSK yang berdiri pada barisan paling belakang,”Ada apaan sich?” Tanya si nenek. Si PSK yang sedang kesal karena capek mengantri sejak sejak pagi berkata dengan ketus “Ada pembagian permen,kalau nenek mau permen ,antri aja!” si nenek yang merasa rugi kalau nggak kebagian jatah permen lantas ikut mengantri, setelah sampai giliran si nenek untuk di periksa,dokter kebingungan,
Dokter : “Wah, nenek sudah tua sekali,badannya saja sudah bongkok, apa masih bisa?”
Nenek : Ya, kalau sekedar ngemut-ngemut saja bisa!!!
Dokter : Ahhhh@#$%!!!!!!!
BILA MANTAN PACAR TEMAN, JADI KEKASIHKU
Hmmmmm! Gimana nich kalai gebetanmu adalah mantan pacar temenmu sendiri?? Yang jelas kita bakal risih bila ketemu temen itu,apa lagi ketemunya pas bareng bertiga, nggak bisa dibayangin dech..!
Tapi kenapa yach,bisa tertarik dengan matan pacar temen? Apa perasaan suka itu muncul ketika temen kamu masih status pacaran dengannya atau udah putus? Boleh jadi perasaan itu muncul udah lama, tapi pas doi putus jadi kesempatan yang bagus untuk masuk.
Kalo menurut kamu nggak salah, maka coba deh perhatiin saran-saran berikut :
1. perhatikan mimik wajah temenmu, apa ada kesan cemburu bila melihat kamu sedang berduaan dengan mantan pacarnya. Bila ada kesa cemburu, maka usahakan sebisa mungkin untuk tidak ngeliatin ekspresi kebahagiaan secara berlebihan. Jadi, jangan gandengan tangan apa lagi rangkul-rangkulan di depan matanya.
2. jangan terlalu banyak cerita pada orang lain mengenai kebahagiaanmu. Jadi, jangan bilang – bilang kalau semalam kamu dan pacarmu habis kencan dan makan diwarung sate. Akan menyakitkan hati temanmu bila orang yang kamu ceritai kembali bercerita pada temenmu itu.apa lagi kalau temenmu itu sampe ngeliat ada daging sate yang nyempit di gigimu. Itu bukti kebahagiaan yang tidak bisa dibantah,saking bahagianya sampe lupa gosok gigi.hehehhe…..
3. sering-seriglah telfon atau SMS ke temenmu itu ,supaya temenmu nggak merasa dilupain setelah mantannya kamu gebet.
4. jangan meladeni bila pacarmu membicarakan kejelekan mantannya yang notabene sahabatmu sendiri. Sebaiknya, kamu jangan menceritakan kejelekan sahabatmu pada mantan pacarnya yang sekaran udah jadi pacarmu. Sebab hal tersebut bisa membuat hati kamu kotor dan menjadi benih untuk membenci sahabatmu itu.
5. sering berdo’alah untuk temenmu supaya temenmu segera mandapatkan gebetan baru. Sebab namanyamanusia susah sekali untuk ditebak perasaanya. Bisa saja temenmu itu masih memendam rasa cinta dan menggunakan segala macam cara untuk merebut kembali mantan pacarnya dari sisimu.kalo temenmu udah punya gebetan baru, maka kemungkinan macam itu bisa dihindari. ( by : Cintia Rohaida)
Betapa banyak mata menangis
Karena melihat mata yang bengis
Betapa banyak hati terhampar
Karena tajam ucapan terlontar
Betapa banyak kawan menjauh
Enggan menatap wajah nan angkuh
Sungguh tak terkira banyaknya dosa
Seakan aku berada disamudra dosa tak bertepi
Mukaku hitam pekat penuh Lumpur kemunafikan
Langkahku lelah dan wajah ku sayu
Karena aku selalu menjauh dari-Mu
Ulurkan tali kasihMu ya Rabbi….
Agar aku dapat menepi kepantai ampunanMu
Berikan air hidayahMu ,untuk membasuh muka yang hina ini
Karena...aku takut...sungguh ku takut pedihnya azabMu
ku rindu….sungguh kurindu indahnya surgaMu
Seiring belaian angina malam
Kini ku datang penuh kepasrahan
Ku ketuk pintu ampunan penuh harap
Membawa berjuta doa dan pengakuan.
By:abdur rohman
Ah………..aku tak biza lagi buat puisi
Bagiku kata-kataku sudah tak ada lagi
Bagai air yang terserap oleh tanah
Otakku sudah terlalu kacau
Tak ada yang menarik
Hanya kebisingan ,kegaduhan para srikandi** mantenan yang terdengar
Ah….aku yang disini,di dalam tembok persegi
Masih kusaksikan kitab**Q berjajar dingin tak tersentuh…
Aku yang hanya berteman sepi mencoba mencari inspirasi
Sementara malam semakin larut…
Hening yang seharusnya sunyi masih tak bisa kudapati
Oh…dimana inspirasi…?
Mengapa tak jua menghampiri
Jangan biarkan tintaku dingin dan beku…
Aku yang dikejar pelajaran
Aku yang dikejar hafalan
Aku yang dikejar tanggungjawab
Aku yang dikejar waktu…
Kemanakah aku bisa bersembunyi
Sekedar tuk berkonsentrasi…
Mengapa tak da yang bisa menjawab
Ah….biarlah ini semua kujalani
Meski berat tuk melangkah lebih pasti
By:rohana
Karena melihat mata yang bengis
Betapa banyak hati terhampar
Karena tajam ucapan terlontar
Betapa banyak kawan menjauh
Enggan menatap wajah nan angkuh
Sungguh tak terkira banyaknya dosa
Seakan aku berada disamudra dosa tak bertepi
Mukaku hitam pekat penuh Lumpur kemunafikan
Langkahku lelah dan wajah ku sayu
Karena aku selalu menjauh dari-Mu
Ulurkan tali kasihMu ya Rabbi….
Agar aku dapat menepi kepantai ampunanMu
Berikan air hidayahMu ,untuk membasuh muka yang hina ini
Karena...aku takut...sungguh ku takut pedihnya azabMu
ku rindu….sungguh kurindu indahnya surgaMu
Seiring belaian angina malam
Kini ku datang penuh kepasrahan
Ku ketuk pintu ampunan penuh harap
Membawa berjuta doa dan pengakuan.
By:abdur rohman
Ah………..aku tak biza lagi buat puisi
Bagiku kata-kataku sudah tak ada lagi
Bagai air yang terserap oleh tanah
Otakku sudah terlalu kacau
Tak ada yang menarik
Hanya kebisingan ,kegaduhan para srikandi** mantenan yang terdengar
Ah….aku yang disini,di dalam tembok persegi
Masih kusaksikan kitab**Q berjajar dingin tak tersentuh…
Aku yang hanya berteman sepi mencoba mencari inspirasi
Sementara malam semakin larut…
Hening yang seharusnya sunyi masih tak bisa kudapati
Oh…dimana inspirasi…?
Mengapa tak jua menghampiri
Jangan biarkan tintaku dingin dan beku…
Aku yang dikejar pelajaran
Aku yang dikejar hafalan
Aku yang dikejar tanggungjawab
Aku yang dikejar waktu…
Kemanakah aku bisa bersembunyi
Sekedar tuk berkonsentrasi…
Mengapa tak da yang bisa menjawab
Ah….biarlah ini semua kujalani
Meski berat tuk melangkah lebih pasti
By:rohana
Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris.
Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya
Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah" masa kekosongan di antara dua rasul di mana biasanya manusia secara beransur-ansur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis.
Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan.berhala-berhala yang dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas manusia itu diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera kebodohan mereka.Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa " kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan digantinya dengan nama " Yatuq " dan " Nasr ".
Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid menyembah Allah Tuhan sekalian alam melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh Syaitan dan Iblis.
Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pengantian malam menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri.Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia iaitu syurga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan.
Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya.
Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tanaganya berdakwah kepda kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecekapan dan kesabaran dan dalam setiap kesempatan, siang mahupun malam dengan cara berbisik-bisik atau cara terang dan terbuka terbyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dpt menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya, yang menurut sementara riwayat tidak melebihi bilangan seratus orang Mereka pun terdiri dari orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah. Sedangkan orang yang kaya-raya, berkedudukan tingi dan terpandang dalam masyarakat, yang merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas agamanya dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan mengagalkan usaha dakwah Nabi nuh.
Berkata mereka kepada Nabi Nuh:"Bukankah engkau hanya seorang daripada kami dan tidak berbeda drp kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah akan mengutuskan seorang rasul yang membawa perintah-Nya, nescaya Ia akan mengutuskan seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan manusia biasa seperti engkau hanya dpt diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka seperti sampah masyarakat.Pengikut-pengikutmu itu adalah orang-orang yang tidak mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu itu. Cuba agama yang engkau bawa dan ajaran -ajaran yang engkau sadurkan kepada kami itu betul-betul benar, nescaya kamilah dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang yang mengemis pengikut-pengikutmu itu. kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang luas dan yang dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudak kami menerima ajakanmu dan dakwahmu.Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas kami tentang soaL-soal kemasyarakatan dan pergaulan hidup.kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui drpmu tentang hal itu semua.nya.Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau adalh pendusta belaka."
Nuh berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya:"Adakah engkau mengira bahwa aku dpt memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahwa aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yang beriman jika kamu tetap menolak ajakan ku dan tetap membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahakan pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakan karena kedudukan dan harta-benda yang kamu miliki.Aku hanya seorang manusia yang mendpt amanat dan diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kamu. Jika kamu tetap berkeras kepala dan tidak mahu kembali ke jalan yang benar dan menerima agama Allah yang diutuskan-Nya kepada ku maka terserahlah kepada Allah untuk menentukan hukuman-Nya dan gajaran-Nya keatas diri kamu. Aku hanya pesuruh dan rasul-Nya yang diperintahkan untuk menyampaikan amanat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dialah yang berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau menurunkan azab dan seksaan-Nya di atas kamu sekalian jika Ia kehendaki.Dialah pula yang berkuasa menurunkan seksa danazab-nya di dunia atau menangguhkannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam semesta ini, Maha Kuasa ,Maha Mengetahui, maha pengasih dan Maha Penyayang.".
Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan berkata:"Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat kepada kamu dan kepada agama yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani, buruh dan hamaba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dari pengaulanmu karena kami tidak dpt bergaul dengan mereka duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. Dan bagaimana kami dpt menerima satu agama yang menyamaratakan para bangsawan dengan orang awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang miskin dan papa."
Nabi Nuh menolak pensyaratan kaumnya dan berkata:"Risalah dan agama yang aku bawa adalah untuk semua orang tiada pengecualian, yang pandai mahupun yang bodoh, yang kaya mahupun miskin, majikan ataupun buruh ,diantara peguasa dan rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan dan tempat yang sama trehadap agama dan hukum Allah. Andai kata aku memenuhi pensyaratan kamu dan meluluskan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang setia itu, maka siapakah yang dpt ku harapkan akan meneruskan dakwahku kepada orang ramai dan bagaimana aku sampai hati menjauhkan drpku orang-orang yang telah beriman dan menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku dalam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku. Dan bagaimanakah aku dpt mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka terhadap Allah bila mereka mengadu bahawa aku telah membalas kesetiaan dan ketaatan mereka dengan sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan tunduk kepada pensyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dpt diterima oleh akal dan fikiran yang sihat. Sesungguhnay kamu adalah orang-orang yang bodoh dan tidak berfikiran sihat.
Pada akhirnya, karena merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan dialog dengan beliau, maka berkatalah mereka:"Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat dan cukup berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan itu. Kami tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan bertegang lidah dengan kami. datangkanlah apa yang engkau benar-benar orang yang menepati janji dan kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam kenyataan. Karena kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu."
Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya
Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninmggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya, mangangkat darjat manusia yang tertindas dan lemah ke tingak yang sesuai dengan fitrah dan qudratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak yang melekat pd para pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama manusia. Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyedarkan an menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai seramai seratus orang, walaupun ia telah melakukan tugasnya dengan segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, karena ia mengharapkan akan dtg masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan dtg mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis. Hal mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah yang bermaksud:
"Sesungguhnya tidak akan seorang drp kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka jgnlah engkau bersedih hati karena apa yang mereka perbuatkan."
Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar menurunkan Azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala batu seraya berseru:"Ya Allah! Jgnlah Engkau biarkan seorang pun drp orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mareka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir spt.mereka."
Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam.
Nabi Nuh Membuat Kapal
Setelah menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal, segeralah Nabi Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bhn yang diperlukan untuk maksud tersebut, kemudian dengan mengambil tempat di luar dan agak jauh dari kota dan keramaiannya mereka dengan rajin dan tekun bekerja siang dan malam menyelesaikan pembinaan kapal yang diperintahkan itu.
Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar dpt bekerja dengan tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembinaan kapalnya namun ia tidak luput dari ejekan dan cemuhan kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja membina kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olk dengan mengatakan:"Wahai Nuh! Sejak bila engkau telah menjadi tukang kayu dan pembuat kapal?Bukankah engkau seorang nabi dan rasul menurut pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi seorang tukang kayu dan pembuat kapal.Dan kapal yang engkau buat itu di tempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu untuk ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yang ankan menarik kapalmu ke laut?"Dan lain-lain kata ejekan yang diterima oleh Nabi Nuh dengan sikap dingin dan tersenyum seraya menjawab:"Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jika kamu sekrg mengejek dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya kelak bg kami untuk mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak untuk apa kapal yang kami siapkan ini.Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah menimpa atas diri kamu."
Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan alat pengangkutan laut pertama di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah:"Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda drp-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan izin-Ku."
Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang deras dan dahsyat yang dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa menggenangi daratan yang rendah mahupun yang tinggi sampai mencapai puncak bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.
Dengan iringan"Bismillah majraha wa mursaha"belayarlah kapal Nabi Nuh dengan lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala lemah lembut dan kadang kala ganas dan ribut. Di kanan kiri kapal terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang menggunung berusaha menyelamat diri dari cengkaman maut yang sudah sedia menerkam mereka di dalam lipatan gelombang-gelombang itu.
Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh putera sulungnya yang bernama "Kan'aan" timbul tenggelam dipermainkan oleh gelombang yang tidak menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang sedang menerima hukuman Allah itu. Pada saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta dan kasih sayang seorang ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang.
Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat suaranya memanggil puteranya:Wahai anakku! Datanglah kemari dan gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau menjalani hukuman Allah." Kan'aan, putera Nabi Nuh, yang tersesat dan telah terkena racun rayuan syaitan dan hasutan kaumnya yang sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan ayahnya yang menyayanginya dengan kata-kata yang menentang:"Biarkanlah aku dan pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung di atas geladak kapalmu aku akan dapat menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung di atas bukit yang tidak akan dijangkau oleh air bah ini."
Nuh menjawab:"Percayalah bahawa tempat satu-satunya yang dapat menyelamatkan engkau ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini. Masa tidak akan ada yang dapat melepaskan diri dari hukuman Allah yang telah ditimpakan ini kecuali orang-orang yang memperolehi rahmat dan keampunan-Nya."
Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu.
Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya dalam keadaan kafir tidak beriman dan belum mengenal Allah. Beliau berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah:"Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalha janji benar dan Engkaulah Maha Hakim yang Maha Berkuasa."Kepadanya Allah berfirman:"Wahai Nuh! Sesungguhnya dia puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena ia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir drp kaummu.Coretlah namanya dari daftar keluargamu.Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku dpt engkau masukkan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya danterjamin keselamatan jiwanya.Adapun orang-orang yang mengingkari risalah mu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh."
Nabi Nuh sedar segera setelah menerima teguran dari Allah bahwa cinta kasih sayangnya kepada anaknya telah menjadikan ia lupa akan janji dan ancaman Allah terhadap orang-orang kafir termasuk puteranya sendiri. Ia sedar bahawa ia tersesat pd saat ia memanggil puteranya untuk menyelamatkannya dari bencana banjir yang didorong oleh perasaan naluri darah yang menghubungkannya dengan puteranya padahal sepatutnya cinta dan taat kepada Allah harus mendahului cinta kepada keluarga dan harta-benda. Ia sangat sesalkan kelalaian dan kealpaannya itu dan menghadap kepada Allah memohon ampun dan maghfirahnya dengan berseru:"Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan yang terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku menanyakan sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku menjadi orang yang rugi."
Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan hukum Allah, surutlah lautan air diserap bumi kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas bukit " Judie " dengan iringan perintah Allah kepada Nabi Nuh:"Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yang menyertaimu."
Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran
Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat dari 28 surah di antaranya surah Nuh dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah "Hud" ayat 27 sehingga 48 yang mengisahkan dialog Nabi Nuh dengan kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa di atas mereka.
Pengajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S.
Bahawasanya hubungan antara manusia yang terjalin karena ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan lebih berkesan drp hubungan yang terjalin karena ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya karena ia menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya.
Maka dalam pengertian inilah dapat difahami firman Allah dalam Al-Quran yang bermaksud:"Sesungguhnya para mukmin itu adalah bersaudara." Demikian pula hadis Rasulullah s.a.w.yang bermaksud:
"Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia menyintai saudaranya yang beriman sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri."Juga peribahasa yang berbunyi:"Adakalanya engkau memperolehi seorang saudara yang tidak dilahirkan oleh ibumu."
Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya
Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah" masa kekosongan di antara dua rasul di mana biasanya manusia secara beransur-ansur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis.
Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan.berhala-berhala yang dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas manusia itu diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera kebodohan mereka.Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa " kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan digantinya dengan nama " Yatuq " dan " Nasr ".
Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid menyembah Allah Tuhan sekalian alam melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh Syaitan dan Iblis.
Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pengantian malam menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri.Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia iaitu syurga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan.
Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya.
Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tanaganya berdakwah kepda kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecekapan dan kesabaran dan dalam setiap kesempatan, siang mahupun malam dengan cara berbisik-bisik atau cara terang dan terbuka terbyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dpt menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya, yang menurut sementara riwayat tidak melebihi bilangan seratus orang Mereka pun terdiri dari orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah. Sedangkan orang yang kaya-raya, berkedudukan tingi dan terpandang dalam masyarakat, yang merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas agamanya dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan mengagalkan usaha dakwah Nabi nuh.
Berkata mereka kepada Nabi Nuh:"Bukankah engkau hanya seorang daripada kami dan tidak berbeda drp kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah akan mengutuskan seorang rasul yang membawa perintah-Nya, nescaya Ia akan mengutuskan seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan manusia biasa seperti engkau hanya dpt diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka seperti sampah masyarakat.Pengikut-pengikutmu itu adalah orang-orang yang tidak mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu itu. Cuba agama yang engkau bawa dan ajaran -ajaran yang engkau sadurkan kepada kami itu betul-betul benar, nescaya kamilah dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang yang mengemis pengikut-pengikutmu itu. kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang luas dan yang dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudak kami menerima ajakanmu dan dakwahmu.Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas kami tentang soaL-soal kemasyarakatan dan pergaulan hidup.kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui drpmu tentang hal itu semua.nya.Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau adalh pendusta belaka."
Nuh berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya:"Adakah engkau mengira bahwa aku dpt memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahwa aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yang beriman jika kamu tetap menolak ajakan ku dan tetap membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahakan pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakan karena kedudukan dan harta-benda yang kamu miliki.Aku hanya seorang manusia yang mendpt amanat dan diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kamu. Jika kamu tetap berkeras kepala dan tidak mahu kembali ke jalan yang benar dan menerima agama Allah yang diutuskan-Nya kepada ku maka terserahlah kepada Allah untuk menentukan hukuman-Nya dan gajaran-Nya keatas diri kamu. Aku hanya pesuruh dan rasul-Nya yang diperintahkan untuk menyampaikan amanat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dialah yang berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau menurunkan azab dan seksaan-Nya di atas kamu sekalian jika Ia kehendaki.Dialah pula yang berkuasa menurunkan seksa danazab-nya di dunia atau menangguhkannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam semesta ini, Maha Kuasa ,Maha Mengetahui, maha pengasih dan Maha Penyayang.".
Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan berkata:"Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat kepada kamu dan kepada agama yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani, buruh dan hamaba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dari pengaulanmu karena kami tidak dpt bergaul dengan mereka duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. Dan bagaimana kami dpt menerima satu agama yang menyamaratakan para bangsawan dengan orang awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang miskin dan papa."
Nabi Nuh menolak pensyaratan kaumnya dan berkata:"Risalah dan agama yang aku bawa adalah untuk semua orang tiada pengecualian, yang pandai mahupun yang bodoh, yang kaya mahupun miskin, majikan ataupun buruh ,diantara peguasa dan rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan dan tempat yang sama trehadap agama dan hukum Allah. Andai kata aku memenuhi pensyaratan kamu dan meluluskan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang setia itu, maka siapakah yang dpt ku harapkan akan meneruskan dakwahku kepada orang ramai dan bagaimana aku sampai hati menjauhkan drpku orang-orang yang telah beriman dan menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku dalam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku. Dan bagaimanakah aku dpt mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka terhadap Allah bila mereka mengadu bahawa aku telah membalas kesetiaan dan ketaatan mereka dengan sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan tunduk kepada pensyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dpt diterima oleh akal dan fikiran yang sihat. Sesungguhnay kamu adalah orang-orang yang bodoh dan tidak berfikiran sihat.
Pada akhirnya, karena merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan dialog dengan beliau, maka berkatalah mereka:"Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat dan cukup berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan itu. Kami tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan bertegang lidah dengan kami. datangkanlah apa yang engkau benar-benar orang yang menepati janji dan kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam kenyataan. Karena kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu."
Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya
Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninmggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya, mangangkat darjat manusia yang tertindas dan lemah ke tingak yang sesuai dengan fitrah dan qudratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak yang melekat pd para pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama manusia. Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyedarkan an menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai seramai seratus orang, walaupun ia telah melakukan tugasnya dengan segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, karena ia mengharapkan akan dtg masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan dtg mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis. Hal mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah yang bermaksud:
"Sesungguhnya tidak akan seorang drp kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka jgnlah engkau bersedih hati karena apa yang mereka perbuatkan."
Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar menurunkan Azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala batu seraya berseru:"Ya Allah! Jgnlah Engkau biarkan seorang pun drp orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mareka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir spt.mereka."
Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam.
Nabi Nuh Membuat Kapal
Setelah menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal, segeralah Nabi Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bhn yang diperlukan untuk maksud tersebut, kemudian dengan mengambil tempat di luar dan agak jauh dari kota dan keramaiannya mereka dengan rajin dan tekun bekerja siang dan malam menyelesaikan pembinaan kapal yang diperintahkan itu.
Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar dpt bekerja dengan tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembinaan kapalnya namun ia tidak luput dari ejekan dan cemuhan kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja membina kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olk dengan mengatakan:"Wahai Nuh! Sejak bila engkau telah menjadi tukang kayu dan pembuat kapal?Bukankah engkau seorang nabi dan rasul menurut pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi seorang tukang kayu dan pembuat kapal.Dan kapal yang engkau buat itu di tempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu untuk ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yang ankan menarik kapalmu ke laut?"Dan lain-lain kata ejekan yang diterima oleh Nabi Nuh dengan sikap dingin dan tersenyum seraya menjawab:"Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jika kamu sekrg mengejek dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya kelak bg kami untuk mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak untuk apa kapal yang kami siapkan ini.Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah menimpa atas diri kamu."
Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan alat pengangkutan laut pertama di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah:"Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda drp-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan izin-Ku."
Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang deras dan dahsyat yang dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa menggenangi daratan yang rendah mahupun yang tinggi sampai mencapai puncak bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.
Dengan iringan"Bismillah majraha wa mursaha"belayarlah kapal Nabi Nuh dengan lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala lemah lembut dan kadang kala ganas dan ribut. Di kanan kiri kapal terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang menggunung berusaha menyelamat diri dari cengkaman maut yang sudah sedia menerkam mereka di dalam lipatan gelombang-gelombang itu.
Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh putera sulungnya yang bernama "Kan'aan" timbul tenggelam dipermainkan oleh gelombang yang tidak menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang sedang menerima hukuman Allah itu. Pada saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta dan kasih sayang seorang ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang.
Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat suaranya memanggil puteranya:Wahai anakku! Datanglah kemari dan gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau menjalani hukuman Allah." Kan'aan, putera Nabi Nuh, yang tersesat dan telah terkena racun rayuan syaitan dan hasutan kaumnya yang sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan ayahnya yang menyayanginya dengan kata-kata yang menentang:"Biarkanlah aku dan pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung di atas geladak kapalmu aku akan dapat menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung di atas bukit yang tidak akan dijangkau oleh air bah ini."
Nuh menjawab:"Percayalah bahawa tempat satu-satunya yang dapat menyelamatkan engkau ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini. Masa tidak akan ada yang dapat melepaskan diri dari hukuman Allah yang telah ditimpakan ini kecuali orang-orang yang memperolehi rahmat dan keampunan-Nya."
Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu.
Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya dalam keadaan kafir tidak beriman dan belum mengenal Allah. Beliau berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah:"Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalha janji benar dan Engkaulah Maha Hakim yang Maha Berkuasa."Kepadanya Allah berfirman:"Wahai Nuh! Sesungguhnya dia puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena ia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir drp kaummu.Coretlah namanya dari daftar keluargamu.Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku dpt engkau masukkan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya danterjamin keselamatan jiwanya.Adapun orang-orang yang mengingkari risalah mu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh."
Nabi Nuh sedar segera setelah menerima teguran dari Allah bahwa cinta kasih sayangnya kepada anaknya telah menjadikan ia lupa akan janji dan ancaman Allah terhadap orang-orang kafir termasuk puteranya sendiri. Ia sedar bahawa ia tersesat pd saat ia memanggil puteranya untuk menyelamatkannya dari bencana banjir yang didorong oleh perasaan naluri darah yang menghubungkannya dengan puteranya padahal sepatutnya cinta dan taat kepada Allah harus mendahului cinta kepada keluarga dan harta-benda. Ia sangat sesalkan kelalaian dan kealpaannya itu dan menghadap kepada Allah memohon ampun dan maghfirahnya dengan berseru:"Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan yang terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku menanyakan sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku menjadi orang yang rugi."
Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan hukum Allah, surutlah lautan air diserap bumi kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas bukit " Judie " dengan iringan perintah Allah kepada Nabi Nuh:"Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yang menyertaimu."
Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran
Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat dari 28 surah di antaranya surah Nuh dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah "Hud" ayat 27 sehingga 48 yang mengisahkan dialog Nabi Nuh dengan kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa di atas mereka.
Pengajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S.
Bahawasanya hubungan antara manusia yang terjalin karena ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan lebih berkesan drp hubungan yang terjalin karena ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya karena ia menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya.
Maka dalam pengertian inilah dapat difahami firman Allah dalam Al-Quran yang bermaksud:"Sesungguhnya para mukmin itu adalah bersaudara." Demikian pula hadis Rasulullah s.a.w.yang bermaksud:
"Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia menyintai saudaranya yang beriman sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri."Juga peribahasa yang berbunyi:"Adakalanya engkau memperolehi seorang saudara yang tidak dilahirkan oleh ibumu."
Langganan:
Postingan (Atom)