Sabtu, 03 Juli 2010

HABIB FAQIH MUHAMMAD BASYAIBAN

Kehadiran Habib Faqih Muhammad Basyaiban di Jakarata memang belum lama.Yaitu pada pertengahan tahun 2004,setelah ia memperdalam ilmu hadist kepada Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki di Makkah selama sebulan,sambil melaksanakan ibadah haji.Sebelum itu selama empat tahun ia menghabidkan waktunya di Tarim,Hadramaut(1998-2001),mempelajari ilmu hadist kepada Habib hasan Asyathiri dan ilmu tafsir kepada Habib Umar bin Hafidz.Sebelumnya lagi,ia belajar ilmu agama di pesantren An-Najiyyah di kampong Sidoresmo dalam,Surabaya.Sebuah pesantren tua yang telah berumur ratusan tahun,dan dianggap pesantren tertua ke dua di Surabaya dan Jawa timur,setelah pesantren Sunan Ampel.Pesantren itu diasuh antara lain oleh orang tuanya sendiri,Habib Muhammad bin Abdulloh Basyaiban.Namun,pagi harinya ia belajar di SMA.Dari Abahnya ia banyak menyerap ilmu fiqih,tafsir,Al-Qur’an,Hadist,dan kitab Ihya’ulumuddin.
Dengan bekal ilmu agama itulah,kini Habib Faqih berdakwqah di Jakarta,memberikan ta’lim dan nasehat agar semua muslim tidak lupa dengan tujuan hidupnya yaitu orang hidup ini tidak akan lama menghuni dunia,sewaktu-waktu akan mati.Itu sudah merupakan ketentuan yang mutlak dari Allah SWT.
Oleh karena itu dalam setiap dakwahnya ia selalu mengajak jamaah untuk mengingat kematian.’’Kalau tidak mulai sekarang,kapan lagi kita menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk mencari bekal di akhirat,’’katanya.’’Caranya dengan memperbanyak ibadah,dzikir ,istighfar,solawat sedekah dan beribadah yang lain.’’
Menurut AHabib berumur 38 tahun yang bertubuh subur ini,sakarotul maut itusakitnya tak terperihkan.Nabi Ibrahim saja sangat kesakitan,begitu pula Nabi Muhammad.Maka ketika Nabi Muhammad mulai merasakan sakitnnya sakaratulmaut,beliau berdo’a dan memohon kepada Allah agar sakit yang tak terperihkan itu tidak dirasakan umatnya.Cukup dirasakan oleh beliau ,namun Allah SWT menolak,tapi dengan pengecualian uamat yang bertakwa tidak akan mengalami sakit pada sakaratul maut.
“Artinya,Nabi saja kesakaitan apalagi kita yanga manusia biaza,dan beragamanyapun asal-asalan ,pasti akan sangat tersiksa dengan sakaratul maut,dan datangnya tidak diketahui kapan dan dimana,”tuturnya.”Itu sebabnya,saya memilih topikm mengingat mati agar kita beragama dengan serius dan mengerjakan perintah agama sebaik-baiknya.”
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari,Habib yang pernah bekerja di perusahaan konsultan minyak ini menjalankan misi kehidupan”perbanyaklah ibadah untuk menghadap sang khalik”.Bicara soal klan Basyaiban,Habib Faqih menjelaskan ,penyandang nama itu banyak terdapat di Pekalongan Magelang,Lasem dan Surabaya.”Di Jakarta,nama itu memang dijumpai orang,”kata suami Syarifah Aminah binti Alwi Alaydrus.Habib Faqih Muhammad Basyaiban lahir di ASurabaya pada 16 maret 1969.Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara pasangan Habib Muhammad bin Abdullah Basyaiban dan HJ.Rafiah, yang bermukim di Surabaya.

By:ROHAIDA Chocolatos